Page 29 - MAJALAH 86
P. 29
PENGAWASAN
Panja Hanya Punya Panah Biasa,
Tidak Mungkin Mengalahkan
Panah Sakti
Kasus mantan pegawai Ditjen Pajak Gayus Tambunan yang memiliki rekening gendut
25 miliar rupiah dan kelihaiannya ‘menyelinap’ dari kungkungan jeruji besi bahkan
di markas pasukan elit Polri, Brigade Mobil, memuat banyak pihak prihatin,
termasuk Komisi III DPR RI. Publik bertanya-tanya sedemikian hebatkah Mafia Hukum
dan Mafia Pajak di negeri ini?
ditempat,” kata anggota Panja PMHP
dari Fraksi Partai Gerindra Martin Hu-
tabarat kepada Parle di Jakarta, Rabu
(21/9/11).
Lebih jauh ia meminta agar se-
luruh fraksi di Komisi III melakukan
evaluasi ulang terhadap langkah kerja
Panja, agar capaian akhir bisa optimal.
Menurutnya ada 3 hambatan yang
membuat kinerja Panja mengendor.
Pertama, keseriusan anggota Panja
sendiri. Kedua, keseriusan pemerin-
tah untuk mendukung dan ketiga,
‘bejibunnya’ kasus baru yang seakan
mengepung negeri ini. Kasus Naza-
rudin, suap Kementrian Tenaga Kerja
dan Transmigrasi, kemudian mun-
culnya kesan di tengah masyarakat
Benny K Harman, Ketua Komisi III DPR RI Nudirman Munir, anggota Panja PMHP dari F-PG ternyata mafia itu bukan hanya di
enyikapi kondisi itu Komi- dap dugaan sepak terjang mafia di perpajakan, bukan hanya di institusi
si III yang membidangi negeri ini demikian besar. Itulah pula penegakan hukum. Mafia ternyata
Mmasalah hukum segera yang mendorong pemerintahpun juga ada di DPR dan sektor pemerin-
me-ngambil langkah. “Rapat internal membentuk Satgas Mafia Hukum di- tahan lain.
memutuskan pembentukan Panitia pimpin mantan ketua BRR Aceh, Kun- Sementara itu anggota Panja
Kerja-Panja pemberantasan mafia hu- toro Mangkusubroto. Perhatian media PMHP dari FPG, Nudirman Munir me-
kum dan mafia pajak untuk mencari terhadap perkembangan isu ini juga nyatakan sudah dapat memperkirakan
solusi karena sulitnya pemberantasan luar biasa, rapat Panja hampir selalu energi Panja akan terseok di tengah
mafia pajak yang dihadapi polisi, dipenuhi wartawan baik cetak mau- jalan. “Bagaimana mungkin, ini per-
hingga Gayus bisa bebas keluar masuk pun elektronik. “Itu dulu.., sekarang tarungan saya ibaratkan mau mela-
penjara. Tapi saya tegaskan Panja ti- setelah bekerja delapan bulan lebih wan mafia yang punya panah sakti
dak dibuat untuk mempolitisir kasus,” semakin sulit melihat wartawan dalam seperti Adipati Karna, sementara kita
kata Ketua Komisi III Benny K. Harman rapat Panja. Seiring menurunnya tensi Panja hanya punya panah biasa, mana
saat menyampaikan keterangan pers kasus ini perhatian publik berkurang, mungkin menang senjatanya gak
di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, saya lihat sepertinya ini juga mem- ada. Akibatnya kita tidak bisa berbuat
awal tahun ini. pengaruhi perhatian anggota. Ak- banyak, kita hanya bisa memanggil
Saat itu perhatian publik terha- hirnya kinerja Panja jadi seperti jalan dan bertanya, tidak punya hak untuk
0 | PARLEMENTARIA | Edisi 86 TH. XLII, 2011 |