Page 49 - MAJALAH 71
P. 49
PROFIL
proses pembudayaan, proses akulturasi agar menghasilkan anak bangsa yang dalam pembahasan UU Sisdiknas.
dari nilai- nilai yang ada di masayarakat, kreatif. UU yang baru lahir pada 2003 itu
baik yang bersumber dari agama, maupun Ke depan, basis dari ekonomi juga banyak diributkan menyangkut soal
nilai yang bersumber dari proses budaya. akan berubah dari yang berbasis sumber pendidikan keagamaan. Tapi menurut
Pasalnya, Agama dan budaya dalam suatu daya alam kepada ekonomi yang berbasis dia, pertimbangan yang agak sentimental
masyarakat tidak dapat dipisahkan. kepada penetahuan dan kreatifitas. saja. Masalah yang mendasar sebenarnya
Jadi, tegas Heri, sekolah itu jangan Heri juga menyayangkan pemerintah adalah peletakan sistemnya sendiri.
hanya mengajarkan ilmu pengetahuan yang kurang memperhatikan pendidikan Menurut Heri, UU Sisdiknas sudah
umum, matematika, dll tanpa kewarganegaraan. Yang dibanggakan membawakan dan cukup memadai,
menanamkan nilai budaya. Salah satu selalu pendidikan IPA melalui perlombaan yaitu mengenai pengaturan- pengaturan
tujuan pembentukan negara adalah dan olympiade segala macam. “Itu yang lebih pokok, kedudukan, tanggung
menciptakan karakter bangsa yang sesuai penting, tapi untuk keutuhan bangsa kita jawab dan kewenangan dari Negara/
dengan nilai–nilai budaya yang ada. Jadi, ke depan, pendidikan kewarganegaraan Pemerintah itu sudah mulai didudukan.
bukan menjadi bangsa asing. dan kepribadian Demikian juga posisi dari masyarakat,
Semua bangsa bisa maju kalau lembaga pendidikan sudah ditempatkan foto: doc. keluarga
dia mempunyai modal atau dasar semestinya.
karakter yang kuat, contohnya Amerika
punya karakter sendiri, Jepang, Korea
menjadi sangat maju karena dia
menanamkan nilai budaya dengan
sangat keras. Budaya malu, budaya
kerja keras dia tanamkan dengan
kecintaan kepada budaya yang
ada.
Mengapa ini penting? Saat
ini, tuntutan kerja dan lingkungan juga sangat
kehidupan kita sehari-hari bukan penting.
membutuhkan hafalan-hafalan, tapi Pada periode mendatang, bila
yang dibutuhkan adalah kreatifitas. partai masih mempercayainya duduk di Kemudian yang g tak
Bahkan paradigma pendidikan yang baru Komisi pendidikan, Ia punya keinginan kalah kontroversi adalah dualisme
sekarang bukannya mengajarkan materi membuat UU yang rumusannya lebih sistem, sistem pendidikan keagamaan
pelajaran tapi mengajarkan bagaimana tepat di dalam proses pendidikan dan pendidikan umum. ”Saya kira
bisa memperoleh pengetahuannya itu yang ada di Indonesia ini. “Tidak bisa UU Sisdiknas sudah memecahkan
sendiri. Jadi belajar untuk belajar secara lagi kita hanya mengandalkan ujian masalah tersebut, sehingga tidak ada
lebih baik dan lebih efektif. Karena tapi harus lebih mendorong kepada lagi perbedaan antara sekolah dan
pengetahuan itu sendiri berkembangnya keunggulan kompepetitif bangsa ini. madrasah. Dahulu kan itu selalu terpisah.
sangat pesat. Ini yang jadi masalah kalau Harus lebih ditekankan adalah dimensi Demikian juga ada upaya- upaya untuk
sekolah atau pendidikan kita berubah dari keratifitas, lebih dari kognitifnya, membaurkan antara sekolah negeri
menjadi bimbingan belajar. Kerjanya ujarnya. dan swasta termasuk di antaranya
adalah mensiasati soal. Sementara dalam produk operasionalnya, yaitu Bantuan
kehidupan, kita harus menghadapi UU Sisdiknas Operasional Sekolah (BOS). “BOS itu
realitas kehidupan secara lebih kreatif Heri akhmadi terlibat intens sebenarnya bukan inisiatif Pemerintah.
TH. XL NO
. 71
P PARLEMENTARIA TH. XL NO. 71 47 47
ARLEMENT
ARIA