Page 23 - MAJALAH 83
P. 23

SUMBANG  SARAN





            mendorong  pertumbuhan  ekonomi   hingga  memastikan  adanya  pelabu-  jadi  masalah  besar  karena  demikian
            nasional 7 – 8% per tahun. Pada saat   han  yang  secara  finansial  sehat  se-  banyaknya  pelaku  yang  selama  ini
            yang  sama,  pemerintah  membentuk   cara  berkelanjutan  (Robinson,  2002;   menjadi  kontraktor  jasa  kepelabu-
            Badan Otoritas Pelabuhan (BOP) yang   Notteboom,  2001;  De  Langen,  2004;   hanan dari BUMN Pelindo. Persoalan
            merupakan regulator pelabuhan dan   Der Lugt  dan  De  Langen, 2007;  Cul-  daerah  kerja  pelabuhan  yang  men-
            member konsesi usaha Badan Usaha   linane, 2007), maka  reformasi kearah   jadi  ujung  pangkal  debat  publik  an-
            Pelabuhan  (BUP).  Tarik-menarik  ke-  kompetisi seperti amanat UU 18/2008   tara  Kementerian  Perhubungan  dan
            pentingan dan tujuan yang ingin di-  harus  benar-benar  terkawal  (guided)   Pelindo/Kementerian  BUMN  terjadi
            capai dari reformasi penyelenggaraan   dan  terkendali  (controlled).  Kepen-  karena  kurangnya  pemahaman  me-
            pelabuhan telah menjadi penghambat   tingan  sektor  publik  yang  bertemu   ngenai kembalinya peran pemerintah
            besar dalam memenuhi pertumbuhan   dengan  kepentingan  sektor  swasta   dalam  pengelolaan  dan  penguasaan
            tinggi angkutan kontainer baik untuk   untuk tata kelola korporasi yang baik   asset  pelabuhan,  serta  tidak  jelas-
            kepentingan perjalanan di dalam ne-  sering menjadi dilema, terutama pada   nya  milestones  yang  akan  ditempuh
            geri maupun internasional.        saat  pemerintah  belum  memiliki  pe-  pasca UU 17/2008 bagi badan usaha
                Proses reformasi pelabuhan yang   ngalaman dalam pengelolaan pelabu-  pelabuhan.
            menurut Verhoeven (2006) terdiri dari   han yang selama ini menjadi domain
            beberapa kategori seperti privatisasi,   BUMN Pelindo. Pilihan antara peruba-  “Cabotage” dan kesiapan
            korporatisasi  dan  komersialisasi  saat   han  bertahap  (gradual  change)  dan   industri pelayaran dalam negeri
            ini  belum  menemukan  bentuknya   perubahan  radikal  (radical  change)   Diskursus  kebijakan  publik  yang
            yang  akhir  dan  sesuai  dengan  kon-  seharusnya  telah  menjadi  opsi  yang   mengemuka  sejak  awal  tahun  2011
            disi  Indonesia  yang  harus  menata   dikaji  dampak  serta  penerimaannya   adalah  penuntasan  penerapan  asas
            arsitektur  kelembagaan  pelayaran   (acceptability)  oleh  pemangku  ke-  Cabotage untuk pelayaran domestik.
            nasional  serta  menetapkan  rencana   pentingan  begitu  UU  17/2008  diun-  Asas ini diterapkan di banyak Negara
            induk  pelayaran  nasional.  Dengan   dangkan.                       dengan  maksud  melindungi  kepent-
            tujuan  pelabuhan  yang  multi  fungsi   Kelambatan  pemerintah  me-  ingan  industri  pelayaran  nasional-
            dari pendukung pengembangan eko-  nyiapkan  tatakala  yang  baik  dalam   nya.  Kebijakan  dimaksud  tertuang
            nomi  nasional  yang  bersifat  makro   proses reformasi pelabuhan ini men-  dalam  Inpres  No.  5/2005  yang  ke-











































               | PARLEMENTARIA |  Edisi 83 TH. XLII, 2011 |
   18   19   20   21   22   23   24   25   26   27   28