Page 54 - MAJALAH 95
P. 54

SOROTAN






           Nurhayati Ali Asegaf

           Menata Sistem




           untuk Sebuah Marwah





                  alam satu kunjungan ke Istana
                  dan Parlemen Uganda, saat
                  menjadi Wakil Ketua BKSAP
           DDPR RI Nurhayati Ali Assegaf
           (Sekarang Ketua Fraksi Partai De-
           mokrat) terkaget-kaget ketika petugas
           menjelaskan untuk memasuki kawasan
           itu perempuan harus mengenakan rok,
           tidak boleh celana panjang. Ia yang
           terbiasa mengenakan pakaian muslim,
           baju kurung plus celana sempat ber-
           tanya-tanya apa maksud dari kebijakan
           ini. Belum terjawab petugas sudah me-
           nyodorkan kain berbentuk sarung yang
           harus dikenakannya.
             “Kebijakan itu pasti ada maksudnya
           tidak sekedar anti celana, tetapi saat
           itu saya perhatikan mereka memba-
           ngun satu sistem yang harus dihormati                                         Wakil Ketua BKSAP Nurhayati Ali Asegaf
           bersama, yang kemudian membangun
           marwah dari tempat itu. Semua sadar   “Yang saya rasakan pada banyak   ke-67 tahun Nurhayati berharap menata
           kalau datang kesana tidak bisa seperti   gedung parlemen, ada marwah yang   kesisteman saat memasuki komplek
           masuk mall,” katanya kepada Parle, di   berhasil dibangun. Marwah itu penting   parlemen Senayan, Jakarta dapat men-
           Gedung DPR RI, Senayan Jakarta awal   ya tapi bukan kemewahan, itu beda.   jadi perhatian segenap pihak. Baginya
           Agustus ini.                      Marwah yang dapat membangkitkan   Gedung DPR memang gedungnya rakyat
             Ketika mengunjungi gedung       tanggung jawab sosial, tanggung jawab   tetapi bukan berarti semuanya bisa
           parlemen Jerman ia juga merasakan   moral anggota dewan yang bekerja   bebas tanpa tatanan.
           ada kharisma luar biasa ketika mema-  di dalamnya. Marwah yang membuat   “Apa yang membedakan gedung
           suki kawasan yang  berada tidak jauh   orang-orang yang datang kesana dapat   DPR dengan mall?. Tidak ada kan. Bukan
           dari The Brandenburg Gate. Sejumlah   merasakan ditempat itulah aturan tata   karena anggota DPR itu wakil rakyat, tapi
           orang terlihat berfoto di halaman   bernegara dirancang, dibicarakan dan   kita harus belajar membangun sistem,
           depan dengan tertib. Publik tentu boleh   diputuskan,” papar anggota DPR yang   ada aturan untuk siapapun yang ingin
           masuk ke gedung wakil rakyat tetapi   saat ini menjabat Presiden Perempuan   masuk. Bagaimana membuat orang yang
           dalam kelompok yang telah diatur dan   Parlemen Dunia – IPU.        di gedung ini merasa ada tanggung
           didampingi oleh petugas pemandu yang   Politisi yang pernah mengikuti studi   jawab besar yang harus dihadapinya,
           akan menjelaskan tentang gedung serta   Public Relations di Los Angeles City   high responsibility. Saya fikir kondisi
           aktifitas yang dilakukan anggota dewan   College ini mengakui marwah parlemen   kantor tanpa sistem yang baik juga bisa
           disana. Hal yang sama juga ditemukan-  juga dibangun dari kinerja, baginya hal   mengundang penyimpangan-penyim-
           nya di gedung parlemen Australia yang   itu dipastikan akan menjadi perhatian   pangan,” tandasnya.
           dibangun pada lahan seluas 23 hektar.   DPR. Namun ia mengingatkan bukan   Ia juga menceritakan pengalaman
           Semua diatur dalam sistem yang ditata   berarti parlemen negara-negara tertentu   ketika mobilnya ditabrak mobil lain
           sedemikian rupa bahkan pada pakaian   yang berhasil ‘menyalakan’ marwah-  yang dipastikan bukan milik anggota
           yang dikenakan, stelan formal.    nya bersih dari skandal. Memasuki usia   DPR diarea parkir. Mantan penyiar TV ini



     | PARLEMENTARIA |  Edisi 95 TH. XLII, 2012 | |                           | PARLEMENTARIA  |  Edisi 95 TH. XLII, 2012 |
     | PARLEMENTARIA |  Edisi 95 TH. XLII, 2012
   49   50   51   52   53   54   55   56   57   58   59