Page 21 - MAJALAH 109
P. 21

fasilitasi  keluhan rakyat miskin            Di Jakarta, misalnya, ada program Kartu
            untuk mendapatkan layanan kese­
            hatan terbaik. Seperti terjadi pada   Jakarta Sehat (KJS) yang diterapkan Gubernur
            pertengan Januari lalu, Ketua DPR   Jokowi. Dan itu gratis bagi kaum miskin
            Marzuki Alie tak hanya menggelar
            pertemuan dengan Kepala BPJS Ke­  Jakarta. Begitu pula ada Jamkesmas yang
            sehatan Fahmi Idris dan jajarannya,   gratis. Saat semuanya diintegrasikan ke dalam
            lebih dari itu ia juga mengundang   BPJS Kesehatan, masyarakat tetap melihat
            rakyat miskin di Jakarta untuk me­
            nyampaikan keluhannya langung di  program ini gratis.
            hadapan pimpinan BPJS Kesehatan
            dan Pimpin an DPR RI.

              Di masa awal pemberlakuan JKN
            ini, kerap ditemukan kesimpang­
            siuran layanan kesehatan. Adalah
            wajar, kata Marzuk, bila ada sedikit
            masalah di sana sini. Sosialisasi pro­
            gram kesehatan yang satu ini tidak
            optimal, karena dilakukan di waktu
            yang sempit. Padahal, UU BPJS su­
            dah disahkan sejak 2011. Peraturan
            turunannya baru keluar 26 Desem­
            ber lalu berupa Perpres No. 105 dan
            106. Itu pun ditarik kembali, karena
            dihujani kritik tajam.

              Satu bulan pertama pelaksanaan  semuanya diintegrasikan ke dalam  luas. Awal tahun 2014 ini, harus
            BPJS kesehatan, banyak warga masih  BPJS Kesehatan, masyarakat tetap  menjadi awal semangat menyehat­
            bingung bagaimana harus mengurus  melihat program ini gratis.       kan warga bangsa. Inilah program
            kartu sehatnya bila ingin berobat ke                                impian  yang  diharapkan  mampu
            rumah sakit. Warga miskin malah be­  “Ketika  BPJS  mulai  disuarakan,  menutupi kebutuhan layanan kese­
            lum mendapat penjelasan memadai.  masyarakat masih punya persepsi  hatan, terutama bagi warga miskin
            Bahkan, ada yang belum mengerti  bahwa itu gratis. Padahal, sebena­  atau hampir miskin di seluruh Tanah
            tentang BPJS. Masyarakat miskin ta­  rnya tidak. Jadi, memang menurut  Air.
            hunya program ini gratis. Padahal, ini  hemat saya, ini kesalahan ada di
            adalah program asuran si kesehatan  pihak pemerintah, karena pemerin­  Jumlah PBI
            yang mewajibkan iur an.           tah juga terlambat menyelesaikan
                                              beberapa peraturan pemerintah       Tahun 2014 ini, Pemerintah me­
              Anggota Komisi IX Okky Asokawa­  atau peraturan presiden,” tandas  matok jumlah orang miskin pene­
            ti  mengeritisi  pelaksanaan  BPJS.  Okky. Setelah UU BPJS disahkan  rima bantuan iuran (PBI) sebesar
            Untuk urusan sosialisasi, pemerin­  (November 2011), harusnya semua  86,4 juta jiwa. Padahal, bila me­
            tah selalu tidak optimal dan efektif  peraturan turunan itu sudah selesai  ngacu pada data BPS 2011, jumlah
            melakukannya. Bila ada masyarakat  pada November 2012.              keluarga miskin 25,2 juta. Bila dia­
            miskin yang menyangka bahwa JKN                                     sumsikan satu keluarga terdiri dari
            gratis, itu indikasi dari sosialisasi   Ternyata, peraturan turunannya  4 orang, mestinya jumlah penerima
            yang tidak optimal. Betapa pun se­  baru selesai 26 Desember 2013 lalu  PBI dikalikan 4 menjadi 100,8 juta
            benarnya masyarakat miskin akan  berupa Perpres No.105 dan 106  jiwa. Ada selisih jumlah yang perlu
            ditanggung negara iurannya lewat  yang kemudian ditarik kembali. Jadi,  mendapat perhatian. Soal data, me­
            penerima bantuan iuran (PBI).     akar masalahnya adalah ketidak­   mang, selalu tidak akur dan seirama
                                              sanggupan pemerintah membuat  antara pemerintah dan DPR.
              “JKN ini, sifatnya asuransi sosial.  aturan turunan UU BPJS tepat wak­
            Setiap warga negara harus me­     tu. Rakyat harus diberi penjelasan   Okky sendiri mengaku tidak pu­
            ngiur,” jelas politisi PPP itu. Di Ja­  yang cukup bahwa ini tidak gratis.   nya data yang valid menyangkut
            karta, misalnya, ada program Kartu                                  jumlah PBI. Namun, menurutnya,
            Jakarta Sehat (KJS) yang diterapkan   Namun demikian, di tengah  warga miskin yang belum tercover
            Gubernur Jokowi. Dan itu gratis bagi  kekurangan pemerintah dalam me­  dalam JKN ini bisa dicover  oleh
            kaum miskin Jakarta. Begitu pula  nyosialisasikan BPJS Kesehatan, pro­  Pemda di seluruh Indonesia. Ketika
            ada Jamkesmas yang gratis. Saat  gram ini patut mendapat dukungan  kuota pemerintah terbatas, Pemda


                                                                             PARLEMENTARIA  EDISI 109 TH. XLIV, 2014  21
   16   17   18   19   20   21   22   23   24   25   26