Page 39 - MAJALAH 136
P. 39

Deputi harusnya mengawasi sedikit  dengan penguasa,” kata Azam      “MK putuskan bahwa itu adalah aset
               BUMN,”jelasnya,                      Menurutnya, BUMN didirikan untuk   negara. Jadi sekali aset negara ya tetap
                  Selain itu, yang tak kalah pen-  tujuan pelayanan terhadap masyarakat   aset negara. Kalau mau dilepaskan ada
               tingnya adalah mengenai komisaris  dan tujuan bisnis. Hal ini pastinya harus   caranya,” tegas Azam.
               yang seharusnya ditempatkan orang-  dikelola secara profesional sesuai   Selain itu, peneliti LPEM UI Fithra
               orang yang paham tentang tugas pokok  dengan tujuannya masing-masing.  Faisal mengakui pengelolaan BUMN
               dan fungsinya. Azam mendorong  agar   Politisi Partai Demokrat ini juga   sebelumnya jauh lebih baik dari
               komisaris BUMN itu diisi oleh orang-  membagi BUMN di Indonesia terbagi   sekarang ini. Karena jauh dari kompromi
               orang yang profesional, bukan hanya  dalam tiga kelompok berdasarkan   politik. Hal itu bisa dilihat dari sisi
               seremonial. Hal itu penting untuk  kondisinya, yakni BUMN sehat, BUMN   aktiva dan laba yang dalam 5 tahun
               memperkuat kembali fungsi BUMN.   menengah, dan BUMN tidak sehat.   terakhir mengalami peningkatan 14%.
                  “Komisaris itu bukan hanya     Ia juga mengakui adanya temuan    Semuanya mengalami peningkatan, ini
               seremonial, komisaris itu harus diisi   penyimpangan dana di BUMN melalui   artinya standarnya sudah cukup baik.
               oleh pihak profesional yang paham   pembentukan anak-anak perusahaan    Oleh karena itu, ia menjelaskan
               tentang industri. Misalnya, pengelolaan   oleh BUMN. “Anak perusahaan itu   juga diperlukan pembedaan antara
               keuangan di masing-masing BUMN itu  bukan BUMN tapi menggunakan dana   BUMN yang memiliki tujuan profit dan
               berbeda baik itu pupuk, migas, sumber  BUMN,” katanya.              tujuan penugasan agar bisa dikelola
               daya dan lain-lain. Antar BUMN itu   Azam menegaskan, pengawasan    menjadi lebih baik. “Makanya, RUU
               berbeda pengelolaannya,” ujarnya.  di BUMN dilakukan oleh komisaris   BUMN mestinya memperhatikan
                  Selain itu, pasca revisi UU  atau dewan pengawas, sedangkan      bagaimana mengelola BUMN menjadi
               No. 19 Tahun 2003, DPR nantinya                                     lebih baik. Harus ada pembedaan
               dimungkinkan melakukan pengawasan                                   BUMN yang ditugaskan cari profit dan
               terhadap anak BUMN. “Ini yang                                       penugasan tertentu,” jelasnya.
               sedang kita perbaiki. Sebab, selama                                    Meskipun begitu, Fithra juga
               ini parlemen tidak menyentuh atau                                   menyayangkan terlalu banyak peme rik-
               mengawasi sedikitpun anak perusahaan   BUMN berkembang atau         saan eksternal terhadap BUMN. Namun
               BUMN,” kata Azam                       tidak, tergantung pada       demikian, gambaran secara makro
                  Menurutnya, sebelum revisi                                       pengelolaan BUMN sudah on the right
               dilakukan, DPR tidak mempunyai      pengelola dan pengawasnya.      track. “Hanya sayangnya, kehadiran dan
               kewenangan melakukan pengawasan       Kami mengusulkan agar         fungsi sosial politik BUMN itu masih
               terhadap kinerja anak-anak                                          setengah-setengah,” katanya.
               perusahaan  BUMN tetapi DPR  hanya      direksi dan komisaris          Tetapi jika dilihat dari sudut yang
               mampu menggapai BUMN itu sendiri.     BUMN benar-benar figur        le bih spesifik yang merujuk pada te-

               Sedangkan, ratusan anak BUMN yang                                   muan BPK, ada sekitar 801 te muan
               mengalami penyimpangan pengelolaan     profesional, bukannya        dan 1.294 rekomendasi yang diberi-
               dan berpotensi merugikan keuangan     figur yang dekat dengan       kan. Rekomendasi yang diberikan
               negara, tidak bisa diawasi DPR.              penguasa.              berdasarkan beberapa masalah yang
                  “Ini modus yang kita temukan.                                    diantaranya sistem pengendalian in-
               Sebagai contoh, ada BUMN yang                                       ternal, administrasi dan ketaatan ter-
               meminjamkan tanahnya kepada anak                                    hadap UU dan banyak terjadi mark up.
               BUMN. Lalu oleh anak BUMN itu tanah                                    Melihat besaran rekomendasi yang
               dibangun properti dan lalu dijual. Ini   DPR RI sebagai pengawasan lapis   diberikan BPK, maka sudah seharusnya
               kan modus namanya,” sambung Azam.  kedua. Menanggapi hal itu, DPR   BUMN dikaji ulang efektivitas dan tata
                  Bahkan pihaknya menemukan      membentuk Panitia Kerja Aset Negara   kelolanya agar sesuai dengan tujuan
               ada pejabat teras kementerian tidak   guna mengawasi aset-aset negara   awalnya. Oleh karena itu, DPR akan
               mengakui aset anak BUMN adalah milik   di BUMN. “Kekayaan BUMN adalah   memperkuat fungsi pengawasan dalam
               negara. “Ada deputi menteri BUMN   kekayaan negara melalui kekayaan   revsi yang akan dilakukan di kemudian
               yang mengatakan bahwa asset anak-  negara yang dipisahkan, sehingga aset   hari.
               anak BUMN itu milik BUMN. Bukannya   BUMN yang masuk ke anak perusahaan   Sebagaimana diketahui, UU Nomor
               milik negara,” lanjut Azam.       tetap sebagai aset negara,” katanya.  19 Tahun 2003 tentang BUMN ini
                  Azam juga menegaskan agar         Menurut dia, melalui Panja Aset   sudah berumur 13 tahun.  UU tersebut
               BUMN dapat beroperasi dengan baik   Negara yang meminta masukan dari   berkaitan dengan UU Nomor  17
               dan berkembang. Oleh karenanya    berbagai pihak terkait, menemukan   Tahun 2003. Sehingga UU Nomor
               jajaran direksi dan komisaris harus   adanya dugaan penyimpangan aset   19 Tahun 2003 ini dasar hukumnya
               diisi oleh figur profesional. “BUMN   negara melalui anak perusahaan BUMN.   adalah UU Nomor  17 Tahun 2003.
               berkembang atau tidak, tergantung   Sedangkan Mahkamah Konstitusi   Baru setelahnya muncul UU Nomor 1
               pada pengelola dan pengawasnya.   sudah memutuskan bahwa semua      Tahun 2004. Jadi ada tiga 3 UU yang
               Kami mengusulkan agar direksi dan   asset anak BUMN merupakan kekayaan   berkaitan antara satu dengan yang
               komisaris BUMN benar-benar figur   negara. Sehingga, pelepasannya harus   lain dan ada tiga rujukan UU dalam
               profesional, bukannya figur yang dekat   melewati mekanisme yang berlaku.   pengelolaan BUMN. „      (sc)



                                                                              PARLEMENTARIA z  EDISI 136 TH. XLVI - 2016  l  39
   34   35   36   37   38   39   40   41   42   43   44