Page 55 - MAJALAH 122
P. 55
mengingatkan agar ia tidak terjebak Tapi, ia tetaplah seorang ayah dan samaan dengan keluarga.
dalam konflik interes, karena nanti suami untuk anak-anak dan istri-
akan mementingkan diri sendiri. nya. Di rumah nya ada Rahma Dewi Satu hal yang menarik, Hafisz suka
Yani, istri tercinta yang dinikahinya me ngoleksi ayam di rumahnya. Ada
“Idealnya saya masuk Komisi V atau tahun 1998. Rahma adalah wanita ayam pelung, ayam kate, ayam ke-
Komisi VII. Tapi, Pak Hatta bilang berdarah Sunda-Bengkulu yang tawa, dan ayam hutan. Suara semua
ja ngan membuat kepentingan saya dikenal Hafisz saat masih tinggal jenis ayam itu sangat disukai Ha-
beradu dengan jabatan. Akhirnya, di Bandung. Ia alumni STIE Yaya- fisz. Setiap pagi di rumahnya pasti
saya ambil titik tengah dengan me- san Pendidikan Keuangan dan Per- akan terdengar kokok ayam jantan.
milih Komisi VI,” papar Anggota In bankan (YPKP), Bandung. “Kadang kalau ada waktu saya ber-
ternational Petroleum Organization sihkan kakinya. Kalau sakit saya
ini. Bicara BUMN yang menjadi mitra Ayahanda Rahma adalah M. Ra- bawa ke dokter hewan,” imbuhnya
kerjanya, Hafisz menilai, selama ini khmat, mantan Komandan Pusat
BUMN belum mampu menunjukkan Polisi Militer TNI dengan pangkat Sementara bicara lagu-lagu favorit,
keberhasilannya dalam membantu terakhir Mayjend CPM. Ia pernah Ha fisz menyukai warna lagu pop
perekonomian nasional. Padahal, menjabat sebagai staf ahli ekonomi rock dari Evergreen, Gun N’ Roses,
fasilitasnya sangat memadai. Menhankam/Pangab saat dijabat Queen, The Police, dan Jon Bon Jovi.
oleh Edi Sudrajat. Dari pernikahan- Lagu-lagu pop era 1950-an sam-
“Terus terang soal BUMN, kami nya dengan Rahma, Hafisz dikaru- pai dengan 1980-an, Hafisz juga
sedih. Begitu banyak fasilitas tapi niai tiga buah hati, masing-masing sangat menyukainya. Bahkan, di
tidak bisa membangkitkan pereko- Rasyha Farah Tohir, Achmad Ris- waktu senggang, mantan Anggota
nomian bangsa ini. Kami merasa jad Tohir, dan Achmad Razzaq To- MPP DPD PAN Palembang itu, suka
tertantang untuk membuka opsi hir. Kepada ketiga putra putrinya, mende ngarkan lagu-lagu klasik
BUMN menjadi agen pembangunan Hafisz memberi kebebasan berar- koleksinya se perti Beethoven, Mo
di Republik ini. Komisi VI berharap, gumentasi bahkan pilihan hidup, zart, Brahms, Bach, Mendel, Tjai
BUMN kita sanggup menjadi be- sepanjang nilai-nilai agama di- kovski, Strauss, dan Vivaldi.
sar seperti Petronas di Malayasia.” pegang teguh.
Begitulah pandangan seorang Ha- Tak ketinggalan tembang dari para
fisz yang kini sudah menjadi Ketua Ketika ada waktu luang, tentu ia penyanyi lokal digemari pula. Sebut
Komisi VI DPR. Ia lalui perjalanan tak lupa mengajak keluarga tercinta saja Ahmad Dhani, Raja, dan ST12.
hidupnya de ngan sabar dan tekun berekreasi. Pantai dan pegunungan Bagaimana dengan dangdut? Wah,
hingga akhirnya berada di puncak merupakan destinasi wisata favorit Hafisz kurang menyukainya. Tapi
karir politik. keluarga. Untuk lebih menceriakan bila yang didendang kan adalah pop
suasana rekreasi, Hafisz biasanya melayu, Hafisz masih menyukainya.
Kolektor Ayam mengajak keluarga bakar ikan dan Musik pop melayu sering ia dengar
menyantapnya bersama. In- di masa kecil, karena ayahnya suka
Kesibukannya sebagai Anggota dahnya keber- mendengarkan lagu tersebut.
DPR memang telah banyak me-
nyita waktu kebersamaannya Hafisz lalu menyebutkan para
dengan keluarga. pelantun pop melayu seperti
A. Rafiq, Panbers, D’Lloyd,
hingga The Mercy’s. Lagu “Apa
Salah dan Dosaku” dari D’Lloyd
bahkan diakui Hafisz sudah jadi
lagu hiburan wajib. Ia sering
mendendangkannnya sendiri.
Lagu ini menyimpan banyak ke-
nangan dan nostalgia masa lalu.
(mh) Foto: Iwan Armanias, Andri/
Parle/HR
PARLEMENTARIA EDISI 122 TH. XLV, 2015 55