Page 41 - MAJALAH 82
P. 41

LEGISLASI





            dihapus.                          miskin  dari  RUU  ini.  Karena  menu-  Ia  juga  mengungkapkan  bahwa
                Salim Sagaf mengutarakan bah-  rutnya materi tersebut sama dengan   DIM  RUU  tentang  Penanganan  Fakir
            wa pada substansi judul, pemerintah   sumber  pendanaan  bagi  penyeleng-  Miskin  disusun  dan  dibahas  dengan
            mengharapkan  agar  kata  “penanga-  garaan kesejahteraan sosial yang dia-  melibatkan kementerian dan lembaga
            nan”  dihapus,  karena  dengan  judul   tur dalam UU Nomor 11 Tahun 2009   terkait.  Kementerian  dan  lembaga
            RUU Penanganan Fakir Miskin, maka   tentang KesejahteraanSosial.     terkait  tersebut,  kata  Mensos  dian-
            materi yang akan diatur menjadi ter-  Hal  itu  dengan  pertimbangan   taranya  adalah  Kementerian  Koordi-
            buka  dan  lebih  konfrehensif  dan  ti-  untuk  menghindari  adanya  tumpang   nator  Bidang  Kesejahteraan  Rakyat,
            dak  terbatas  pengaturannya  pada   tindih atau duplikasi pengaturan. Na-  Kementerian   Sosial,   Kementerian
            penangan fakir miskin saja, tetapi di-  mun  apabila  diperlukan  adanya  pe-  Keuangan,  Kementerian  Hukum  dan
            mungkinkan dalam pembahasan apa-  ngaturan sumber pendanaan bagi fa-  HAM, Kementerian Perencanaan Pem-
            bila ada hal yang belum diatur dalam   kir  miskin,  pemerintah  mengusulkan   bangunan  Nasional/KetuaBappenas,
            pembahasan RUU nantinya dapat dia-  agar  pengaturan  sumber  dana  fakir   Kementerian  Dalam  Negeri,  Kemen-
            komodir.                          miskin tidak bersifat umum, tapi dari   terian Tenaga Kerja dan Transmigrasi,
                Mengenai  definisi  Fakir  Miskin   sumber yang bersifat khusus.  Kementerian  Kesehatan,  Sekretariat
            yang tercantu dalam RUU, Salim Sagaf   Selanjutnya, Pemerintah mengu-  Negara,  Sekretariat  Wakil  Presiden,
            mengatakan pemerintah memandang   sulkan perlu ada pengaturan penang-  dan Badan Pusat Statistik.
            akan    mengalami    kesulitan    dalam   gungjawab  pelaksanaan  penangan   Sementara  itu  anggota  Komisi
            operasional  karena  ada  pembatasan   fakir  miskin,  yang  didasarkan  pada   VIII DPR dari FPKS Jazuli Juwaini me-
            definisi  fakir  miskin  yang  didasarkan   lingkup wilayah, yaitu tingkat nasional   ngatakan  anggaran  untuk  penanga-
            hanya pada mereka yang sama sekali   penanggungjawabnya Menteri Sosial,   nan fakir miskin sebaiknya bisa lebih
            tidak  mempunyai  kemampuan  me-  tingkat  provinsi  penanggungjawab   terfokus,  tidak  tersebar  pada  18  ke-
            menuhi  kebutuhan  pokok.  “Definisi   Gubernur,  dan  bupati  atau  walikota   menterian/lembaga  seperti  saat  ini.
            fakir  miskin  agar  lebih  operasional,”   bertanggungjawab  di  tingkat  Kabu-  Dengan demikian penggunaan biaya
            kata Salim.                       paten atau Kota.                   negara akan terpusat untuk pengen-
                                                                                 tasan kemiskinan dan karena itu akan
                                                                                 lebih  mudah  untuk  diawasi  dalam
                                                                                 pelaksanaannya.
                                                                                     “Semangatnya  bagaimana  me-
                                                                                 nyelesaikan kemiskinan secara serius,
                                                                                 kita  ingin  anggaran  kemiskinan  ini
                                                                                 terfokus supaya lebih mudah menga-
                                                                                 wasinya,” kata anggota Jazuli Juwaini
                                                                                     Meski  demikian,  politisi  PKS  ini
                                                                                 tidak  setuju  jika  untuk  penanganan
                                                                                 fakir miskin diserahkan kepada badan
                                                                                 atau  lembaga  khusus,  karena  akan
                                                                                 menambah  beban  negara.  “Karena
                                                                                 ada pejabatnya lagi, ada gaji pejabat-
                                                                                 nya lagi, ada fasilitas pejabatnya lagi.
                                                                                 Pertahankan  saja  lembaga  yang  su-
                                                                                 dah ada,” ujarnya.
                                                                                     Menurut  dia,  diperlukan  komit-
            Suasana rapat Komisi VIII DPR dengan Mensos
                                                                                 men yang kuat dari DPR dan peme-
                Dalam  hal  pendataan  fakir  mis-  Sedangkan,  mengenai  penga-  rintah  dalam  pembahasan  RUU  Fa-
            kin  perlu  dilakukan  sinkronisasi  pe-  turan ketentuan pidana sebaiknya ti-  kir miskin . “Saya kira baik DPR atau
            ngaturan  dengan  pendataan  dan   dak diatur dalam UU ini, karena delik   pemerintah  harus  sama-sama  me-
            penetapan  fakir  miskin  sebagaimana   pidana  bersifat  umum  yaitu  pemal-  nyadari  betapa  pentingnya  RUU  ini
            diatur dalam peraturan pelaksana UU   suan dan penyalahgunaan yang telah   untuk segera diselesaikan. Kalau per-
            Nomor 40 tahun 2004 tentang Sistem   diatur dalam Kitab UU Hukum Pidana   soalan  secara  substansial  yang  perlu
            Jaminan Sosial Nasional.          (KUHP),  “Delik  Pidana  yang  diatur   didalami  dalam  pembahasan,  kita
                Selain  itu,  Salim  Sagaf  berpan-  dalam RUU ini sudah otomatis tunduk   ditantang  untuk  serius  ingin  menye-
            dangan untuk menghapuskan materi   pada  ketentuan  pidana  yang  diatur   lesaikan  persoalan  kemiskinan  ini.  ”
            pengaturan  sumber  pendanaan  fakir   KUHP,” katanya.               ujarnya.(nt)







                                                                                                                                                                                                        | PARLEMENTARIA  |  Edisi 82 TH. XLII, 2011 |
               | PARLEMENTARIA |  Edisi 82 TH. XLII, 2011 || PARLEMENTARIA |  Edisi 82 TH. XLII, 2011 |
                                                                                                                                                                                                                             TH. XLII, 201 |
                                                                                                                                                                                                                  ARIA |
                                                                                                                                                                                                        |
                                                                                                                                                                                                                       Edisi 82
                                                                                                                                                                                                                                       1
                                                                                                                                                                                                         ARLEMENT
                                                                                                                                                                                                        P
   36   37   38   39   40   41   42   43   44   45   46