Page 22 - MAJALAH 83
P. 22

angkutan udara juga meningkat pesat   di  Indonesia.  Pertama,  perubahan   pun dari lokasi geografisnya. Disam-
            hingga  mencapai  686  sektor  terdiri   harga  atau  tepatnya  kenaikan  harga   ping itu dalam 5 (lima) tahun terakhir
            dari 319 sektor yang dilayani dengan   komoditas  ternyata  sangat  ditentu-  telah dibangun 100 terminal sebagai
            pesawat bermesin jet, dan 367 sektor   kan oleh penanganan terhadap jenis   bagian dari pelabuhan yang telah ada,
            yang dilayani dengan mesin propeler.   komoditas  yang  diangkut.  Semakin   yang  berarti  kebutuhan  untuk  pe-
            Angkutan  udara  telah  mengangkut   modern jenis komoditas yang diang-  ningkatan kapasitas adalah sedemiki-
            43,8  juta  penumpang  di  tahun  2009   kut, semakin komoditas tersebut me-  an besar, terutama untuk menampung
            dengan  load  factor  82%  yang  me-  miliki ketahanan terhadap perubahan   angkutan kontainer.
            ningkat  pesat  dibandingkan  lima  ta-  biaya  angkut.  Oleh  karena  itu  untuk   Jelaslah  bahwa  masalah  angku-
            hun lalu (2004) dengan sejumlah 23,7   mempertahankan  daya  saingnya,  je-  tan  laut  nasional  memerlukan  tang-
            juta penumpang. Di sektor angkutan   nis  komoditas  akan  bergerak  secara   gapan pemerintah dalam pengaturan
            darat,  terdapat  pertumbuhan  jum-  natural dari sistem bulk menjadi con-  dan  pengelolaannya.  Terbitnya  UU
            lah  penumpang  yang  dilayani  oleh   tainer  dan  ICT-based  (lihat  Gambar   17/2008 tentang Pelayaran membuka
            perusahaan  angkutan,  meskipun  ke-  1). Kedua, dari jumlah 1.887 pelabu-  era baru dalam merespon tantangan
            selamatan  lalulintas  masih  menjadi   han  yang  tercatat  di  Kementerian   modernisasi  sistem  pelayaran  nasio-
            catatan  bagi  pemerintah  dan  pen-  Perhubungan  (2011)  terdapat  712   nal  serta  memberikan  kesempatan
            gusaha.                           Terminal  Untuk  Kepentingan  Sendiri   bagi  usaha  angkutan  pelayaran  do-
                Sektor  transportasi  laut,  meru-  (TUKS) dan 450 Terminal Khusus. Ke-  mestik untuk mengembangkan kapa-
            pakan  komponen  strategis  pem-  adaan ini menunjukkan bahwa jumlah   sitas  dan  keberlanjutan  usahanya.
            bentuk  sistem  transportasi  nasional   terminal  dan  pelabuhan  yang  tidak   Setelah 3 (tiga) tahun dilaksanakannya
            baik bagi angkutan penumpang dan   melayani kepentingan umum dan ti-  UU 17/2008 tentang Pelayaran terse-
            barang.  Disamping  itu,  daya  saing   dak  dikelola  pemerintah  merupakan   but, saatnya pemerintah dan DPR me-
            komoditas  Indonesia  baik  barang   jumlah terbesar dari pelabuhan yang   ninjau kembali implementasi dari UU
            maupun jasa terbentuk karena harga   ada di Indonesia. Artinya cukup ban-  tersebut.  Ada  sekurangnya  dua  isu
            logistik nasional yang sebagian diten-  yak perusahaan dan kawasan industri   mutakhir  penting  yang  perlu  diper-
            tukan oleh biaya transportasinya. Ada   yang memiliki pandangan bahwa 111   hatikan  dalam  penuntasan  reformasi
            beberapa  fenomena  penting  yang   pelabuhan komersial yang ada belum   pelayaran nasional (1) mendorong se-
            dapat  diperhatikan  dari  pertumbu-  mampu melayani kebutuhan mereka,   mangat kompetisi baik di infrastuktur
            han angkutan barang dan pelabuhan   baik dari sisi efisiensi pelayanan mau-  pelayaran,  (2)  mendorong  peningka-
                                                                                 tan kapasitas pelayaran domestik dan
                                                                                 daya  saing  industri  pelayaran  dalam
                                                                                 negeri.

                                                                                 Kompetisi di pelabuhan
                                                                                 komersial
                                                                                     Kompetisi  di  pelabuhan  komer-
                                                                                 sial  mengemuka  dengan  munculnya
                                                                                 proyek  besar  peningkatan  kapasitas
                                                                                 pelabuhan  Tanjung  Priok.  Tuntutan
                                                                                 kecepatan  respon  pemerintah  dalam
                                                                                 memenuhi  kapasitas  pelabuhan  in-
                                                                                 ternasional dan tekanan untuk mem-
                                                                                 buka pasar investasi pelabuhan yang
                                                                                 menjadi  spirit  UU  17/2008  menjadi
                                                                                 tantangan  besar  pertama  dari  un-
                                                                                 dang-undang.  Pelabuhan  di  Indone-
                                                                                 sia saat ini menempati urutan keem-
                                                                                 pat  terbesar  di  Negara-negara  Asia
                                                                                 dengan  7  juta  TEUs  dibawah  India
                                                                                 dengan 7,9 juta TEUs. Pelabuhan Tan-
                                                                                 jung  Priok  yang  merupakan  pelabu-
                                                                                 han terbesar di Indonesia, hingga ta-
                                                                                 hun 2009 belum mampu menembus
                                                                                 tingkat  pelayanan  4  juta  TEUs  untuk



                                                                              | PARLEMENTARIA  |  Edisi 83 TH. XLII, 2011 |
   17   18   19   20   21   22   23   24   25   26   27