Page 40 - MAJALAH 178
P. 40

KALEIDOSK OP
                    (2014-2019)





            undang-undang bisa tegas dan
            jelas," papar Tifatul.

            LRT TIDAK SENTUH MASYARAKAT
            KECIL
            Anggota Komisi VI DPR RI Abdul
            Wachid menyesalkan adanya
            proyek LRT (Light Rail Transit)
            Jakarta-Bogor-Depok-Bekasi
            yang dinilainya tidak menyentuh
            masyarakat kecil. Hal tersebut
            diungkapkannya dalam rapat
            dengar pendapat (RDP) Komisi
            VI DPR dengan beberapa Badan
            Usaha Milik Negara (BUMN) di
            ruang rapat Komisi VI, Gedung
            DPR, Senayan, Jakarta.
               “Saya menilai proyek LRT
            tidak menyentuh rakyat miskin.
            Karena sempat disebutkan
            rencana tiket LRT itu sebesar
            12 ribu rupiah untuk sekali       Tim Kunjungan Kerja Komisi VI DPR RI meninjau Pengolahan cumi-cumi di PT Perikanan Nusantara, Makasar, Sulawesi
                                              Selatan. Foto: Arief/MAN
            jalan. Jumlah sebesar itu mana
            mungkin bisa untuk rakyat kecil.
            Masyarakat menengah ke ataslah    24 Tahun 2018 tentang pelayanan   tanggal 21 Juni,” tandas Irmadi.
            yang bisa menjangkau harga        perizinan berusaha terintegrasi     BKPM sendiri menurut
            sebesar itu. Namun saya tidak     secara elektonik adalah salah satu   Legislator Partai Demokrasi
            yakin masyarakat menengah         upaya untuk mengebiri Badan      Indonesia Perjuangan ini pernah
            ke atas mau menggunakan           Koordinasi Penanaman Modal       berjaya menarik investasi dengan
            transportasi publik tersebut.     (BKPM). Padahal Komisi VI sendiri   sistem one stop service. Dan
            Mereka akan lebih memilih         memandang BKPM adalah ujung      semangat itu pula yang dipakai
            menggunakan transportasi          tombak dalam mendapatkan         dalam membentuk Undang-
            pribadi. Di sini terus terang, jika   investasi yang sangat berguna   Undang Nomor 25 Tahun 2007.
            yang lain setuju dengan proyek    untuk menampung angkatan         Komisi VI DPR RI sangat ingin
            ini, saya malah yang termasuk     kerja.                           mengembalikan fungsi sistem one
            tidak setuju,” ungkap Wachid.       “Ruangan ini pernah menjadi    stop service.
               Terlebih lagi, lanjut Wachid,   saksi, komisi ini juga menjadi     Hal senada juga diungkapkan
            proyek tersebut menggunakan       saksi sejarah perjuangan BKPM.   Anggota Komisi VI DPR Iskandar
            dana yang diambil dari            Bagaimana BKPM itu menjadi       Dzulkarnain Syaichu, selama ini
            Penyertaan Modal Negara (PMN)     hantu yaitu ada badan dan tidak   pelayanan perizinan sudah tertata
            yang pada awalnya ditujukan       ada kepalanya dalam waktu yang   dengan baik di Pelayan Terpadu
            untuk Pulau Sumatera. Padahal     cukup lama,” terang Irmadi saat    Satu Pintu (PTSP) baik di pusat
            ia menilai justru Pulau Sumatera   Rapat Kerja Komisi VI dengan    maupun di daerah.
            lah  yang sangat membutuhkan      Kepala BKPM Thomas Lembong          “Hadirnya lembaga Online
            transportasi untuk meningkatkan   beserta jajaranya di Gedung DPR,   Single Submission (OSS) ini
            perekonomian antar daerah di      Senayan.                         pada akhirnya membuat
            Sumatera.                           “Sekarang ini tiba-tiba kita   PTSP tidak ada lagi. Artinya
                                              dikejutkan PP Nomor 24 Tahun     fungsinya sudah tidak ada. Saya
            PP NOMOR 24 TAHUN 2018 KEBIRI     2018, baru kali ini saya kira PPnya   tidak tahu bagaimana BKPM
            BKPM                              dikeluarkan oleh orang-orang     menginventarisir persoalan-
            Anggota Komisi VI DPR RI Irmadi   gila. Membentuk suatu badan      persoalan yang ada,” ujar Politisi
            Lubis menganggap terbitnya        dengan badannya sendiri itu tidak   Partai Persatuan Pembangunan
            Peraturan Pemerintah (PP) Nomor   ada kemudian tiba-tiba berlaku   ini.



            40 40    PARLEMENTARIA      EDISI 171      TH. 2019
                   PARLEMENTARIA      EDISI 178      TH. 2019
   35   36   37   38   39   40   41   42   43   44   45