Page 17 - MAJALAH 71
P. 17

LAPORAN UTAMA



            Formulasi kewenangan            kalau ada rapat sudah memfeeding   dan  pemerintah  harus  betul-betul
               Lebih  jauh  dia  mengatakan,   (umpan-masukan) setiap anggotanya,   dibenahi  selain  kemampuan  legal
            kewenangan DPR perlu diformulasi   bukan sekedar mengirim undangan.   drafting anggota juga perlu dibenahi,”
            ulang sehingga tidak melampaui yang   Pemberitahuan ada rapat dua hari   jelasnya.
            seharusnya. Contoh DPR ada rapat fit   lagi dengan menteri apa, agendanya      Ditanya  mengenai  kesan
            proper calon Kapolri, Panglima TNI   apa,  ini  pointers  masalahnya,  isu   banyaknya anggota yang tertangkap
            dll. “ Kalau kita jujur obyektif itu kan   apa sehingga tahu apa yang harus   KPK, dia mengatakan, selama hampir
            kewenangan Presiden, ya sudahlah   didalami.                     lima tahun menjabat anggota Dewan,
            DPR tak usah ngurusi seperti itu”.      K a d a n g - k a d a n g   ketika  ke  masyarakat  yang  lebih
               Juga pertimbangan pengangkatan   pembiracaraannya tidak fokus dari   banyak ditanya kasus yang melibatkan
            Dubes, DPR mau rapat sedangkan   ujung barat sampai ujung timur ke   beberapa anggoat DPR ketimbang
            anggotanya  tidak  mengenal  calon.   selatan  nggak  ada  jutrungannya.   tanya soal RUU, anggaran dan kinerja.
            Mungkin orang Deplu lebih kenal,   Anggota  DPR  bukan  superman   Di  benak  masyarakat  kasus-kasus
            misalkan  calon  Dubes  Burma  apa   yang paling tahu segala hal. Ini soal   yang terjadi di DPR itu merusak citra.
            yang mau dikritisi DPR Akhirnya   pembenahan tata cara prosedur dan   Ini pengalaman saya sehingga tidak
            sekedar  hadir,  rapat  dibuka,    ada   pengelolaan rapat.      bisa dibantah bahwa itu dilakukan
            teh ada snaknya, setuju lalu sudah.      Tentang kemungkinan meninjau   segelintir  orang,  tapi  di  benak
            Menurutnya  ada  kewenangan-    ulang  target  RUU,  Mahfud  Sidik   masyarakat itulah protet DPR.
            kewenangan  yang  berlebih  yang     mengatakan, kalau pembiraan RUU,      Terlepas itu hanya oleh sedikit
            implikasinya ke pertambahan jumlah   hulunya prolegnas. Apakah betul-betul   anggota tapi itulah yang dipahami
            rapat.                          dilandasi  pemikiran  komprehensif   masyarakat.  Itulah  tantangan
               “Ini harus ditata ulang. Menata   tentang UU yang dibutuhkani, lalu   terbesar DPR ke depan bagaimana
            ulang kewenangan yang berkosekuensi   ditetapkan perspektif besarnya, lalu   punya  komitmen  mereformasi,
            kepada proses kerja,” imbuhnya.  arah dan pengaturan serta outputnya   meningkatkan kinerja, menunjukkan
               Yang kedua, rapat-rapat dibuat   apa. Betul-betul prolegnas itu satu   keberpihakan  pada  rakyat  dan
            skedul secara berkala. Kalau bicara   konstruksi  tentang  UU  sesuai   perbaiki citra yang amburadul. Potret
            fungsi  kontrol  di  awal  tahun   kebutuhan  lapangan  atau  hanya   Dewan ini juga merupakan imbas dari
            pemerintah  menyusun  RKP,  dan   sekedar daftar usulan UU.      keterbukaan informasi, media masa
            diterjemahkan  dalam  program  4      “Kalau saya pribadi baru sekedar   yang luar biasa
