Page 52 - MAJALAH 143
P. 52
kUNkeR
Komisi IV Pantau Kesiapan
Ketahanan Pangan Nasional
kerja Komisi IV DPR RI yang dipimpin
Wakil Ketua Komisi Herman Khaeron,
melakukan inspeksi ke gudang pupuk
di Provinsi Riau. Di lokasi tersebut
ditemukan beberapa persoalan klasik
yang masih mengemuka. Ada selisih
dan ketimpangan antara jumlah yang
diusulkan dengan kuantum pupuk
yang telah disepakati oleh DPR RI dan
pemerintah.
“Kunjungan kami ke gudang pupuk
masih menemukan persoalan klasik.
Pemerintah bersama DPR RI sepakat
untuk menetapkan kuantum pupuk
itu diangka 9,55 juta ton, dengan
Foto: Husen/iw varian di 5 jenis pupuk, yakni Urea,
NPK, Jet A, SP36 dan Organik. Dari
kuantum tersebut jika dibandingkan
Tim kunjungan kerja Komisi IV DPR RI berdialog dengan masyarakat Papua. dengan usulan RDKK masing-masing
daerah, masih terasa timpang dan
masih selisih. Karena usulannya adalah
iga tim Kunjungan Kerja “Kita melihat infrastruktur 13 juta ton. Sehingga kalau terjadi
dikirim Komisi IV DPR RI jalan dan irigasi masih menjadi PR. kelangkaan pada masa tanam tertentu
ke Provinsi Papua, Riau dan Pengairan di sini masih kurang. Perlu atau serentak, maka akan menjadi
TBali dimaksudkan antara dicari jalan keluarnya. Tapi, bila proyek persoalan. Karena RDKK yang diajukan
lain untuk memantau kesiapan infrastruktur pertaniannya sudah oleh pemerintah daerah ke pemerintah
pelaksanaan ketahanan pangan dibenahi, ada peluang sangat besar di pusat, jumlahnya 13 juta ton, sementara
nasional. Membangun sektor pertanian Merauke. Ini gagasan besar. Negara kita baru bisa memenuhi 9,55 juta ton,”
di Kabupaten Merauke, Papua, sama kita bisa menghemat devisa secara jelas Herman Khaeron.
dengan membangun ketahanan pangan nyata. Kita tidak perlu mengimpor Banyak persoalan yang harus
nasional. Pasalnya, di kabupaten paling beras dan tidak perlu jauh-jauh cari didiskusikan, terutama dengan idealnya
timur di Indonesia ini, luas areal untuk beras,” ungkap Edhy. komposisi persatuan hektar, apakah
mencetak sawah baru masih sangat Membangun proyek pertanian di akan mengikuti terhadap rekomendasi
luas. Sebagai lumbung pangan nasional, Merauke, memang butuh anggaran dari pupuk Indonesia dengan komposisi
Merauke bisa diproyeksikan untuk besar. Irigasinya yang selama ini sulit 532, atau hasil penelitian terbaru
menghemat devisa negara. bisa dibangun dengan mengambil debit yang dikeluarkan oleh BaLitbang
Sebagaimana disampaikan Ketua air dari Sungai Digul di Kabupaten Kementerian Pertanian dimana
Komisi IV DPR RI sekaligus Ketua Tim Boven Digul. Sungai ini, sambung Edhy, jenis-jenis pemupukan itu harus
Kunker Edhy Prabowo di Merauke, yang paling mungkin untuk mengairi memperhatikan unsur hara tanah.
Papua, baru-baru ini, kunjungan kerja sawah, karena tidak terkontaminasi “Kalau unsur hara tanahnya tidak
ke lokasi areal cetak sawah baru di air laut. “Dengan membangun irigasi bisa mengikat terhadap pupuk dan
Distrik Kurik, Merauke, untuk melihat tersebut, tidak hanya untuk Merauke, kemudian diserap oleh tumbuh-
sejauh mana pelaksanaan cetak sawah kabupaten di sekitar Merauke seperti tumbuhan yang bisa mempercepat
baru dan apa kendala yang dihadapi. Boven Digul juga bisa terbantu. Ini tumbuh, memperkuat batang,
Seperti diketahui, pemerintah pusat peluang besar untuk menghemat mempercepat pembuahan dan
sudah menetapkan Merauke sebagai devisa negara,” ujarnya lagi. meningkatkan produksi pembuahan,
lumbung pangan nasional. Sementara itu, Tim Kunjungan maka unsur hara tanah harus
52 l PARLEMENTARIA l EDISI 143 TH. XLVI - 2016