Page 45 - MAJALAH 96
P. 45

PROFIL






                                                           “Anak-anak setiap nonton
                                                        berita di televisi banyak bertanya
                                                             kenapa DPR begini kenapa begitu.

                                                            Mereka mengingatkan ayahnya
                                                       hati-hati lho jangan sampai
                                                       ikut-ikutan korupsi. “


                                                         kedekatannya dengan   untuk menampung aspirasi mayoritas
                                                         para senior di Masyumi   umat. Kalau parpol Islam tidak ada
                                                         dan Dewan Dakwah ia   berarti kita a-historis, republik ini tidak
                                                         mendapat rekomendasi   pernah ada tanpa peran umat Islam,”
                                                         untuk menghadiri rapat-  tandasnya.
                                                         rapat para tokoh seperti   Partai Islam seharusnya bisa menjadi
                                                         Ali Sadikin, Manai    penyaluran beragam sikap politik anak
                                                         Sophiaan, Abdullah    bangsa termasuk yang radikal sekalipun.
                                                         Madjid, Ton Darsono   Ia mengaku miris menyaksikan fakta
                                                         dan tokoh lainnya.    akhir-akhir ini anak muda muslim
           akhirnya dia bersama keluarga bisa   “Merekalah guru politik saya yang   terjebak dalam gerakan terorisme.
           meluangkan waktu menikmati cuti   sebenarnya. Saya hadir dalam rapat-  Kalau mereka ingin menyalurkan sikap
           nasional di pulau Bali.           rapat mereka selama 3 tahun, hanya   politik seharusnya bukan dengan cara
                                             boleh mendengarkan mereka berdebat   seperti itu. Dalam konteks bernegara
           Ahmad Yani dan Petisi 50          habis-habisan soal bangsa tetapi   dan berbangsa ada penyalurannya yang
             Perkenalannya dengan dunia politik   para tokoh itu tetap berjiwa besar   prosedural, secara resmi yaitu partai
           dimulai ketika bergabung sebagai   menjaga kebersamaan. Saya hanya   politik.
           anggota HMI – Himpunan Mahasiswa   mendengar tidak punya hak bicara tapi   Berarti parpol Islam gagal menjadi
           Islam. Bersama teman-teman aktivis   itu pembelajaran yang sempurna bagi   rumah bagi perjuangan anak muda
           ia berada ditengah pusaran menolak   saya yang masih sangat muda,” katanya   garis keras itu? “Parpol Islam bukan
           Pancasila sebagai azas tunggal.   bersemangat.                      gagal merangkul mereka, tapi karena
           “Orang sering lupa kita tidak menolak   Setelah 3 tahun barulah ‘Yani   peran parpol kita direduksi sedemikian
           Pancasila, yang kita tolak adalah peng-  Muda’ mendapat kepercayaan dari   rupa, dihancurkan. Saya melihat ada
           azastunggalan,” tegasnya.         para tokoh petisi 50 untuk menyiapkan   hidden agenda, ada kepentingan
             Namun penguasa saat itu melihatnya   beberapa konsep tentang hukum karena   asing yang ingin menghancurkan baik
           berbeda sehingga tekanan dan      mereka tahu latar belakang studinya.   keberadaan lembaga maupun parpol,
           kekangan itu sangat dirasakannya.   Ia bersyukur bisa berguru atau bahkan   ini ada kepentingan terselubung. Jadi
           Pengalaman menghadapi rezim represif   menjadi teman dialog tokoh sekaliber   kondisi saat ini parpol belum ideal iya,
           semasa mahasiswa yang membuat dia   M. Natsir, Ali Sadikin dan Profesor Deliar   tapi parpol tidak boleh dihancurkan.
           menjadi lebih tenang ketika tekanan   Nur. Pada kondisi yang lain ia merasa   Masyarakat sipil ini harus memperbaiki,
           dari penguasa itu datang lagi saat   diberlakukan sebagai anak oleh mereka.   karena itu adalah instrument kita
           memperjuangkan pengungkapan       Pada saat melepas masa lajang, Bang Ali   berdemokrasi.”
           skandal Bank Century di DPR.      berkenan menjadi saksi pernikahannya.
             “Ada serangkaian teror lewat       Pernah sekolah di SMP          Mimpi untuk DPR,
           telepon, kemudian ada yang mengikuti   Muhammadiyah, pergerakan di HMI,   Mimpi untuk Bangsa
           saya kemana-mana. Kesalahan saya   kedekatan dengan tokoh Masyumi,     Ruang kerjanya di lantai 15 Gedung
           dimasa lalu seperti dicari-cari, syukurnya   bersahabat dengan kawan nasionalis   Nusantara I terlihat sederhana, beberapa
           semua telah saya selesaikan, kantor   dan akhirnya Petisi 50, lambat laun   foto kegiatan pergerakannya sebagai
           advokat yang saya dirikan dari nol sudah   membentuk sikap politiknya. Ia merasa   anggota partai dan aktivitasnya sebagai
           saya tutup sebelum menjadi anggota   klop untuk bergabung dengan partai   anggota DPR terpajang di dinding. Kalau
           DPR,” paparnya.                   Islam, Partai Persatuan Pembangunan.   boleh jujur ruang kerjanya terasa sempit.
             Keteguhan hati menghadapi tekanan   “Melihat kondisi Indonesia, saya   “Iya memang sempit, saya harus berbagi
           penguasa juga sempat dipelajarinya   merasa kehadiran parpol Islam adalah   dengan 4 orang staf saya. Kalau bicara
           dari para tokoh Petisi 50. Berbekal   sebuah keniscayaan dan keharusan   representatif kantor pengacara saya jauh






                                                                                                                                                                                                     | PARLEMENTARIA  |  Edisi 96 TH. XLII, 2012 |
                                                                                                                                                                                                               ARIA |
                                                                                                                                                                                                                          TH. XLII, 2012 |
                                                                                                                                                                                                     |
            | PARLEMENTARIA |  Edisi 96 TH. XLII, 2012 || PARLEMENTARIA |  Edisi 96 TH. XLII, 2012 |

                                                                                                                                                                                                     P

                                                                                                                                                                                                                        96
                                                                                                                                                                                                      ARLEMENT
                                                                                                                                                                                                                    Edisi
   40   41   42   43   44   45   46   47   48   49   50