Page 17 - MAJALAH 118
P. 17

Pengamat Politik Said Salahudin
                     DPR SEKARANG LEBIH IDEAL






                         ari begitu terik, saat   Dalam mainstream sistem presi-  yang dipimpin SBY mendapat suara
                         Parlementaria me-    densial, DPR ditempatkan untuk  mayoritas di pemilu dan masih
                         nyambangi sebuah  mendukung pemerintah sehingga  didukung penuh mayoritas anggota
                         apartemen di ka-     posisi presiden semakin kuat. “Tapi  DPR.
              Hwasan Jakarta Pusat.  saya agak berbeda pandangan
            Di lobi sebuah apartemen itu, secara  soal itu. Walaupun saya tidak me-  “Apa dampaknya? Ketika ada kebi-
            eksklusif Parlementaria menemui  ngatakan itu keliru. Menurut saya  jakan-kebijakan SBY yang ditentang
            pengamat politik Said Salahudin Di-  kalau kekuasaan eksekutif sudah  atau mendapat resistensi publik,
            rektur Sinergi Masyarakat untuk De-  dikelola oleh kekuatan politik terten-  DPR tidak melakukan pembelaan.
            mokrasi Indonesia (Sigma). O brolan  tu, katakanlah sekarang KIH, maka  DPR lebih berpihak pada presiden
            seputar dunia politik mutakhir me-  kekuatan politik lain yang mendo-  terhadap hal yang sesungguhnya
            ngakrabkan pertemuan di te ngah  minasi legislatif menjadi penting  ditolak rakyat.” Dengan kekuatan
            udara Jakarta yang panas menye-   sebagai kelompok penyeimbang,”  politik yang ada di parlemen seperti
            ngat.                             jelas Said yang ditemui pertengahan  sekarang, di sinilah letak idealnya
                                              Oktober lalu.                     posisi DPR dalam konteks politik. Ke-
              Panggung politik nasional, me-                                    tika nanti ada kebijakan Jokowi yang
            mang, sedang mengalami dinamika     Berkaca pada fakta empiris selama  menimbulkan resitensi publik, KMP
            yang tinggi pascapilpres, terutama  Presiden SBY memerintah 10 tahun,  di DPR akan memainkan perannya
            di DPR. Menurut Said, sejak DPR  publik jarang mendapat pembelaan  untuk mengoreksi dan membela
            dikuasai oleh Koalisi Merah Putih  dari parlemen ketika ada kebijakan  publik.
            (KMP) dengan suara mayoritas, DPR  SBY yang merugikan masyarakat.
            bisa berperan lebih ideal sebagai  5 tahun pertama (2004-2009)        Sebaliknya, bila kebijakan Jokowi
            lembaga kontrol. Ketika eksekutif di-  ketika SBY memerintah, mayoritas  yang pro kepentingan rakyat dan
            kuasai Koalisi Indonesia Hebat (KIH)  partai di DPR menjadi pendukung  karenanya publik diuntungkan, lalu
            dan legislatif dikuasai KMP, maka  pemerintah. Pada 5 tahun kedua  KMP hendak menyoal kebijakan itu,
            terjadi keseimbangan bandul politik.  (2009-2014), Partai Demokrat  maka publiklah yang memberikan


                                                                             PARLEMENTARIA  EDISI 118 TH. XLIV, 2014  17
   12   13   14   15   16   17   18   19   20   21   22