Page 35 - MAJALAH 151
P. 35
bersepatu, saya lihat kok enak juga ya dan Alhamdulillah menang. band yang mirip The Beatles itu.
tidak bersepatu. Tapi begitu sampai
rumah ibu saya lihat dan saya langsung Jadi hari-hari Anda sejak kecil diisi Prestasi akademis Yoga yang terus
dimarahi. dengan belajar-belajar dan belajar meningkat mendapuknya mendapatkan
ya? program PMDK (Penelusuran Minat dan
Jadi sejak kecil juga sudah dididik Tidak juga, karena ibu dan ayah Kemampuan), sebuah sistem penerimaan
disiplin ya dari orangtua? saya juga pecinta seni. Bahkan ibu mahasiswa baru perguruan tinggi negeri
Iya, jadi saya tidak aneh saat sekolah pernah menjadi penyanyi dan guru seni yang diadakan Departemen Pendidikan dan
menerapkan disiplin juga kepada saya di sekolah. Jadi seluruh anak-anaknya Kebudayaan bagi siswa berprestasi. Ia memilih
dan siswa yang lain. Berbeda dengan dimasukkan dalam sanggar seni. Khusus fakultas Farmasi untuk pilihan pertama dan
pendidikan saat ini, orangtua terkadang untuk saya, sejak SD sampai SMP saya Fakultas kedokteran hewan untuk pilihan
tidak terima ketika sekolah mengajarkan masuk bina musika. Jadi selain belajar, keduanya.
kedisiplinan pada siswa. saya juga main musik.
Bagaimana bisa mendapatkan
Contohnya? Wah berarti Anda pecinta seni juga PMDK?
Misalnya ketika saya SD dulu setiap ya? Buat saya semua itu Tangan Tuhan
hari khususnya saat pelajaran agama Kelas dua SMP saya sudah bikin Yang Mengatur. Kelas dua SMA saya
selalu ada pemeriksaan kuku, kalau group band. Dan kelas tiga SMP saya diminta untuk mengisi formulir PMDK,
kukunya panjang atau hitam langsung masuk study club Cengkrong yang isinya saya pilih Farmasi dan Kedokteran
dipukul pakai penggaris kayu atau anak-anak SMA dan kuliah. Disini saya hewan untuk pilihan keduanya. Tapi itu
prenjalin (rotan-red). Dan orangtua tidak tidak hanya bermusik, tapi juga belajar kan saat kelas dua, dan saya sudah tidak
protes. Coba kalau sekarang, orangtua dan diskusi tentang berbagai hal. Secara ingat itu, karena tidak ada kelanjutan
pasti protes dan pasti dilaporkan ke tidak langsung saat inilah pola pikir saya hingga kelas tiga SMA.
kepala sekolah atau bahkan ke polisi. terbentuk, karena bisa dikatakan saya Maksudnya?
yang termuda ketika itu. Ya, di awal-awal kelas tiga belum ada
Pernah merasakan hukuman itu
juga? Berbicara tentang kegiatan
Nyaris. Suatu hari menjelang bermusik, apa tidak mengganggu Dari dulu saya
pelajaran agama, saya baru sadar sekolah dan belajar? tidak pernah punya
bahwa saya belum memotong kuku Tidak sama sekali. Karena meski cita-cita khusus, saya
jari saya. Karena takut terkena pukulan saya kumpul ngeband sampai malam
penggaris, di dalam kelas, sebelum guru tapi saya tidak pernah lupa untuk cuman pingin jadi
agama masuk, saya potong kuku jari belajar dan membaca buku. Buat saya orang pintar. Karena
saya dengan cara saya gigit-gigit sampai itu sudah menjadi sebuah keharusan orangtua saya selalu
akhirnya kuku saya tidak terlihat panjang atau kewajiban, orangtua tidak perlu
lagi (walaupun bentuknya tidak rata). memerintah atau menyuruh lagi. Itu bilang, kalau jadi
Paling tidak hari itu saya terbebas dari terbukti nilai sekolah saya termasuk yang orang pintar sekolah
hukuman. tertinggi di kelas. Bahkan saat kelas dua dimana saja gratis.
SMA saya pernah mendapat beasiswa
Saat kecil apa pernah bercita-cita Supersemar dari negara. Saya mendapat Bahkan saya sempat
jadi politikus atau anggota DPR? sejumlah uang. Sebagian uang itu saya terpilih mewakili
Dari dulu saya tidak pernah punya kasih ke ibu saya, dan sebagian besar sekolah untuk
cita-cita khusus, saya cuman pingin saya gunakan buat membeli tiket konser
jadi orang pintar. Karena orangtua saya group band asal Inggris yang sedang cerdas cermat se-
selalu bilang, kalau jadi orang pintar konser di Surabaya, kalau tidak salah kabupaten Lamongan,
sekolah dimana saja gratis. Bahkan saya nama group band nya Bootlux. Saya dan Alhamdulillah
sempat terpilih mewakili sekolah untuk bela-belain naik motor dari Lamongan
cerdas cermat se-kabupaten Lamongan, ke Surabaya untuk nonton konser group menang.
Edisi : 151 TH. XLVII 2017 n PARLEMENTARIA | 35