Page 58 - MAJALAH 153
P. 58
SELEBRITI
Marcella Zalianty
Berjuang Untuk Negeri
Lewat Seni Perfilman
Pemutaran film G30S/PKI sempat menimbulkan pro
dan kontra dari berbagai kalangan. Begitupun dengan
wacana produksi ulang film tersebut yang sempat
diutarakan Presiden Joko Widodo beberapa waktu
lalu. Terkait hal tersebut, sebagai seniman perfilman,
aktris, sutradara sekaligus produser film, Marcella
Zalianty mengungkapkan bahwa hal tersebut adalah
hal yang wajar.
erikut penuturannya yang
diungkapkannya kepada
BRahayu Setiowati dan Runi
Sari dari Majalah Parlementaria
dalam Konferensi Pers Penetapan
Film Indonesia Untuk Kategori Best
Foreign Language Film Award di Plaza
Indonesia, Jakarta Pusat beberapa
waktu lalu.
“Pemutaran kembali film G30S/
PKI sekaligus Nobar alias nonton
bareng film tersebut menurut saya
adalah hal yang biasa saja, wajar saja.
Itukan dilakukan untuk usia tertentu,
dalam arti bukan anak-anak, tapi orang
dewasa yang memang sudah dewasa
dalam menilai sesuatu. Apalagi itu foto : Runi/iw
adalah film sejarah bangsa kita yang
memang harus diketahui oleh orang sudah melalui proses sensor. Sehingga orang dewasa.
muda. Sejarah apapun itu, baik sejarah tidak ada lagi yang perlu ditakutkan Ia pun menyambut baik wacana
buruk ataupun sejarah baik negeri atau dikhawatirkan. Jika kemudian yang sempat diungkapkan Presiden
ini tetap bisa menjadi pembelajaran tayangan tersebut ikut ditonton oleh Joko Widodo yang menyarankan untuk
bagi kita semua untuk mengisi dan anak-anak yang notabene belum membuat atau memproduksi ulang
menyongsong kehidupan yang akan memiliki kedewasaan dalam berfikir film pengkhianatan PKI tersebut. Hal
datang,”ujar Marcella. dan cenderung bersifat meniru, itu menurut wanita kelahiran Jakarta, 7
Begitupun ketika film tersebut maka disanalah diperlukan peran Maret 1980 itu sebagai sebuah langkah
ditayangkan kembali oleh salah satu orangtua yang ikut mendampingi. yang positif. Namun, sebagaimana
stasiun tv, ia merasa tidak ada sesuatu Menurutnya, sejatinya hal tersebut film berlatar belakang sejarah lainnya,
yang salah. Pasalnya, ia meyakini tidak hanya berlaku untuk film ia pun berharap agar kelak ketika
ketika sebuah tayangan sudah berhasil tersebut saja, melainkan juga film atau wacana tersebut direalisasikan, maka
masuk dan tayang disebuah stasiun tayangan lainnya yang memang butuh harus terlebih dahulu melalui riset dan
televisi, maka tayangan tersebut pendampingan dari orangtua atau penelitian yang baik, sehingga apa yang
58 | PARLEMENTARIA n Edisi : 153 TH. XLVII 2017