Page 30 - MAJALAH 88
P. 30

sannya  pemerintah  Indonesia,  apa-
            lagi kita tidak mempunyai bargaining
            power dengan pemerintah Arab Saudi
            jadi  posisi  Indonesia  lemah  dimata
            Arab Saudi.
            Persoalan Transportasi
               Terkait transportasi dalam penye-
            lenggaraan  ibadah  haji,  lanjutnya,
            DPR menyoroti persoalan transportasi
            yang seringkali telat melakukan antar
            jemput  jamaah  haji  Indonesia.  Yang
            dikatakan      Taradudi      yaitu  peng-
            angkutan jamaah haji dari Arafah ke
            Musdalifah,  dari  Musdalifah  ke  Mina
            harusnya jamaah haji kita di Musdali-
            fah itu setelah tengah malam (jam 12
            malam) diberangkatkan ke Mina, teta-
            pi sampai jam 12 malam lewat masih
            banyak  jamaah  haji  kita  yang  belum
            terangkut. “Ini bagaimana bisa terjadi,   itu  tetap  oleh  pemerintah,  tambah-  maka persoalan-persoalan yang sama
            jamaah haji kita ‘kan bayar Dam,” kata   nya.  Kedua,  lanjutnya,  DPR  mengu-  akan selalu muncul dalam setiap pe-
            Chairunnisa  seraya  menambahkan   sulkan segera dibentuk Badan Khusus   nyelenggaraan  ibadah  haji  di  masa-
            memang  agak  repot  karena  sistem-  Penyelenggaraan  Ibadah  Haji,  kalau   masa mendatang.
            nya adalah sistem pemerintahan Arab   perlu Kementerian Khusus Penyeleng-  Dia  menambahkan,  pengelolaan
            Saudi dan bargaining power pemerin-  garaan Ibadah Haji dan Wakaf seperti   ibadah haji ini bukan semata persoa-
            tah Indonesia sangat lemah.       kementerian yang ada di Arab Saudi,   lan  beribadah  haji  saja,  tetapi  lebih
               Menurutnya,   kalau   namanya   yaitu  Kementerian  Haji  dan  Wakaf.   merupakan  persoalan  manajemen.
            Taradudi  mestinya  pemerintah  Arab   “Komisi VIII DPR sudah sepakat untuk   Bagaimana me-“manage” seluruh ke-
            Saudi  harus  menyediakan  kendaraan   membentuk sebuah Badan,” katanya.   giatan dari Tanah Air ke Saudi Arabia,
            busnya  lebih  banyak  sehingga  para   Dia  menambahkan,  penyeleng-  dan kembali lagi ke Tanah Air berjalan
            jamaah haji kita yang belum terang-  garaan  ibadah  haji  ini  belum  maksi-  dengan  baik  sesuai  dengan  harapan
            kut  dapat  terangkut,  tidak  ada  lagi   mal  karena  masih  ada  kekurangan-  para jamaah haji.
            yang terbengkalai.  Jadi   kelemahan   kekurangan  yang  harus  diperbaiki.   Dalam  penyelenggaraan  haji  me-
            pemerintahan  Indonesia  sesungguh-  Saya  tidak  menyalahkan  siapa-siapa   mang  diperlukan  sistem  manaje-
            nya soal manajemen. Penyelenggara-  tetapi  memang  masih  ada  kekura-  men  yang  baik,  penanganan  yang
            an ibadah haji ini bukan hanya semata   ngan yang harus dievaluasi. “Jadi ada   cermat,  dan  didukung  Sumber  Daya
            persoalan  beribadah  haji  saja  tetapi   beberapa  hal  yang  perlu  dievaluasi   Manusia  (SDM)  yang  handal  dan
            lebih  daripada  itu.  Jadi  manajemen   dalam  penyelenggaraan  ibadah  haji   amanah, tutur Adang. Selain itu, lan-
            penyelenggaraan  ibadah  haji  harus   dan  perlu  perbaikan  kedepannya,”   jutnya, dalam pelaksanaan haji harus
            diperbaiki, tegasnya.             imbuhnya.                          mengedepankan prinsip-prinsip yang
               Pertama, jelasnya, adalah pemisa-  Sementara Adang Ruchiatna Pura-  mengedepankan para jamaah haji, se-
            han regulator dengan operator. “Jadi   diredja  (F-PDI  Perjuangan)  ditempat   hingga  dalam  melaksanakan  ibadah
            yang  terjadi  sekarang  ini  regulator   terpisah  mengatakan,  Kementerian   haji tidak terganggu.
            pemerintah,  operator  pemerintah,   Agama tidak boleh lagi berperan gan-  “Sebaiknya  Kementerian  Agama
            semua  oleh  pemerintah,”  kata  Chai-  da  sebagai  regulator,  eksekutor  dan   hanya  fokus  menempatkan  diri  se-
            runnisa.  Oleh  karena  itu,  lanjutnya,   sekaligus supervisor dalam pelayanan   bagai regulator dan pengawas ibadah
            DPR akan merevisi UU Nomor 13 ta-  ibadah  haji.  “Tanggungjawab  penye-  haji saja. Begitu juga dengan UU No-
            hun  2008  tentang  Penyelenggaraan   lenggaraan  ibadah  haji  sangat  berat   mor  13  tahun  2008  tentang  Penye-
            Ibadah Haji.                      dan komplek sehingga tidak bisa lagi   lenggaraan Ibadah Haji sebagai dasar
               Menurutnya,  mau  tidak  mau  UU   ditangani hanya Kementerian Agama,”   dan  payung  hukumnya  perlu  dire-
            Haji  tersebut  harus  direvisi,  karena   tegasnya.                 visi  untuk  menunjang  pelaksanaan
            undang-undang ini sudah tidak rele-  Menurutnya, tanpa adanya evalu-  ibadah  haji  kedepannya  lebih  baik,”
            van lagi dimana regulasi dan operasi   asi  secara  total  dan  komprehensif,   himbuhnya.(iw)



                                                                              | PARLEMENTARIA  |  Edisi 88 TH. XLII, 2011 |  1
   25   26   27   28   29   30   31   32   33   34   35