Page 8 - MAJALAH 129
P. 8

laPoran
          utama



                                                                             tukan Pansus tentu melibatkan banyak
                                                                             komisi dan fraksi di DPR. Ini kerja be­
                                                                             sar di lembaga politik. Prosedur pem­
                                                                             bentukannya memang harus meminta
                                                                             persetujuan di Rapat Paripurna DPR RI.
                                                                             Sebelumnya, sudah ada Panitia Kerja
                                                                             (Panja) yang dibentuk oleh Komisi VI dan
                                                                             IX. Bila Komisi VI menyorot korporasi
                                                                             dan konsesi, maka Komisi IX menyorot
                                                                             tenaga kerjanya.
                                                                               “Saya sependapat dengan semangat­
                                                                             nya. Kalau bisa dikelola sendiri pelabu­
                                                                             han tersebut kenapa harus memakai
                                                                             orang asing? Dalam konteks ini, Pre siden
                                                                             juga harus mempunyai semangat ke arah
                                                                             itu. Yang namanya konsep Trisakti ja­
                                                                             ngan hanya omongan, tapi harus dite­
                                                                             rapkan,” tegas Fadli. Bila ingin berdaulat
                                                                             di bidang ekonomi, lanjut Fadli, bangsa
                                                                             ini harus melakukan sendiri, kecuali be­
                                                                             lum mampu melakukannya. Bila belum
                                                                             mampu, barulah mengundang investor
                                                                             asing.
                                                                               Pembentukan Pansus Pelindo II ini,
                                                                             akan banyak membongkar kasus di
                                                                             pelabuhan dari tiga perspektif, politik,
                                                                             hukum, dan ekonomi. Masalah dugaan
          Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon                                       tindak pidana korupsi, biarkan berjalan
          MENUJU PANSUS                                                      sesuai kerja Bareskrim Polri. Sementara
                                                                             sebagai lembaga politik, DPR juga punya
                                                                             hak untuk ikut menyelidikinya dan kelak
          PELINDO II                                                         akan memberikan banyak rekomendasi
                                                                             penting soal ini kepada pemerintah.
                                                                               Fadli menilai, mantan Kabareskrim
                                                                             Budi Waseso menjadi korban atas ke­
          Benang kusut Pelindo II berawal dari kontrak konsesi yang diberikan   gaduhan di Pelindo II. Mutasi di tengah
                                                                             kegaduhan memang dipertanyakan. Ini
          PT. Pelindo II kepada Hutchison Port Holding (HPH). Perusahaan     bukan sekadar mutasi biasa. Pemerintah
          asing asal Hongkong tersebut dipercaya mengelola terminal peti     selalu beralasan mutasi Kabareskim jadi
          kemas Pelabuhan Tanjung Priok hingga 2038. Kontrak diberikan tanpa   rotasi yang rutin terjadi. “Orang seperti
          mengindahkan aturan UU No.17 Tahun 2008 tentang Pelayaran.         Budi Waseso menurut kacamata saya
                                                                             menjadi korban dari kasus ini. Walaupun
                                                                             disebut sebagai rotasi yang biasa, namun
                omisi III DPR RI bergerak cepat   ngahan September lalu, mengakui, ada   kita semua bukan orang bodoh dan tidak
                dengan mengusulkan pemben­  masalah serius dalam kontrak konsesi   bisa dibodohi.”
                tukan Panitia Khusus (Pansus)   tersebut. “Ada satu masalah perpanja­  Politisi Partari Gerindra ini, mencer­
          KPelindo II. Surat usulan sudah   ngan kontrak. Perpanjangan kontrak   mati, ada motif politik di belakang mu­
          dilayangkang kepada Pimpinan DPR RI.   dengan koorporasi besar seperti itu,   tasi jabatan petinggi Polri. Dan kasus
          Kelak, ini akan menjadi temuan pen­  tentu harus melewati prosedur. Apa­  dugaan korupsi di Pelindo II harus tetap
          ting atas penyimpangan yang dilakukan   kah sudah sesuai dengan prosedur yang   diusut tuntas. Pergantian pucuk pimpin­
          Pelindo II, perusahaan plat merah yang   ada?” ung kapnya kepada pers.   an di Bareskrim Polri tak boleh menyu­
          mengurusi bisnis bongkar muat (dwell­  Fadli menyambut baik usulan pem­  rutkan penyidikan, hingga kasus ini
          ing time) di pelabuhan.          bentukan Pansus untuk menegakkan   benar­benar terungkap di pengadilan.
            Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon perte­  kontrol dan pengawasan DPR. Pemben­  (MH) FOTO: IWAN ARMANIAS/PARLE/IW



          8   EDISI 129 TH. XLV, 2015
   3   4   5   6   7   8   9   10   11   12   13