Page 55 - MAJALAH 83
P. 55
KUNJUNGAN KERJA
produksi beras Banten yang kualitas-
nya dinilai bagus sehingga banyak di-
minati oleh tengkulak-tengkulak yang
menawarkan harga lebih tinggi dari
harga HPP yang sebesar Rp 3.300. Pa-
dahal Bulog, terutama Divre Banten-
DKI telah mengalokasikan dana se-
tara 50 ribu ton untuk pembelian hasil
produksi beras petani lokal.
“Beras Banten bagus sekali dan
banyak jadi rebutan pembeli dari luar
Banten, misalnya Jakarta, Bekasi yang
mau membeli lebih tinggi. Nah se-
hingga kalau sudah di tangan swasta
misalnya ada perbedaan harga sebe-
sar Rp 25 saja dari HPP yang ditetap-
kan pemerintah ya Bulog tidak bisa,”
ujarnya.
Sementara ketika dikonfirmasi
Jajaran Pemerintah setempat terkait adanya pernyataan dari ang-
hingga akan dikembalikan pada fungsi beras dari Banten untuk Banten guna gota dewan mengenai kemasan beras
awalnya. Apabila kegiatan masyarakat menunjang dan mengamankan stok untuk raskin sebesar 50 Kg/kema-
itu dinilai baru, Pemkab Lebak di- beras nasional. san dan berbeda dengan ketentuan
harapkan dapat mempertimbangkan Menurut Marwan, pelaksanaan pemerintah yang menetapkan sebesar
untuk menyusun tata ruang baru bagi pembelian hasil produksi beras dari 15 Kg/kemasan, Marwan menjelaskan
penunjang kegiatan masyarakat. petani lokal saat ini memang meru- bahwa ukuran berat internasional me-
“Saat ini kegiatan masyarakat pakan kelanjutan dari program se- mang memakai patokan tersebut.
Lebak sudah bagus dan perkemba- jenis yang dilaksanakan pada tahun Selanjutnya, Marwan menegas-
ngannya pesat terutama pertanian, 2009. Sedangkan pada tahun 2011 kan bahwa apabila pemerintah ber-
misalnya padi sudah didistribusikan ini dinilai merupakan salah satu pro- sikeras untuk mengubah ukuran
ke daerah lain, dan saat ini sudah ada gram untuk mengamankan stok beras kemasan beras yang saat ini masih
kegiatan ekonomi lain misalnya se- yang dimaksudkan sebagai pemenu- menggunakan produk impor ini ten-
ngon, jabon dan sebagainya dan itu han kebutuhan beras bagi masyarakat tunya harus bersedia menanggung
harus diperhatikan dengan serius,” miskin. bentuk konsekuensi yakni adanya bi-
terangnya. “Kami setuju membuat atau me- aya tambahan.
“Jadi untuk itu harus ada upaya nyerap beras dari Banten untuk Ban- “International packaging untuk
penunjang kegiatan ekonomi ma- ten karena hal itu sudah kami lakukan beras impor itu 50 kg /pack, andai-
syarakat saat ini yang sebagian be- pada tahun 209 dan berhasil,” kaya kata pemerintah mau merubah men-
sar petani, peternak dan sebagainya, Marwan kepada wartawan di Banten jadi 15 kg/pack itu akan terkena biaya
meningkatkan SDM, reforma agraria usai menerima kunjungan kerja rom- repackaging lagi plus nilai susut. Itu
dengan penyediaan lahan pada ma- bongan Komisi IV DPR, Banten, Senin- karena ada proses pemindahan dari
syarakat, meningkatkan infrastruktur malam (25/4). ukuran 50 Kg ke 15 Kg,” terangnya.
pertanian dan lainnya,” imbuhnya. Selanjutnya Marwan mengun “Andaikata mau menekan harga,
kapkan Bulog dalam program be- maka konsekuensinya pemerintah ha-
ras dari Banten untuk Banten meng- rus bersedia membuka semua port
Bulog Divre DKI-Banten harapkan adanya bentuk kerjasama (pelabuhan) di Indonesia, karena se-
Gelar Program “Beras dari petani untuk menginformaskan lama ini port yang memperbolehkan
dari Banten untuk Banten” apabila mempunyai beras yang kuali- barang masuk itu hanya Medan, Ja-
tas dan harganya sesuai dengan stan- karta, NTT, Sultra, Sulut dan Surabaya
Banten - Kepala Perum Bulog Di- dar Bulog untuk dilakukan pembelian. dan itu saja melalui negosiasi yang
vre DKI-Banten Marwan Lintang me- Sebab saat ini, jelas Marwan, Bulog panjang. Tetapi intinya kami ingin
nyatakan Bulog subdivre DKI-Banten banyak mengalami kendala dalam memberikan dan bersedia melakukan
siap melaksanakan program beras merealisasikan program tersebut. yang terbaik untuk rakyat,” tukas-
dari Banten untuk Banten. Program Alasannya tidak lain karena hasil nya.**
| PARLEMENTARIA | Edisi 83 TH. XLI, 2011 |
ARIA |
TH. XLI, 201 |
|
| PARLEMENTARIA | Edisi 83 TH. XLI, 2011 || PARLEMENTARIA | Edisi 83 TH. XLI, 2011 |
P
1
ARLEMENT
Edisi 83