Page 34 - MAJALAH 95
P. 34

ANGGARAN





                 idato RAPBN 2013 yang disampaikan oleh Presiden SBY harus
                 disikapi secara cermat dan hati-hati. Kekhawatiran krisis ekonomi
                 global serta harga pangan internasional yang sulit diperkirakan
           Pmenjadi perhatian besar oleh pemerintah pada tahun 2013 men-
           datang bahkan diperkirakan harga pangan akan tetap tinggi dalam kurun
           waktu yang cukup lama.
             Bahkan untuk pertumbuhan ekonomi dunia proyeksinya diturunkan
           dari 4.1 persen menjadi 3.9 persen demikian pula pertumbuhan volume
           perdagangan dunia direvisi ke bawah dari perkiraan sebelumnya 5.6
           persen menjadi hanya 5.1 persen. Seperti kita ketahui, tema RKP 2013
           mendatang memfokuskan 11 prioritas nasional dan  tiga prioritas bidang
           dan ditekankan pada penanganan empat isu strategis.
             Dari empat isu strategis tersebut terdapat isu yang tidak kalah me-
           nariknya yaitu peningkatan daya tahan ekonomi. Dalam laporan Pidato
           RAPBN 2013 tersebut, Pemerintah menjamin peningkatan ketahanan
           pangan menuju pencapaian surplus beras 10 juta ton pada tahun 2014
           mendatang yang diikuti peningkatan rasio elektrifikasi dan konversi
           energi.
             Menurut Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, ketidakpastian
           perkembangan ekonomi dan keuangan global dapat mempengaruhi
           perkembangan ekonomi dan pembangunan nasional baik langsung
           maupun tidak langsung. “Kita harus ikuti perkembangan kondisi ekonomi
           global hari demi hari harus terus diwaspadai,pemantauan secara intensif
           dan kewaspadaan diperlukan agar kita dapat mengambil langkah kebi-
           jakan antisipasi yang cepat dan terukur,”paparnya.
             Menurut Ma’mur Hasanuddin dari Fraksi PKS, penyediaan pangan
           akan menjadi masalah tersendiri bagi negara-negara di dunia beberapa
           tahun ke depan, mengingat perubahan iklim yang menyebabkan keke-
           ringan dan kekurangan pasokan pangan di dunia. Oleh karenanya tidak
           mungkin lagi mekanisme importasi menjadi trend pemenuhan kebutu-
           han pangan domestik ke depan.
              Ma’mur menambahkan, seluruh target pangan yang telah dicanang-
           kan harus direalisasikan dengan sungguh-sungguh saat ini seperti
           program surplus 10 juta ton dan swasembada pangan lainnya. Anggaran
           subsidi pangan dalam RAPBN 2013 direncanakan sebesar Rp 17,2 triliun
           (0,2 persen terhadap PDB). Jumlah tersebut lebih rendah Rp 3,7 triliun bila
           dibandingkan pagu belanja subsidi pangan dalam APBNP tahun 2012
           sebesar Rp 20,9 triliun (0,2 persen terhadap PDB).
           “Pengembangan infrastruktur pertanian harus diakselerasi agar dapat
           memudahkan peningkatan produksi dan distribusi hasil pertanian.
           Selanjutnya melakukan revitalisasi sistem irigasi dan pelaksanaan
           reformasi agraria dilakukan dengan serius oleh Pemerintah. Kekeringan
           yang terjadi saat ini telah mengganggu sistem pangan global, karenanya
           Pemerintah perlu mendorong penguatan pangan domestik dan infra-
           struktur pertanian secara serius,” tegas Ma’mur.
             Dalam RAPBN tahun 2013 Kementerian Pertanian direncanakan  RAPBN 2013
           memperoleh anggaran sebesar Rp 19,0 triliun.
                          Masih Tertekan Krisis


                                                  Ekonomi Global








                                                                              | PARLEMENTARIA  |  Edisi 95 TH. XLII, 2012 |
   29   30   31   32   33   34   35   36   37   38   39