Page 53 - MAJALAH 130
P. 53

UKM dan desentralisasi jadi usulan yang   Data pada 2013 tercatat hanya ada 7.450   memang sudah jadi kebutuhan bangsa.
            bisa dimasukkan dalam rumusan RUU   paten yang diajukan. Bandingkan de­  Negara harus hadir memberi  perlin­
            ini. Dengan kemudahan akses paten dan   ngan Cina di tahun yang sama mencapai   dungan terhadap semua aset berharga
            nol biaya, masyarakat akan semakin an­  825.136, disusul AS 571.612, Eropa 147.987,   yang dipatenkan, baik budaya, teknologi,
            tusias dan peduli terhadap pentingnya   dan India 43.031.           temuan ilmiah, dan lain­lain.
            paten.                                                                Selain persoalan delik, sempat ter­
               Nasir Djamil (F­PKS) menyampaikan,  DELIK PATEN                  wacanakan pula agar frasa pidana paten
            bila kelak ada desentralisasi paten, dae­  Dalam Pasal 157 UU No.14/2001 ten­  “paling lama” diubah menjadi “paling
            rah harus sejak dini menyiapkan SDM   tang Paten, delik yang digunakan adalah   singkat”. Dalam Pasal 130 UU No.14/2001
            dan sarananya penunjangnya. Bila tidak   delik aduan. Dengan delik ini kepolisian   disebutkan, “Barang siapa dengan se­
            disiapkan, masyarakat tetap akan kesu­  dinilai pasif menegakkan hukum paten.   ngaja dan tanpa hak melanggar hak pe­
            litan mengurus paten. Tenaga penyuluh   Muncul desakan agar deliknya diubah   megang paten dengan melakukan salah
            perlu pula disiapkan agar paten kian   menjadi delik formil atau biasa. Kepoli­  satu tindakan sebagaimana dimaksud
            membumi di daerah.                sian bisa langsung bekerja saat terjadi   pasal 16 dipidana dengan penjara pa ling
               Wakil Ketua Pansus Risa Mariska (F­  pelanggaran paten, walau tak ada pe­  lama 4 tahun dan/atau denda paling
            PDI Perjuangan) yang juga ikut berdis­  ngaduan dari pemilik paten. Selama ini   banyak Rp 500.000.000,00“.
            kusi di Polda Sulsel, mengatakan, paten   banyak kasus pelanggaran paten yang   Syarifuddin Suding yang mewa­
            harus sudah jadi mindset masyarakat   tak diketahui oleh pemiliknya. Dan ke­  canakan hal tersebut berharap, hukum
            bahwa itu penting untuk melindungi   polisian kurang proaktik mengusut   paten betul­betul ditegakkan dengan
            haknya. Kesadaran masyarakat, kata   pelanggaran paten.             merubah sanksi frasa menjadi “paling
            Risa, sangat rendah terhadap paten. Un­  Perubahan delik itu sudah menjadi   singkat” empat tahun seperti tersebut
            tuk itu, perlu sosialisasi yang masif. Risa   desakan publik. Dengan perubahan delik   dalam pasal 130. Pemegang hak paten
            menambahkan, untuk memudahkan ak­  itu, ada perlindungan hukum dari para   pun merasa dihargai dan mendapat per­
            ses paten, birokrasinya memang harus   penegak hukum untuk pemilik paten.   lindungan hukum yang cukup. Pada ak­
            disederhanakan.                   Kelak, masyarakat pemilik paten selain   hirnya, rumusan delik dan pidana paten
               Dan desakan agar biaya paten di­  mendapat kemudahan mengurus paten   akan kembali digodok oleh Pansus untuk
            gratiskan, memang perlu jadi pertim­  dengan biaya murah juga plus mendapat   mendapatkan rumusan pasal yang ideal.
            bangan Pansus untuk merumuskan    perlindungan hukum. Inilah yang di­  Banyak catatan penting yang dibawa
            pasalnya dengan baik. Dalam naskah   harapkan publik kepada Pansus RUU   Pansus sebagai “oleh­oleh” dari Sulsel.
            akademik RUU Paten, ternyata permo­  Paten.                         Dalam kunjungan kerja ke Sulsel itu, ha­
            honan paten di Indonesia terbilang ren­  Kapolda Sulsel Pudji Harsanto,   dir pula Anggota Pansus lainnya seperti
            dah bila dibandingkan dengan negara­  mengemukakan, sejauh ini di wilayahnya   Anas Thahir (F­PPP) dan Rohani Vanath
            negara lain yang menjadi anggota WTO.   belum ada pelanggaran paten. Hak paten   (F­PKS). (MH) FOTO: HUSEN/PARLE/IW
                                                                                  DALAM PASAL 157 UU
                                                                                  NO.14/2001 TENTANG PATEN,

                                                                                  DELIK YANG DIGUNAKAN
                                                                                  ADALAH DELIK ADUAN.
                                                                                  DENGAN DELIK INI KEPOLISIAN
                                                                                  DINILAI PASIF MENEGAKKAN
                                                                                  HUKUM PATEN. MUNCUL
                                                                                  DESAKAN AGAR DELIKNYA
                                                                                  DIRUBAH MENJADI DELIK
                                                                                  FORMIL ATAU BIASA.
                                                                                  KEPOLISIAN BISA LANGSUNG
                                                                                  BEKERJA SAAT TERJADI
                                                                                  PELANGGARAN PATEN, WALAU
                                                                                  TAK ADA PENGADUAN DARI
                                                                                  PEMILIK PATEN.
            Tim Pansus Hak Paten menggelar pertemuan di Polda Sulsel

                                                                                          EDISI 130 TH. XLV, 2015  53
   48   49   50   51   52   53   54   55   56   57   58