Page 21 - MAJALAH 118
P. 21

menilai bahwa sistem kepartaian sangat berhubungan   Hubungan Eksekutif dan Legislatif Pasca Pemilu
            erat dengan stabilitas dan instabilitas dalam partai  2014
            politik. Partai sendiri berada dan beroperasi dalam suatu
            sistem kepartaian tertentu, tergantung sistem apa yang   Sebagaimana sudah dikemukakan di atas,
            dipakai oleh suatu negara untuk mengatur partai politik.  komposisi keanggotaan DPR RI periode 2014-2019
            Sistem kepartaian memberikan gambaran tentang  memperlihatkan seolah adanya kekuatan yang saling
            interaksi antar partai dan struktur persaingan di antara  berhadapan antara Koalisi Indonesia Hebat dan Koalisi
            sesama partai politik dalam upaya meraih kekuasaan  Merah Putih. 2 (dua) kekuatan ini muncul sebagai imbas
            pemerintahan sesuai dengan konstruksi regulasi yang  dari pemilihan umum presiden dan wakil presiden 9
            berlaku di negara tersebut. Sistem kepartaian yang  Juli 2014 lalu karena adanya gabungan partai politik
            melembaga cenderung meningkatkan stabilitas politik  yang mengusung salah satu pasangan calon. Sejatinya,
            dan efektifitas dalam partai politik.              baik secara konsep maupun pengalaman empirik di
                                                               Indonesia, pola hubungan antara eksekutif dan legislatif
              Berdasarkan pengalaman di Indonesia, argumen  tidak akan banyak berubah. Artinya, apa yang pernah
            Mainwaring ini terlihat  dalam kasus
            Pemerintahan  Presiden  Susilo  Bambang
            Yudhoyono terutama periode 2009-2014
            yang partai politiknya (Partai Demokrat)
            menjadi mayoritas di DPR RI dengan 148
            kursi ditambah beberapa partai politik
            pendukungnya seperti PAN, Partai Golkar,
            PKB, PKS, dan PPP. Tetapi prakteknya ternyata
            tidak selalu memperlihatkan apa yang
            direncanakan dan dilakukan oleh Pemerintah
            senantiasa memperoleh dukungan penuh
            dari DPR. Padahal kekuatan oposisi secara
            formal hanya 3 (tiga) partai yaitu PDI
            Perjuangan, Partai Gerindra, dan Partai
            Hanura. Kasus-kasus seperti Bank Century
            dan  kenaikan  harga  BBM  adalah  salah
            satu fakta yang menunjukkan kebenaran
            argumen Mainwaring.
              Lalu bagaimana sesungguhnya pola
            hubungan antara eksekutif dan legislatif dalam sistem  terjadi pada periode sebelumnya baik periode 2004-
            presidensial? Sejatinya dengan sistem pemerintahan  2009 dan 2009-2014 akan kembali terjadi pada periode
            presidensial di atas, pola hubungan antar cabang  2014-2019. Argumennya sederhana bahwa dalam
            kekuasaan terutama antara eksekutif dan legislatif  sistem presidensial kedua cabang kekuasaan tersebut
            harus dimaknai dalam koridor berjalannya mekanisme  (eksekutif dan legislatif) tidak bisa saling menjatuhkan,
            checks and balances dan bekerja sesuai dengan  meskipun terdapat ruang bagi legislatif untuk meng-
            porsinya. Eksekutif menjalankan fungsi utama sebagai  impeach Presiden atau Wakil Presiden tetapi dengan
            eksekutor dari undang-undang yang dibentuk oleh  syarat dan mekanisme yang panjang serta rumit.
            legislatif melalui berbagai penerbitan peraturan
            pelaksananya dan eksekusi di lapangan. Sedangkan DPR   Adanya semacam kontestasi antara Koalisi Indonesia
            selain menjalankan fungsi legislasi (bersama Presiden  Hebat dan Koalisi Merah Putih di DPR RI periode 2014-
            sesuai UUD NRI Tahun 1945) juga menjalankan fungsi  2019 sesungguhnya hanya memberikan gambaran
            pengawasan atas jalannya pemerintahan. Dengan  bahwa adanya kekuatan yang mendukung kebijakan
            demikian  tujuan  terciptanya  mekanisme  checks  pemerintah dan ada yang mengkritisi lebih intens
            and balances dapat terwujud sesuai koridor sistem  terhadap kebijakan pemerintah. Sebagaimana halnya
            demokrasi serta konstitusi UUD NRI Tahun 1945.  terjadi pada periode 2009-2014, terdapat beberapa
            Dalam ajaran Trias Politica, sesungguhnya cenderung  fraksi yang senantiasa mendukung kebijakan
            terciptanya pemisahan kekuasaan (separation atau  pemerintah terutama Fraksi Partai Demokrat karena
            devided of power), tetapi konteks Indonesia yang  Presiden SBY merupakan kader dan bahkan pendiri
            terjadi cenderung menggunakan asas pembagian  Partai Demokrat, tetapi di sisi lain fraksi-fraksi anggota
            kekuasaan (distribution of power) seperti yang terlihat  koalisi Presiden SBY tetap memberikan pandangan kritis
            dalam proses pembahasan undang-undang yang  terhadap jalannya pemerintahan Presiden SBY, selain
            melibatkan pemerintah. Kondisi tersebut memberikan  yang juga disampaikan oleh fraksi “oposisi” terutama
            nuansa berbeda dalam penerapan mekanisme checks  Fraksi PDI Perjuangan.
            and balances di Indonesia.


                                                                             PARLEMENTARIA  EDISI 118 TH. XLIV, 2014  21
   16   17   18   19   20   21   22   23   24   25   26