Page 22 - MAJALAH 119
P. 22
gi kelautan meliputi: ekstraksi senya-
wa bioaktif (bioactive compounds)
atau kandungan bahan alam (natu
ral products) dari biota laut, yakni
sebagai bahan baku (raw materials)
untuk industri makanan dan minu-
man, farmasi, kosmetik, cat, dan
sebagainya. Selain itu bioteknologi
kelautan juga termasuk rekayasa
genetik (genetic engineering) untuk
menghasilkan induk dan benih ikan,
hewan, dan tanaman yang berkuali-
tas unggul. Dan ketiga bioremediasi
lingkungan. Pengembangan indus-
tri bioteknologi tersebut diharapkan
dapat menjadikan kekayaan sum-
berdaya laut menjadi produk yang
bernilai tinggi.
Kehutanan Pesisir
Di pesisir biasanya terdapat lebih
dari satu ekosistem pesisir yang ter-
kenal memiliki produktivitas hayati
tinggi, seperti terumbu karang,
padang lamun, hutan mangrove,
dan estuaria. Oleh sebab itu, menu-
rut Berwick sekitar 85 persen dari
total biota laut tropis, sebagian atau
seluruh siklus hidupnya, bergan-
tung pada wilayah pesisir. Bahkan
pada tahun 1990-an kawasan hu-
tan lindung di kawasan hutan lin-
dung di daerah hulu atau sepanjang
DAS (daerah aliran sungai) sempat
ditetapkan dalam TGHK (Tata Guna
Hutan Kesepakatan).
Pariwisata Bahari
Meskipun belum ada perhitungan
tentang potensi ekonomi pariwisa-
ta bahari. Wilayah laut Indonesia
yang indah kerap dijadikan tujuan
wisata oleh wisatawan baik domes-
tik maupun mancanegara. Jika kita
membandingkan dengan negara ba-
gian Queensland, Australia dengan
panjang garis pantai hanya sekitar
9.800 km tapi mampu menghasil-
kan devisa pariwisata bahari sebesar
2 miliar dolar AS per tahun. Maka
sebenarnya potensi ekonomi pari-
wisata bahari Indonesia dapat jauh
lebih besar dari Australia.
Dalam melakukan pembangunan
pariwisata bahari beberapa pro-
gram prioritas yang harus dilakukan
diantaranya pengembangan produk
pariwisata seperti snorkling, diving,
beach tourism, cruise dan lain-lain,
22 PARLEMENTARIA EDISI 119 TH. XLIV, 2014