Page 14 - MAJALAH 95
P. 14

Sedangkan kemampuan industri      perundang-undangan yang ada,
           pertahanan saat ini adalah kon-   yang memberikan kapasitas kepada
           tribusi dalam pemenuhan kebu-     Pemerintah khususnya Kementerian
           tuhan sarana pertahanan masih     Pertahanan untuk mengatur, me-    foto:hanifsakala.blogspot.com
           relatif kecil. Hal tersebut karena   lindungi dan mengarahkan industri
           jenis produk yang dihasilkan masih   strategis pertahanan dalam sebuah
           terbatas, terutama untuk Alutsista   Undang-Undang; Kelembagaan, yak-
           yang hanya dilakukan oleh BUM-    ni masih terjadi kekaburan dalam
           NIS; Kecilnya kontribusi tersebut   upaya pemberdayaan industri
           juga disebabkan oleh beberapa hal,   strategis pertahanan terkait dengan
           antara lain terbatasnya kemampuan   kewenangan antar lembaga yang
           teknologi, bahan baku yang masih   berkepentingan.
           sangat bergantung dari luar negeri,   Di satu sisi, terdapat peran yang
           serta dukungan dari pihak Pemerin-  tumpang tindih namun di sisi lain
           tah dalam bentuk investasi maupun   terdapat wilayah yang belum tersen-
           pembelian produk sangat terbatas.   tuh oleh semua institusi tersebut;
           ;Pemasaran masih mengandalkan     Sumber Daya, yakni peningkatan
           pada pangsa pasar domestik yang   sumber daya, yang meliputi SDM,
           demand-nya masih relatif kecil.   pendanaan, teknologi, dan lain-lain,
             Hal ini disebabkan karena       yang terkait dengan industri strat-
           produk yang dihasilkan tidak mam-  egis pertahanan belum mendapat-
           pu bersaing dengan produk yang    kan skala prioritas; Networking,
           sama buatan luar negeri; Komitmen   yakni kemitraan antar pemangku
           pengadaan dari Kementerian Per-   kepentingan belum terjalin dalam
           tahanan atau TNI yang periodiknya   suatu kerangka hubungan yang    berlangsung pada skala kecil dan
           tahunan, sulit dijadikan pegangan   teratur (regulated) sehingga tidak   bersifat sporadis, ego-sektoral, tidak
           rencana investasi jangka panjang   menunjukkan keterpaduan dalam    sinergis, serta tidak berorientasi ke-
           oleh industri nasional. Situasi terse-  pelaksanaannya; Strukturisasi   pada kebutuhan pengguna (demand
           but diatas menjadikan tidak kon-  Industri, yakni belum terbangunnya   pull) tetapi justru lebih kepada
           dusif untuk penelitian dan pengem-  struktur industri yang kuat terdiri   keinginan lembaga Litbang sepihak
           bangan (litbang) yang dilakukan   dari clustering, keterkaitan, keteri-  terkait dengan kecenderungan mau-
           oleh badan litbang industri nasion-  katan dan penataan yang terpadu   pun perkembangan teknologi yang
           al; Kemampuan pemasaran ke luar   sehingga mampu memetakan kom-     terjadi (technology push). Di samping
           negeri relatif masih sangat kurang,   ponen-komponen yang dibutuhkan.  itu masih terdapat blok-blok dalam
           keberadaan perwakilan Pemerintah   Kelemahan struktur industri ini   mekanisme insentif kepada lembaga
           di luar negeri (korps diplomatik)   memberikan celah bagi berlarut-  perguruan tinggi, lembaga Litbang
           belum diberdayakan dalam upaya    larutnya kondisi ketergantungan   maupun industri, terutama pada
           mempromosikan produk unggulan     pada produk luar negeri; Kemam-   kegiatan Litbang pada fase pema-
           industri strategis pertahanan dalam   puan masa depan, yakni ketidak-  tangan dan penyelesaian prototipe
           negeri.                           pastian tentang masa depan terkait   produk.
             Beberapa permasalahan yang      dengan teknologi maupun elemen-      Rancangan Undang-Undang
           melatarbelakangi penyusunan RUU   elemen industri yang terdiri dari   (RUU) tentang Industri Pertahanan
           tentang Industri Pertahanan, adalah   entry barrier, keterbatasan pasar,   merupakan RUU yang terdapat di
           Legalisasi dalam Undang-Undang,   subsitusi, yang kemudian mem-     dalam daftar Program Legislasi Nasi-
           yaitu Peraturan perundang-undan-  persulit upaya pembinaan industri   onal (Prolegnas) Tahun 2010-2014
           gan mengenai industri strategis   strategis pertahanan terkait lang-  dan merupakan salah satu RUU Pri-
           pertahanan yang mengatur  menge-  kah-langkah yang bersifat strategis;   oritas dalam daftar Prolegnas Tahun
           nai peran masing-masing pemangku   Penelitian dan Pengembangan),    2012. RUU tersebut, merupakan
           kepentingan baik secara sendiri   yakni kegiatan penelitian dan     usul inisiatif Dewan Perwakilan
           maupun terintegrasi selama ini be-  pengembangan masih dijalankan   Rakyat Republik Indonesia (DPR
           lum dapat diterapkan secara siner-  tanpa mekanisme dan ketiadaan   RI) yang pada awalnya dirumuskan
           gis. Di samping itu, masih terdapat   aktor kendali.  Hal itu menyebab-  oleh Komisi I DPR RI yang salah
           beberapa aspek penting yang belum   kan terjadinya beberapa kelemahan   satu ruang lingkup tugasnya adalah
           diatur secara jelas dalam Peraturan   seperti kegiatan-kegiatan Litbang   di bidang Pertahanan. (*)






  1                                                                           | PARLEMENTARIA  |  Edisi 95 TH. XLII, 2012 | 1
                                                                                                               1
                                                                                        ARIA |
                                                                                                   TH. XLII, 2012 |
                                                                              |
  1  | PARLEMENTARIA |  Edisi 95 TH. XLII, 2012 || PARLEMENTARIA |  Edisi 95 TH. XLII, 2012 |
                                                                                                 95

                                                                                             Edisi
                                                                               ARLEMENT
                                                                              P
   9   10   11   12   13   14   15   16   17   18   19