Page 13 - MAJALAH 95
P. 13

PROLOG
               LAPORAN  UTAMA




                                                                     foto:indomiliter.com  pengembangan.
                                                                          Masalah berikutnya adalah kurangnya
                                                                       koordinasi atau interaksi yang terpadu antara
                                                                       para pemegang kepentingan atau stakehol-
                                                                       ders yang ada di dalam industri strategis ini.
                                                                       Stakeholders yang dimaksud adalah  industri
                                                                       strategis itu sendiri (PT DI, Pindad, PT PAL,
                                                                       PT Dahana), lembaga pendidikan (UI, ITB,
                                                                       ITS), lembaga penelitian (LUK, LAGG, BTMP,
                                                                       LHI) dan lembaga sertifikasi (DSKAU, Ke-
                                                                     foto:presidenri.go.id  menHub) yang kesemuanya berpusat pada
                                                                       koordinasi pembuat kebijakan (pemerintah,
                                                                       contoh BPPT).
                                                                          Kurangnya koordinasi yang terjadi di an-
                                                                       tara para stakeholders,menyebabkan para pe-
                                                                       megang stakeholders berjalan sendiri-sendiri.
                                                                       Misalnya, industri strategis melakukan pene-
                                                                       litian sendiri sehingga penelitian dari lembaga
                                                                       penelitian tidak terpakai, yang berakibat
                                                                       penelitian yang dihasilkan kurang maksimal
                                                                       dan lembaga penelitian seakan-akan kurang
                                                                       dibutuhkan oleh industri strategis perta-
                                                                       hanan, dimana hal ini berimbas pada kualitas
                                                                       dari pengembangan produk yang dihasilkan.
                                                                          Akibat selanjutnya adalah lembaga pendi-
                                                                       dikan tidak dapat menyalurkan orang-orang-
                                                                       nya untuk melakukan penelitian. Selain itu,
                                                                       industri strategis juga melakukan rekruitmen
                                                                       sumber daya manusia sendiri, dan kurang
                                                                       berkoordinasi dengan lembaga pendidikan
                    Presiden Susilo Bambang Yudhoyono saat meninjau tank serbu buatan PT Pindad
                                                                       yang ada. Akibat kurangnya koordinasi de-
                                                                       ngan lembaga pendidikan, industri strategis
                                                                       kesulitan mencari sumber daya manusia yang
                             sektor industri berbasis teknologi tentunya   handal. Bagi lembaga pendidikan mereka ke-
                             menggagalkan Indonesia untuk lepas landas.   sulitan untuk menyalurkan lulusan-lulusan
                                Akibat krisis moneter bagi industri stra-  mereka ke industri-industri strategis terse-
                             tegis tidak berhenti sampai disitu. Melihat   but. Akibatnya lulusan-lulusan handal dari
                             keadaan tersebut pemerintah ketika itu tidak   lembaga pendidikan akhirnya banyak yang
                             membantu industri-industri tersebut dengan   lari ke luar negeri (Contoh: lulusan perguruan
                             memberikan kontrak-kontrak jangka panjang.   tinggi kita banyak yang bekerja ke Malaysia).
                             Yang terjadi justru industri-industri strategis   Akibat kurangnya sumber daya manusia
                             pertahanan yang ada ditekankan untuk ber-  yang handal dan kualitas pengembangan
                             jualan dengan target mengejar profit, sehing-  produk dari penelitian yang kurang mum-
                             ga yang diadakan hanyalah kontrak-kontrak   puni, tidak banyak produk-produk unggulan
                             jangka pendek yang selalu terbentur dengan   yang dapat dihasilkan untuk disertifikasi,
                             masalah anggaran. Padahal dukungan dari   sehingga lembaga sertifikasi keberadaannya
                             pemerintah sangat penting dalam menjaga   menjadi kurang maksimal.
                             keberlangsungan hidup industri strategis     Komite Kebijakan Industri Pertahanan
                             pertahanan nasional. Salah satunya adalah   (KKIP) menjelaskan bahwa Pemerintah perlu
                             dengan membuat grand strategy, dengan cara   untuk mendorong sektor riil, khususnya
                             memberikan kontrak-kontrak jangka panjang   industri nasional untuk tumbuh dan berkem-
                             kepada industri strategis, sehingga mereka   bang serta meningkatkan daya saing, se-
                             dapat berproduksi secara konsisten, ber-  hingga dapat memenuhi kebutuhan di dalam
                             kesinambungan, dan dapat terus melakukan   negeri maupun untuk keperluan ekspor.




                                                                                                                                                                                                                                      1


         1                                                                                                                                                                                           | PARLEMENTARIA  |  Edisi 95 TH. XLII, 2012 | 1
         1  | PARLEMENTARIA |  Edisi 95 TH. XLII, 2012 || PARLEMENTARIA |  Edisi 95 TH. XLII, 2012 |
                                                                                                                                                                                                     |
                                                                                                                                                                                                                           TH. XLII, 2012 |
                                                                                                                                                                                                               ARIA |
                                                                                                                                                                                                                        95

                                                                                                                                                                                                     P
                                                                                                                                                                                                      ARLEMENT

                                                                                                                                                                                                                    Edisi
   8   9   10   11   12   13   14   15   16   17   18