Page 37 - MAJALAH 136
P. 37
akselerasi dan target pertumbuhan
ekonomi di tahun 2016.
Sulitnya para pengusaha atau
korporasi mendapatkan pendanaan
dari pasar keuangan atau pasar obligasi
(baca: berbagi kue antara pemerintah
dan korporasi) adalah dampak yang
mungkin terjadi. Sulitnya mendapatkan
pendanaan akan menghambat ekspansi
korporasi di tahun ini, yang akhirnya
akan menghambat terwujudnya
harapan pertumbuhan ekonomi 5,3
persen. Ini yang dinamakan potensi
terjadinya crowding out effect.
Selain itu, penerbitan SBN tersebut
sumber : Kementerian Keuangan, diolah. juga dapat menimbulkan hambatan
yang belum tertagih patut dilakukan saja, anggaran pembayaran beban yang cukup “solid” bagi agenda dan
pemerintah. bunga utang pemerintah mencapai harapan Pemerintah menurunkan
Rp 184,9 triliun atau setara 14 persen tingkat suku bunga perbankan ke
Menguji Kredibilitas dari alokasi belanja Pemerintah single digit. Tingkat suku bunga yang
Penganggaran Pemerintah Pusat. Dalam jangka panjang, hal tinggi dan sulit turun tersebut pada
akhirnya juga akan berdampak pada
Data tahun 2006 – 2015, setiap ini akan berdampak pada tertunda capain pertumbuhan ekonomi yang
APBN harus dikoreksi mengikuti atau terbengkalainya program- diharapkan.
perkembangan ekonomi terkini, program pembangunan dalam rangka Untuk memitigasi risiko penerbitan
defisit anggaran selalu melebar dan percepatan pembangunan ekonomi dan SBN, menunda alokasi anggaran yang
sayangnya realisasinya selalu dibawah peningkatan kesejahteraan masyarakat. “semi prioritas” atau menunda sebagian
target. Kecuali APBN-P 2015, targetnya Selain itu, pengelolaan defisit yang PMN dapat dilakukan oleh Pemerintah
menurun dan realisasinya melampaui tidak baik ini juga akan berpengaruh dan patut dipertimbangkan. Hal ini
target. Sedangkan di sisi pembiayaan, pada “sulitnya” keuangan negara kita bertujuan agar tidak perlu menarik
realisasinya selalu jauh lebih besar dari terlepas dari jeratan utang. Oleh karena utang baru.
realisasi defisitnya. itu, angka-angka pendapatan negara, Kalaupun terpaksa menarik utang
Fakta lainnya, setiap defisit melebar belanja negara dan defisit yang akan baru melalui SBN, langkah tersebut
selalu diikuti peningkatan pembiayaan disodorkan dalam dokumen RUU harus dibarengi dengan paket kebijakan
yang bersumber dari utang, yakni Surat APBN-P 2016 harus diuji kredibilitas yang lebih memberikan relaksasi
Berharga Negara (SBN) dan pinjaman dan kepresisian perhitungan serta kepada dunia usaha, termasuk industri
luar negeri, dengan rata-rata realisasi ekspektasinya. perbankan. Selain itu, memperkuat
pertahunnya mencapai 94,2 persen koordinasi dan kerjasama dengan
untuk SBN, dan 88,83 persen untuk Potensi “Kontraproduktif” Bank Indonesia dan Otoritas Jasa
Pinjaman Luar Negeri (PLN) selama 10 Pelebaran Defisit Keuangan sangat diperlukan agar
tahun terakhir. Penarikan utang baru untuk mampu memitigasi resiko crowding
Kondisi ini mencerminkan membiayai tambahan def isit out effect.
kekurangpresisian Pemerintah dalam APBN-P 2016, sepertinya
Ditulis oleh:
dalam setiap melakukan adjustment diperoleh melalui penerbitan SBN. Robby Alexander Sirait, M.E
APBN-P. Selain itu, ketidakpresisian Selain memperbesar beban utang, (Analis APBN Ahli Pertama di Pusat
ini berdampak tidak baik bagi pelebaran defisit ini akan “berpotensi” Kajian Anggaran Badan Keahlian DPR RI)
keuangan negara dan perekonomian memberikan dampak negatif bagi
Indonesia di masa yang akan datang.
Kelebihan pembiayaan yang didominasi
bersumber dari utang SBN dan PLN,
akibat realisasi defisit yang dibawah
target berimplikasi pada jumlah utang
yang bertambah dan mengindikasikan
“ketidakefektifan” penarikan utang
yang sudah dilakukan.
Jika terus terjadi, maka akan
berdampak pada beban utang, baik
cicilan dan bunga, yang semakin
besar dalam APBN tahun-tahun
berikutnya. Dalam APBN tahun ini
sumber : Kementerian Keuangan, diolah.
PARLEMENTARIA z EDISI 136 TH. XLVI - 2016 l 37