Page 31 - MAJALAH 151
P. 31
Deli dikenal sebagai salah satu bahan pilar penggerak ekonomi, tembakau “Yang terpenting ada regulasi,
pembungkus cerutu (wraffer) terbaik dan olahan hasil tembakau harus sehingga bisa menjawab pro kontra
dunia dan memiliki pasar tetap di dikelola secara terpadu mulai dari yang ada di masyarakat. Namun,
Bremen, Jerman dan kemudian budidaya, tata niaga, pengolahan regulasi apa pun itu jangan sampai
tersebar ke berbagai pasar di Eropa hasil tembakau hingga pada distribusi diskriminatif. Membela kelompok
dan Amerika. hasil olahan Tembakau. Mengingat tertentu, dan mematikan kelompok
Dampak tembakau telah dirasakan budidaya Tembakau dan IHT lain. Hak hidup orang banyak
masyarakat Deli Serdang Sumatera merupakan mata rantai penopang harus dijamin dalam regulasi, itulah
Utara yang mayoritas pendapatan ekonomi yang menyediakan lapangan namanya negara hadir,” tandas
masyarakatnya tergantung pada kerja yang cukup besar serta politisi dapil Jawa Tengah III ini.
bisnis tembakau. Sehingga, jika memberikan sumbangan penerimaan Pembuatan RUU Pertembakauan
industri tembakau tidak diatur dalam negara yang cukup besar. pun mendapatkan tanggapan positif
suatu regulasi, maka sama saja dengan Di samping itu, Kretek atau dari sejumlah kelompok masyarakat,
membunuh rakyat yang kehidupan produk olahan tembakau yang diantaranya para petani tembakau
bergantung pada bisnis tembakau. dicampur dengan cengkeh telah yang tergabung dalam Asosiasi
Tak hanya itu, pengelolaan dinobatkan menjadi warisan budaya Petani Tembakau Indonesia (APTI).
tembakau yang baik juga akan leluhur Indonesia. Pembuatan Mereka mengeluhkan adanya impor
berdampak pada tanaman pendukung kretek yang berbeda dengan produk tembakau yang mengakibatkan
seperti cengkeh, kelembak, menyan olahan tembakau lain menjadikannya pengalihan kebutuhan industri yang
dan produk diversifikasi tembakau sebagai representasi identitas budaya dulu menggunakan bahan baku lokal,
lainnya. masyarakat. kini cenderung beralih ke tembakau
“Kalau industri tembakau Oleh karenanya, diakui Firman, impor. Mereka mengatakan, impor
dimatikan, masyarakat yang bekerja dirinya tak akan menolak jika tembakau mengakibatkan ambruknya
di industri tembakau mau dikasih pemerintah pun hanya menyetujui pondasi perekonomian di tingkat
pekerjaan apa. Penerimaan negara regulasi pertembakauan sebatas petani lokal.
yang 150 triliun per tahun mau peraturan Menteri. Mekanisme Karena itu, para petani tembakau
digantikan darimana? Tidak ada peraturan menteri justru dinilai mendesak agar RUU Pertembakauan
yang bisa jawab, ini kan tidak lebih cepat dan bisa langsung segera disahkan karena akan menjadi
menyelesaikan masalah,” terang diimplementasikan. Beda dengan payung sakti untuk menjembatani
politisi dari F-Golkar ini. UU yang harus menunggu Peraturan semua pemangku kepentingan
Karenanya, sebagai salah satu Presiden lagi. dari hulu ke hilir. Terutama, untuk
meminimalisir kesempatan asing
memonopoli pertembakauan di
Indonesia.
Sisi lain, Aliansi Masyarakat
Tembakau Indonesia (AMTI) terdiri
dari petani tembakau, serikat pekerja
dan pelaku usaha turut mengapresiasi
semangat pansus dalam merumuskan
RUU Pertembakauan. Dalam
RDPU dengan Pansus AMTI
menyampaikan, regulasi ini
sangat penting dalam menjamin
kelangsungan IHT, khususnya
industri kretek yang merupakan
produk Indonesia asli n(ann)
Sumber : www.infonawacita.com
Edisi : 151 TH. XLVII 2017 n PARLEMENTARIA | 31