Page 44 - MAJALAH 80
P. 44

LEGISLASI




                “Perlu  ada  audit  BPK  (Badan
            Pemeriksa   Keuangan)   minimal
            setahun  sekali.  Ini  gagasan  yang
            baik  dan  patut  didukung  agar  ada
            transparansi,”ujar sadar.
                Sementara,  Dolfi  dari  Fraksi
            Partai  Demokrasi  Perjuangan  me-
            nyatakan,  yang  diperlukan  adalah
            laporan  berkala  atas  pengelolaan
            mata  uang.  baik  dari  BI  maupun
            pemerintah.  Laporan  ini  diberikan
            kepada  DPR  setiap  enam  bulan,
            ”Usul   pemerintah   menyatakan
            agar  laporan  kepada  DPR  setiap
            tiga bulan,”katanya guna
                Pada jawaban pemerintah saat
            RUU  Mata  Uang,  Menteri  Keua-
            ngan  Agus  Martowardojo  mengu-
            sulkan  agar  Pemerintah  bersama
            Gubernur  Bank  Indonesia  ikut
            menandatangani  setiap  lembar
            mata uang rupiah.
                Dia  menambahkan,  tidak  ha-
            nya  perlu  satu  institusi  (bank  sen-
            tral) yang mengendalikan, tapi per-
            lu ada intansi lain yang melakukan
            check and balance.                dengan Komisi XI DPR. Penundaan    Uang.
                Agus menambahkan, pemerin-    ini  sempat  diwarnai  kekecewaan      “Perencanaan   hingga   pe-
            tah  juga  mengusulkan  supaya  pe-  oleh  beberapa  anggota  Dewan   musnahan  uang  perlu  dilakukan
            nandatanganan  uang  kertas  juga   bahkan mereka menganggap Men-    dengan  kordinasi  antara  BI  (Bank
            dilakukan  oleh  pemerintah,  tidak   teri  Keuangan  tidak  profesional   Indonesia)  dan  pemerintah  agar
            hanya  Bank  Indonesia  (BI)  seperti   karena  sudah  dua  kali  membatal-  mendukung tata kelola yang baik,”
            yang  berlaku  saat  ini.  Alasannya,   kan  pembahasan  RUU  Mata  Uang   kata Fraksi Partai Amanat Nasional
            katanya,  sesuai  dengan  landasan   tersebut.                       (F-PAN) DPR RI Mohammad Hatta
            filosofis  mata  uang  sebagai  alat   Memang  sedianya,  tanggal  27    Pada  kesempatan  yang  sama,
            pembayaran  yang  sah,  pengukur   Mei 2010 lalu, Menkeu dan Menhuk   Muhammad  Hatta  menilai,  isu
            harga, dan simbol kenegaraan.     HAM akan memberikan penjelasan     redenominasi  menjadi  isu  yang
                Menurut  Menkeu,  perwuju-    terhadap  RUU  Mata  Uang.  alasan   hangat  di  bicarakan  dan  dapat
            dan simbol negara dapat tercermin   Menkeu belum siap, dan dijadwal-  dikaitkan  didalam  pembahasan
            dari  ciri-ciri  uang  kertas  dan  uang   kan Senin (31/5/2010) dengan agen-  RUU Mata Uang ini. “Yah nantinya
            logam yang juga telah dirumuskan   da tanggapan pemerintah terhadap   ujung-ujungnya akan redenominasi
            dalam RUU ini. Antara lain, tertera   penjelasan DPR RI, dan tanggapan   juga,”katanya kepada parle.
            gambar  lambang  negara  Garuda   fraksi-fraksi  terhadap  penjelasan    Namun  pendapat  tersebut
            Pancasila  dan  kata  Republik  Indo-  pemerintah,  tentang  kedua  RUU   dibantah oleh Ketua Komisi XI DPR
            nesia. “Karena itu pemerintah ber-  tersebut, akhinya terpaksa ditunda   Emir Moeis (F-PDIP), dia menjelas-
            pandangan  turut  menandatangani   lagi.                             kan,  wancana  redenominasi  ti-
            uang kertas rupiah,’’ usulnya.                                       dak  akan  dimasukan  didalam  RUU
                Seperti kita ketahui, Perjalanan   Isu Redenominasi              Mata Uang. Hal ini bertujuan untuk
            RUU ini hingga sampai pada tahap      Isu  redenominasi  yang  be-   meredam kekawatiran masyarakat.
            Panitia Kerja (Panja) cukup berliku,   berapa bulan yang lalu dilontarkan   “Jadi  redenominasi  tidak  akan  di-
            bahkan  Pemerintah  yang  diwakili   Darmin  Nasution  setelah  terpilih   masukkan  takut  masyarakat  panik
            oleh Menteri Keuangan Agus Mar-   menjadi gubernur Bank Indonesia,   dan ramai lagi nanti,” ujarnya.
            towardojo  sempat  menunda  dua   kembali  mencuat  seiring  semakin     Emir menambahkan, tidak me-
            kali  pembahasan  RUU  Mata  Uang   intensifnya pembahasan RUU Mata   nutup  kemungkinan  jika  nantinya





                                                                                                                                                                                                                                          5

                                                                                                                                                                                                        | PARLEMENTARIA  |  Edisi 80 TH. XLI, 2010 |  5
               | PARLEMENTARIA |  Edisi 80 TH. XLI, 2010 || PARLEMENTARIA |  Edisi 80 TH. XLI, 2010 |
                                                                                                                                                                                                                             TH. XLI, 2010 |
                                                                                                                                                                                                                  ARIA |
                                                                                                                                                                                                        |
                                                                                                                                                                                                                       Edisi 80

                                                                                                                                                                                                         ARLEMENT
                                                                                                                                                                                                        P
   39   40   41   42   43   44   45   46   47   48   49