Page 27 - MAJALAH 86
P. 27

PENGAWASAN





            transportasi  umum  yang  memadai   pemerintah untuk segera kendalikan.   “Dengan  adanya  kelangkaan
            dan infrastruktur yang bagus.     Kita  penuhi  sekarang.  Tadi  malam   orang  bisa  memainkan  disparitas
                “Inilah  sebetulnya  yang  DPR     (15/9) DPR  sepakat untuk memenuhi   harga, akhirnya quota yang diberikan
            tunggu,   skenario-skenario   yang   quota BBM Subsidi,” jelas Yudha.  selalu  dikatakan  habis,  padahal  ma-
            demikian.  Sehingga  pada  waktu  kita   Menurut  suami  dari  Diah  Am-  syarakat  membeli  BBM  Subsidi  lebih
            memberikan  gambaran  secara  utuh   barsari  bahwa  antara  pengaturan   tinggi  daripada  BBM  Subsidi  yang
            mengenai APBN kita betul-betul me-  dan pengendalian subsidi harus ber-  semestinya. Ini yang menjadi perma-
            ngalokasikan  anggaran  untuk  pem-  jalan bersama-sama.  Karena  saat ini     salahan  tersendiri  hanya  karena  pe-
            bangunan  yang tepat,” harapnya.  yang  terjadi    adalah  masyarakat  be-  ngaturan  yang  tidak  kunjung  selesai
                Dijelaskan  Yudha bahwa saat ini     lum  mendapatkan  kepastian,  kapan   dari pemerintah,” kata Yudha.
            hampir 20%  APBN untuk BBM Subsidi   sebenarnya  BBM  Subsidi  akan  dilak-  Tidak    adanya  keputusan  dari
            dan  subsidi  pangan    lebih  dari  20%,   sanakan.                 pemerintah  yang  terjadi  adalah  pe-
            atau hampir sekitar 200 Trilyun lebih.  Saat  ini masyarakat masih dibi-  nimbunan,  hingga  akhirnya  menim-
                Tentunya pemerintah harus hati-  ngungkan.  Ada  yang  mengatakan     bulkan  kelangkaan.  Begitu  langka,
            hati,  karena    2011  ini  kemampuan   bahwa tanggal 1 April 2011  di Jabo-  harga dimainkan di pasar.  Di SPBU-
            bayar  pemerintah  untuk  menutup   detabek  Mobil  Berflat    Hitam  sudah   nya habis tapi di pinggir-pinggir jalan
            subsidi energi lebih banyak “ditolong”     tidak  bisa  menikmati  BBM  Subsidi.   dijual sampai Rp 7.000,-,” kata Yudha.
            karena adanya sisa anggaran.      Namun  tidak  kunjung  datang  per-    Akhirnya  masyarakat  yang  tadi-
                Padahal jika  menolongnya me-  aturannya.  Bagaimana cara mengen-  nya dianggap layak untuk mendapat-
            nutupnya  dengan  sisa-sisa  anggaran   dalikannya, bagaimana kesiapan dari-  kan  subsidi  tidak  ada  artinya  lagi,
            berarti ada anggaran-anggaran yang   pada SPBU.                      karena mereka tidak menikmati sub-
            sudah  dipatok  tidak  terserap  di  Ke-  Hal ini memerlukan kesiapan in-  sidi itu. Mereka  membayar pada har-
            menterian-kementerian  atau  Lemba-  frastruktur  di  seluruh  pelosok  tanah   ga yang sebetulnya menuju ke harga
            ga bahkan Transfer ke Daerah.     air namun itu juga tidak kunjung pem-  keekonomian  daripada  harga  premi-
                Dengan  tidak  terserapnya  ang-  bangunannya,  sehingga  masyarakat   um yang Rp 7.000,-.
            garan  itu  justru  akan  mengurangi     bertanya-tanya kapan sebetulnya kita   “Inilah  yang  menjadi  keprihati-
            laju  pertumbuhan  ekonomi,  jadi  bu-  mau  diatur.  Apa  yang  terjadi.  Begitu   nan anggota dewan seperti saya pada
            kan  kita  beruntung  sebetulnya.  Kita   ada satu disparitas harga  antara BBM   waktu    melakukan  kunjungan  kerja,
            mendapat  sisa  anggaran  kemudian   Subsidi  dengan  Non  Subsidi  seperti   bertemu  para  konstituen.  Mereka
            dipakai untuk subsidi.            yang kita kenal Pertamax,  SuperTT, itu   selalu mengatakan  bahwa “Pak saya
                “Dalam  dua  hal  ini  kami  men-  besar sekali, akhinya  banyak kelang-  membayar  bensin  itu  tidak  dengan
            coba memberikan ultimatum kepada   kaan dimana-mana.                 harga  Rp  4.500,-  tapi  dengan  harga
                                                                                 Rp 7.000,-,” jelasnya.
                                                                                     Di dalam UU APBN   2010 sudah
            Internet/love-enola.blogspot.com                                     rata  minyak  dunia    melebihi  harga
                                                                                 diputuskan, bahwa apabila harga rata-

                                                                                 minyak  dunia yang sudah kita patok
                                                                                 didalam  APBN  paling  tidak  10%  itu
                                                                                 kita  sudah  mengijinkan  pemerintah
                                                                                 tanpa melalui persetujuan DPR untuk
                                                                                 menaikkan harga hingga 10%.
                                                                                     “Jadi jika  harga bahan bakar itu
                                                                                 Rp  4.500,-  mereka  bisa  menaikkan
                                                                                 Rp 450,- jadi paling tidak menjadi Rp
                                                                                 5.000,-  harganya.  DPR  sudah  mem-
                                                                                 berikan  hal  kewenangan  itu  kepada
                                                                                 pemerintah untuk melaksanakan tan-
                                                                                 pa  ada  persetujuan  DPR,  karena  itu
                                                                                 sudah ada dalam UU,” terang Yudha.
                                                                                     Menurut  yudha,  sebetulnya  PR
                                                                                 (Pekerjaan  Rumah)  daripada  peme-
                                                                                 rintah  pertama  adalah  lebih  kepada
                                                                                 mengidentifikasi  dan  yang  kedua
                                                                                 bahwa kebijakan subsidi itu tidak bisa



             8 | PARLEMENTARIA |  Edisi 86 TH. XLII, 2011 |
   22   23   24   25   26   27   28   29   30   31   32