Page 57 - MAJALAH 122
P. 57

Tim kunker Komisi IX sempat me ngunjungi tiga rumah   yanan kesehatan gratis.
            sakit di Sulsel, yaitu RS.DR.Wahidin Sudirohusodo dan
            RS. Labuan Baji di Makassar. Satu lagi RS.Inco Soroako   Tinjau BLKI
            milik PT.Vale Indonesia di Soroako, Kabupaten Luwu
            Timur. RS.Wahidin merupakan rumah sakit rujukan  Di Makassar tim kunker tak ketinggalan melihat dari
            nasional untuk kawasan Indonesia Timur. Namun, ling-  dekat kegiatan di Balai Latihan Kerja Industri (BLKI).
            kungan dan peralatan medis di rumah sakit ini belum  Balai latihan ini merupakan tempat melatih para peser-
            memadai.                                           tanya menjadi insan yang mandiri dan mampu men-
                                                               ciptakan lapangan kerja baru. BLKI di Makassar ini
            Sementara RS. Labuan Baji kondisi nya lebih mempri-  menjadi pusat latihan kerja untuk kawasan Indonesia
            hatinkan lagi. Gedungnya yang merupakan pening-    Timur. Keberadaan BLKI sangat strategis di tengah
            galan Belanda dan dibangun pada 1938 itu, sudah tak   pemberlakuan moratorium pengiriman TKI.
            memenuhi standar lagi. Fisik gedungnya banyak yang
            rusak, peralatan medis tidak lengkap, dan pasien be-  Imam Suroso (dapil Jateng III) anggota tim Kunker
            jubel. Kedua rumah sakit ini lalu mengajukan proposal   Komisi IX DPR menilai, sarana dan prasarana BLKI
            pembangunan rumah sakit kepada tim kunker Komisi  ini sangat rapi dan memadai sebagai tempat latihan
            IX.                                                kerja. Ini bisa menjadi tumpuan masyarakat di wilayah
                                                               timur untuk mengasah keterampilan kerja sehingga
            Anggota tim kunker Irma Suryani (dapil Sumsel II)  bisa hi dup mandiri. Imam berharap, DPR perlu meng-
            dalam kesempatan terpisah berkomentar, Pemprov     alokasikan anggaran yang cukup untuk mendukung
            Sulsel perlu melakukan sosialisasi promotif dan pre-  keberadaan BLKI.
            ventif kepada masyarakatnya untuk menjaga keseha-
            tan. Anggaran kesehatan harus dihemat agar tidak
            habis hanya untuk pengobatan saja. Kondisi wilayah
            di Sulsel saling berjauhan, sehingga para pasien yang
            dirujuk ke RS di Makassar butuh waktu lama hingga
            berhari-hari untuk mendapatkan layanan kesehatan.

            “Untuk bisa melayani masyarakat Indonesia Timur
            tentu tidak cukup hanya dengan memperbaiki rumah
            sakit. Sebaran rumah sakit pratama dan kesiapan infra-
            struktur, alat kesehatan, dan SDM perlu ditingkatkan,”
            papar politisi Partai Nasdem itu. Sementara anggota
            tim kunker lainnya, Hamid Noor Yasin (dapil Jateng
            IV) mengatakan, Kemenkes dan Komisi IX DPR perlu
            memberi perhatian pada dua rumah sakit di Makassar
            tersebut.                                          Dengan adanya BLKI ini, kata Imam, masyarakat tak
                                                               perlu memburu kerja menjadi TKI atau PNS. Cukup
            “Ini harus jadi konsen bersama, baik Dinas Kesehatan,   menimba ilmu dan mengembangkan kemampuan diri
            Kementerian Kesehatan, dan Komisi IX. Saya mendo-  di BLKI dengan bimbingan para instruktur profesional.
            rong agar Kemenkes memprioritaskan dua rumah sakit   “Untuk mencari kerja tidak harus menjadi TKI atau
            tersebut untuk mendapat alokasi anggaran yang me-  PNS. Ada BLKI yang mengarahkan para pencari kerja
            madai, sehingga layanan kesehatan di Sulsel bisa lebih   untuk hidup mandiri dengan mengasah keterampilan
            bagus lagi,” kata Hamid yang juga anggota F-PKS itu.   khusus. Para wanita juga tidak perlu menjadi pembantu
                                                               rumah tangga di negeri orang. Ada BLKI yang memberi
            Di Kabupaten Luwu Timur, tim sempat melihat RS.Inco   pelatihan kerja,” imbuh politisi PDI Perjuangan ini.
            di Soroako, milik PT.Vale Indonesia sebuah perusahaan
            pertambangan yang beroperasi di Luwu Timur. Rumah   Tim Kunker Komisi IX DPR yang dipimpin Syamsul
            sakit ini walau belum bermitra dengan BPJS Kesehatan   Bachri ini diikuti 11 anggota. Mereka adalah Da niel
            tapi menjadi tumpuan masyarakat sekitar. Kondisinya   Lumbang Tobing, Imam Suroso, Andi Fauziah Pijiwatie
            cukup baik dengan 65 tempat tidur. Masyarakat setem-  Hatta, Ayub Khan, Aliyah Mustika Ilham, Siti Masrifah,
            pat tidak dibebani biaya saat berobat. Syamsul Bachri   Hamid Noor Yasin, Muhammad Iqbal, Irma Suryani,
            saat meninjau rumah sakit ini berharap, kehadiran   Amelia Anggraini, dan Djoni Rolindrawan. (mh)
            RS.Inco bisa dinikmati warga untuk mendapatkan la-



                                                                             PARLEMENTARIA  EDISI 122 TH. XLV, 2015  57
   52   53   54   55   56   57   58   59   60   61   62