Page 10 - MAJALAH 141
P. 10

LAPORAN UTAMA





                 KAPOLRI LARANG POLDA, POLRES



                      DAN POLSEK KELUARKAN SP3





                    ampaknya kuping Kapol-
                    ri, Jenderal  Polisi Tito
                    Karnavian, mulai panas
            Tmendengar begitu banyak
            protes atas penerbitan surat peng-
            hentian penyidikan perkara (SP3)
            terhadap kasus kebakaran hutan dan
            lahan.
               Orang nomor satu di jajaran
            kepolisian yang baru di lantik Juli
            itu pun memutuskan, kepolisian di
            daerah tak boleh lagi mengeluarkan
            SP3 terkait kasus yang melibatkan
            perusahaan maupun korporasi.
               Tito mengatakan, kasus karhutla
            terlebih melibatkan perusahaan cukup                                                               foto : Runi/iw
            sensitif.  Dia  pun  memerintahkan
            kepada kepolisian di daerah baik Polda,
            Polres maupun Polsek tak boleh alias          Komisi III DPR RI berjabat tangan dengan Kapolri
            dilarang mengeluarkan SP3.
               “Saya sudah membuat kebijakan,   aneh-aneh. “Ini kebijakan saya ke   Riau.
            saya sudah perintahkan kepada    depan,” tegasnya.                   Bahkan khusus untuk kasus SP3
            seluruh jajaran kepolisian, Polda,   Soal SP3 ini, katanya, Mabes   kahurtla di Riau, Komisi III DPR RI
            Polres, Polsek, yang menangani   Polri juga sudah evaluasi dengan   dan Kapolri sepakat untuk melakukan
            kasus dugaan kebakaran hutan,    menurunkan  tim ke Riau. “SP3    evaluasi dan pendalaman melalui
            pembakaran hutan oleh korporasi tak   terjadi Januari-Mei 2016, saya sendiri   Panitia Kerja (Panja) yang dibentuk
            boleh mengeluarkan SP3,” katanya di   menjabat Juli 2016. Untuk itu saya   oleh Komisi III DPR RI.
            Kompleks Gedung Parlemen, Senayan,   evaluasi, sudah mengirimkan tim   “Hasilnya sudah saya sampaikan
            Jakarta Pusat, Senin (5/9/2016).  dari Propam dan Bareskrim menilai   pada saat rapat dengan Komisi III
               Kewenangan SP3, katanya, ada   tentang SP3,” kata Tito.        DPR RI, di antaranya tidak cukup bukti
            di Mabes Polri. Sebelum itu, gelar   Hasilnya, kata Tito, sudah   pembakar siapa,” kata Tito.
            perkara juga di Mabes Polri. Gelar   disampaikan dalam rapat dengar   Kendati begitu, Tito menegaskan
            perkara pun, kata Tito, akan dilakukan   pendapat dengan Komisi III DPR RI,   Polri sangat mendukung Kementerian
            didepan tim gabungan Mabes Polri dari   antara lain tak terdapat cukup bukti   LHK dalam menangani kebakaran
            kewilayahan, Bareskrim, Propam, divisi   pembakar siapa, dan ada juga api   hutan dan lahan, yang di antaranya
            hukum, dan bagian pengawasan umum.  masuk dari luar lahan perusahaan,   ada pidana yang terjadi, seperti
               Bila perlu, katanya, dalam    dan lain-lain.                   pembakaran.
            gelar perkara itu Mabes Polri akan   Dalam kesimpulan rapat kerja    “Tahun lalu sudah banyak yang
            mengundang tim Kementerian       Komisi III DPR RI dengan Kapolri   diproses hukum dan diajukan.
            Lingkungan Hidup dan Kehutanan.   di  Gedung  DPR  RI,  Jakarta,  Senin   Itu menunjukkan komitmen dari
            “Berikut mungkin masyarakat,     (5/9/2016), salah satu kesimpulan   kepolisian untuk memberantas
            pengamat yang merasa mengetahui   rapat adalah DPR RI mendorong   pembakaran  hutan  dan lahan yang
            tentang peristiwa itu,” katanya.  Kapolri  agar  memper c epa t   mengakibatkan dampak yang cukup
               Dengan ada proses itu, dia    penyelesaian kasus-kasus yang    luas,” tegasnya.
            berharap, SP3 korporasi yang terduga   menarik perhatian masyarakat, salah   Meskipun begitu, kata Tito, karena
            karhutla terbuka dan tak ada dugaan   satunya soal kasus SP3 karhutla di   SP3 merupakan produk hukum, sesuai



        10      l  PARLEMENTARIA  l  EDISI 141 TH. XLVI - 2016
   5   6   7   8   9   10   11   12   13   14   15