            bulan.  Kita  cukup  rapat  dengan   daftar  usulan  sehingga  akhirnya      Mahfud mengatakan, tantangan
            kementerian di awal tahun dengarkan   prolegnas selalu dinamis, di tengah   meningkatkan  kinerja  ini  justru
            apa  rencara  kerja  mereka,  lalu  4   masuk usul inisiatif baru. Dan usul   muncul dalam satu situasi dimana
            bulan berikutnya baru duduk lagi,   inisiatif jarang juga bisa ditolak masa   tensi  perilaku  koruptif  itu  makin
            kita evaluasi bagaimana hasil kerja   usul saja nggak boleh,” ujarnya.  besar. Karena pemilu legislatif dengan
            mereka.                            Prolegnas  sendiri  konstruksi   suara  terbanyak  ini  menciptakan
               Selanjutnya  tak  perlu  panggil   perencanannya sudah punya masalah.   proses pemilu yang berbiaya sangat
            menteri bolak balik ke DPR yang   Baru daftar keinginan yang belum   tinggi  dibanding  2004.  Artinya
            akhirnya lebih sering ketemu DPR     tentu  dirumuskan,  diselesaikan,   semakin besar biaya yang dikeluarkan
            ketimbang ketemu presiden, padahal   belum  tentu  juga  bisa  dijalankan.   maka potensi orang untuk korupsi
            menteri bawahannya presiden..   Jadi  pangkal  masalahnya  disitu,   juga  besar,  sementara  tantangan
               Contoh lain di luar kewenangan,   lalu  akhirnya  banyak  RUU  yang   untuk  merecovery  DPR  ke  depan
            apa perlu BUMN_BUMN menjadi     tidak tuntas, diselesaikan di tahun   makin berat.
            mitra  DPR,  BUMN  dibawah      prolegnas itu.                      PKS secara proses politik memang
            kordinasi menteri maka DPR cukup      Lebih baik rumuskan cukup 20   berbeda dengan partai lain, bekerja
            panggil  menterinya.  DPR  seperti   satu tahun selesai, tahun besoknya   secara kolektif termasuk biaya dipikul
            komisraisnya BUMN. “Kalau mau   baru ditetapkan 20, ketimbamg di   bersama, kader juga terlibat dalam
            jujur obyektif mestinya kita benahi,   awal kita susun ratusan RUU tapi   kontribusi keuangan sehingga paling
            kalau  ada  orang  mempertahankan   tidak  selesai.  Disamping  itu,  ada   tidak karena modal yang dikeluarkan
            perlu  curiga,  seperti  petani   juga RUU satu bertabrakan dengan   lebih sedikit mudah-mudahan potensi
            mempertahankan sawah cari belut   UU lain, karena tidak ada kotruksi   perilaku koruptif jadi lebih kecil.
            bukan nanam padi,” ia menjelaskan.  yang utuh. Ibarat bikin baju tak ada      Yang tak kalah penting, pengawasan
               Yang ketiga tata cara  pengelolaan   pola sehingga tidak nyambung satu   dan  pembinaan  dilakukann  secara
            rapat,  dimana  fungsi  sekretariat   dengan  lain.  Akhirnya  di  yudicial   intensif,  sistemik  sebab  DPR  ini
            belum maksimal, padahal ada tenaga   review  di  MK.  Ketika  UU  sudah   ibarat hutan, kalau tidak dijaga ketat
            ahli. Sering anggota datang tak tahu   dilaksanakan, di tolak MK seperti UU   bisa diterkam binatang buas. (mp,
            apa  bahasannya, mestinya sekretariat   Pemilu Legislatif, lalu kacau balau.  si)
                                               “Untuk  itulah  kinerja  Baleg

                                                                               PARLEMENTARIA TH. XL NO. 71  15
   12   13   14   15   16   17   18   19   20   21   22