Page 11 - MAJALAH 125
P. 11
Ini indikasi lain yang jadi perbinca- lama Ramadan dan Idul Fitri? Tidak
ngan. Bila produksi besi baja turun, semua mengamini langkah Mendag
maka infrastruktur yang sekarang tersebut. Menurut Agus, persoalan
sedang gencar dibangun pemerin- ini harus diteliti lebih dulu, sejauh
tah, bisa ikut terancam. Impor baja mana ketersediaannya sebelum
terutama dari Cina mungkin harus mengambil langkah impor. Sudah
pula dikendalikan agar tak memati- menjadi persoalan klasik, setiap kali
kan industri baja nasional. Ramadan dan lebaran, harga bahan
kebutuhan pokok melambung dan
Sementara itu Agus Hermanto pemerintah menambahnya dengan
mengutarakan, persoalan pengen- impor.
dalian impor sangat terkait de-
ngan ketersediaan barang di dalam
negeri. Dia memandang sederhana
bahwa bila ketersediaan barang cu-
kup di dalam negari, tentu tak perlu
impor. Bila ada impor di te ngah ke-
positif. Namun, sayangnya daya beli tersediaan barang yang melimpah,
masyarakat di tanah air tak ikut akan mengacaukan harga di pasar-
ditingkatkan. “Jadi, kebijakan itu an.
tentu bagus. Tetapi, itu bukan akar
penye lesaian masalah,” katanya, “Masalah ekspor impor terkait de-
akhir Mei lalu. Akar masalah yang ngan ketersediaan barang di dalam
dimaksud adalah perbaikan daya negeri. Tentu pemerintah, kan, pu-
beli masyarakat tadi. nya pandangan sendiri. Masalah
ini sederhana saja. Kalau, memang,
Dalam pandangan Taufik, pasar di ketersediaan barang cukup, ya ja-
dalam negeri mengalami stagnasi. ngan impor,” terang Agus.
Walau impor dikendalikan, bila
pasar lokalnya mengalami stagnasi, Politisi Partai Demokrat itu, lebih
tentu tidak membawa pengaruh menitikberatkan pada persoalan “Kementerian Perdagangan perlu
yang signifikan. “Secara ekonomi ketersediaan barang. Ini masalah mengaturnya lagi dengan lebih te-
jelas ada stagnasi. Harus diakui se- klasik tentu. Dengan pengendali- gas. Kami berharap persoalan ini
cara realistis, ada stagnasi pasar. an impor sejumlah produk oleh harus diteliti betul. Tidak boleh
Artinya, kemampuan masyarakat, pemerintah, maka harus dihitung gegabah untuk mengimpor bahan
kemampuan daya beli masyarakat ketersediaan barangnya di dalam pangan. Justru itu nanti akan dibi-
agak menurun.” negeri agar tak merusak pasar. carakan secara spesifik dengan
Komisi VI. Pembahasan ini nantinya
Stagnasi itu, lanjut Taufik, harus Impor Jelang Ramadan akan mengatur kebutuhan barang
diterapi dengan formulasi ekonomi dan pangan yang perlu diimpor atau
yang jitu. Ia tak menjelaskan lebih Kebutuhan terhadap berbagai ba- tidak,” tandas Agus.
lanjut bentuk formulasi ekonomi han kebutuhan pokok selama Ra-
yang jitu tersebut. Yang jelas ma- madan dan jelang Idul Fitri pasti Sementara Taufik menghimbau
syarakat harus disejahterakan agar meningkat. Stok kebutuhan pangan pemerintah untuk berhati-hati
daya belinya meningkat. Di sisi lain tak boleh kurang. Menteri Perda- mengambi langkah impor. “Ini ma-
tata kelola impor dan ekspor juga gangan Rahmat Gobel beberapa salah klasik ekonomi. Masalahnya
menutut perbaikan. Apalagi laju waktu lalu sempat menyatakan, itu penyediaaan kebutuhan pokok
perekonomian nasional menurun i ngin membuka keran impor bawa- seperti sembako yang sudah di-
sekitar 4,7 persen. ng merah untuk menyelamatkan prediksi dua bulan lalu. Harus ha-
ketersediaan stok di dalam negeri ti-hati menghadapi Ramadan dan
Ditambahkan Taufik melemahnya selama Ramadan. Idul Fitri. Jadi, perlu ada kebijakan
ekonomi nasional juga ditunjuk- strate gis dari pemerintah terkait
kan oleh kapasitas produksi PT. Benarkah bawang merah perlu di- sektor keuangan dan pangan.” (mh)
Krakatau Steel yang terus menurun. impor untuk ketersediaan stok se- Foto: Iwan Armanias/Parle/HR
PARLEMENTARIA EDISI 125 TH. XLV, 2015 11