Page 31 - MAJALAH 87
P. 31

LEGISLASI





                “Hal  ini  agar  semangat  keter-  atas  tindakan  yang  dilakukannya  se-  buh  kembang  anak.  Jangan  sampai
            paduan penanganan ada dalam satu   perti  anak  dianggap  jahat,  sehingga   alasan  anggaran  menjadi  lagu  lama
            tarikan nafas dalam RUU ini. Percuma   lebih  baik  untuk  menghindarkannya   yang  terus  diputar  ulang.  Selain  itu,
            membuat  aturan  penegakan  hukum,   ke  luar  sistem  peradilan  pidana.  Di-  LPKA sebagai tempat anak menjalani
            jika pencegahan diabaikan. Juga tidak   versi  dilakukan  dengan  alasan  untuk   masa  pidananya  dan  LPAS  sebagai
            ada  gunanya  menempatkan  anak  di   memberikan  suatu  kesempatan  ke-  tempat  sementara  anak  menunggu
            Lapas khusus anak, ketika keluar dari   pada pelanggar hukum agar menjadi   selama proses peradilan berlangsung
            Lapas, diberi stigma (pelabelan nega-  orang yang baik kembali melalui jalur   harus  wajib  mengutamakan  kepenti-
            tif) oleh masyarakat,”paparnya.   non-formal dengan melibatkan sum-  ngan terbaik untuk anak.
                Kedua,  perlu  digarisbawahi,  se-  ber daya masyarakat. Namun, adanya   Kelima, perlunya melibatkan pe-
            mangat RUU ini harus sebisa mung-  proses  di  luar  peradilan  ini  bisa  di-  ran serta masyarakat untuk mengawa-
            kin menjauhkan atau menghindarkan   manfaatkan  aparat  untuk  melakukan   si pelaksaaan perlindungan anak. Se-
            anak dari hukuman kurungan (tahan-  jual beli kasus. Oleh karena itu, perlu   lama ini, penyimpangan dalam proses
            an anak). Untuk itu diperlukan upaya   juga diatur bagaimana mencegah be-  hukum sering diketahui dari informasi
            diversi atau penyelesaian perkara anak   serta sanksinya.            dari  media  massa.  Oleh  karena  itu,
            di luar proses peradilan pidana.      Ketiga,  jika  upaya  diversi  ti-  perlu dibuat mekanisme pengawasan
                Tindak  pidana  yang  dilakukan   dak  berhasil  dilakukan,  maka  dalam   agar  dalam  pelaksanaanya  bisa  ter-
            oleh anak bukan murni berdasar mo-  RUU  ini,  anak  tetap  harus  terjamin   pantau bagaimana praktik perlindun-
            tif  si  anak  sendiri,  melainkan  karena   hak-haknya  selama  menjalani  proses   gan anak dilaksanakan sesuai dengan
            dipengaruhi  oleh  kondisi  lingkungan   peradilan.  Tentunya  agar  bisa  ber-  tujuannya.
            yang  turut  dikonstruksi  oleh  orang   jalan  baik,  harus  didukung  melalui   “Bagaimanapun   anak   adalah
            dewasa. Oleh karena itu penting un-  penguatan kapasitas aparat penegak   aset  peradaban.  Benih-benih    tu-
            tuk menempatkan anak bukan seba-  hukum  khusus  anak.  Dalam  hal  ini   nas  penerus  cita-cita  bangsa  jangan
            gai  subjek  kejahatan  melainkan  kor-  pemerintah wajib menyelenggarakan   sampai tumbuh menjadi pohon yang
            ban, yang juga harus dilindungi.   pendidikan dan pelatihan bagi aparat   menghasilkan  buah  kejahatan.  Tugas
                Konsep  diversi  didasarkan  pada   penegak  hukum  secara  terpadu.  Hal   dan tanggung jawab kita untuk mem-
            kenyataan  bahwa  proses  peradilan   ini  untuk  mencegah  penyelewengan   berikan ‘tanah, pupuk dan lingkungan’
            pidana  terhadap  anak  pelaku  tindak   ataupun  tindakan  tidak  profesional   yang baik agar bangsa kita punya ge-
            pidana  melalui  peradilan  lebih  ba-  aparat dalam menangani kasus anak.   nerasi dengan akar kepribadian kokoh
            nyak  menimbulkan  bahaya  daripada   Keempat,  lanjutnya,  komitmen   yang menghasilkan buah karya terbaik
            kebaikan.  Alasan  dasarnya  adalah   pemerintah untuk membangun LPKA   dalam  mewujudkan  cita  berbangsa
            dampak  stigmatisasi  terhadap  anak   dan  LPAS  yang  nyaman  untuk  tum-  dan bernegara,”tandasnya.  (as)

































            Menteri dan jajaran Kepmenkumham dalam pembahasan RUU  Sitem Peradilan Pidana Anak (SPPA)

               | PARLEMENTARIA |  Edisi 87 TH. XLII, 2011 |
   26   27   28   29   30   31   32   33   34   35   36