Page 19 - MAJALAH 83
P. 19
LAPORAN UTAMA
Kapal Kelompok C Yang Sudah Tersedia di Indonesia
JENIS KAPAL JUMLAH OPERATOR
Cable/Pipe Laying Ship 1 PT Hafar Samudera
Seismic 2D 3 BPPT, LIPI, PPGL ESDM
Seismic 3D* 1 PT Elnusa
Jack Up Rig 6 PT Apexindo Pratama Duta
Keterangan : *Rencana Pengadaan 2011
Sumber : Diolah dari berbagai sumber
Menghambat Target Lifting
gal sekitar 11 juta ton atau 4,9% mua- Minyak pokkan ke dalam kelompok “C”. Kapal
tan domestik dari total 241,7 juta ton, offshore yang disebut kelompok “C”
terutama jenis migas offshore yang Ide untuk merevisi UU No. 17 adalah jenis Jack Up Rig, Seismic 3D,
masih diangkut kapal berbendera as- Tahun 2008 tentang Pelayaran mun- Drillship, Modu, Construction Ship
ing. cul dari Pemerintah, karena cabotage dan Cable/Pipe Laying Ship.
Dengan demikian, selama lima dianggap terlalu kaku dilaksanakan Hingga saat ini, pemerintah
tahun terakhir, setidaknya ada 80 juta di Indonesia sehingga berpotensi mengklaim kapal jenis ini belum
ton muatan domestik yang berhasil menghambat pencapaian target lift- sanggup disediakan oleh pengusaha
diselamatkan oleh pelayaran nasional ing minyak karena kebijakan ini akan nasional, meskipun saat ini sebagian
dan diangkut dengan kapal nasional. memangkas produksi minyak hingga pengusaha nasional sudah menye-
diakan kapal jenis ini bahkan telah
berbendera Merah Putih.
Johnson mengatakan, jika Ke-
pala BP. Migas mengatakan cabotage
dapat mengancam lifting minyak ga-
gal dicapai pada 2011 hal itu tidak
sepenuhnya benar. Karena berdasar-
kan hasil survey akademis Dosen
Maritim Institut Teknologi 10 No-
vember Saut Gurning, yang dilakukan
selama November hingga Desember
2010 yang melibatkan operator mi-
gas asing sebagai nara sumber, hasil-
nya cukup mengejutkan. Dari survey
tersebut, faktor pajak, pembiayaan
dan delay proyek menjadi penyebab
utama target lifting minyak nasional
gagal tercapai.
Survey itu menempatkan pelak-
sanaan azas cabotage di urutan ke-
Rapat Dengar Pendapat Komisi V DPR dengan INSA dan INCAFO lima dari delapan indikator penyebab
lifting tidak tercapai. Masalah pen-
Dengan rata-rata per ton tarif ang- 200.000 barel per hari. “Padahal se- danaan dalam negeri yang terbatas
kutan muatan tersebut sebesar US$ cara empiris hal ini belum terbukti,” dan delay proyek menempati uru-
25, maka setidaknya devisa negara kata Johnson. tan teratas dengan dukungan 92%
dari nilai ongkos angkut yang berhasil Sebetulnya, kata Johnson, pene- responden. Adapun faktor regulasi
diselamatkan dari program cabotage rapan azas cabotage tinggal men- migas yang tidak jelas dipilih 62% re-
mencapai US$2 miliar. yisakan sektor offshore yang dikelom- sponden dan faktor cuaca yang tidak
1
0 | PARLEMENTARIA | Edisi 83 TH. XLII, 2011 | 1
ARIA |
TH. XLII, 201 |
|
0 | PARLEMENTARIA | Edisi 83 TH. XLII, 2011 || PARLEMENTARIA | Edisi 83 TH. XLII, 2011 |
P
1
ARLEMENT
Edisi 83