Page 71 - MAJALAH 66
P. 71

LIPUTAN KHUSUS


         Pencapaian Jauh Dari Target       dilengkapi dengan Naskah Akademik.  berdasarkan laporan hasil kajian tim kajian
            Pada kesempatan yang sama, Ketua  Selain masih lemahnya proses  peningkatan kinerja DPR, belum
         DPR RI Agung Laksono saat memberikan  pembentukan UU melalui Prolegnas, secara  optimalnya kinerja DPR khususnya di
         sambutan di depan peserta Workshop dan  substansial banyak muatan undang-  bidang legislasi diindikasikan beberapa hal.
         Fokus Group Discussion mengatakan,  undang yang mengandung kelemahan  Pertama, dari segi kualitas, banyak
         adanya kritik atau komentar tidak  bahkan dianggap bertentangan dengan  Undang-Undang yang dibentuk dinilai
         tercapainya target Prolegnas harus dapat  UUD 1945.                belum memberi manfaat langsung terhadap
         kita terima, sebab dalam kenyataannya  Hal ini dibuktikan dengan banyaknya  kehidupan masyarakat. Ke dua, DPR
         realisasi                                                          belum dapat memenuhi target jumlah
         pencapaian                                                         penyelesaian Rancangan Undang-Undang
         Prolegnas setiap                                                   yang telah ditetapkan dalam Program
         tahunnya secara                                                    Legislasi Nasional dan ke tiga, proses
         statistik jauh lebih                                               pembahasan RUU kurang transparan.
         rendah    dari                                                        Berdasarkan tiga permasalahan
         jumlah RUU yang                                                    tersebut, direkomendasikan oleh tim kajian
         diprogramkan,                                                      peningkatan kinerja DPR beberapa solusi
         hanya sekitar 35-                                                  antara lain, meningkatkan sosialisasi
         40 persen.                                                         mekanisme dan membuka peluang
            Pencapaian                                                      partisipasi publik secara luas dalam proses
         jumlah RUU yang                                                    penyusunan dan pembahasan undang-
         jauh dari target                                                   undang.
         tersebut, harus                                                       Serta merumuskan format penyerapan
         dapat dipahami                                                     aspirasi masyarakat serta melakukan
                          Ketua DPR RI Agung Laksono membuka Workshop dan Focus
         karena banyaknya                                                   penataan fungsi Badan Legislasi DPR
                          Discussion Group yang diselenggarakan Baleg.
         kendala   dan                                                      sebagai pintu masuk perumusan dan
         hambatan    di                                                     pembahasan UU. Solusi lainnya adalah
         dalam penyelesaian berbagai RUU.  permohonan judicial review atas Undang-  menentukan batas jumlah RUU yang
         Hambatan dan kendala itu antara lain, tidak  Undang. Dalam kaitan substansi khususnya  dibahas oleh alat kelengkapan.
         hanya berkaitan dengan substansi, tetapi  berkenaan dengan ketentuan pidana,  Selain itu, rekomendasi lain yang
         juga sering berkaitan dengan mekanisme  banyak terdapat perbedaan dalam  diberikan tim kajian berkaitan dengan fungsi
         dan prosedur pembahasan dan juga  penentuan ancaman sanksi pidana sehingga  dan pelaksanaan bidang legislasi, antara lain,
         masalah teknis lainnya.           dikhawatirkan menghasilkan ketidakadilan  perlu adanya revisi Peraturan Tata Tertib
            Berdasarkan evaluasi tersebut  secara struktural.               DPR RI berkaitan dengan proses
         pelaksanaan Prolegnas masih belum    Terhadap munculnya RUU yang   pembahasan RUU.
         mencapai sasaran sebagaimana yang  diajukan di luar Prolegnas, kata Ferry, hal ini  Anggota DPR RI diminta fokus dan
         diharapkan. Kendalanya diantaranya dari  sesungguhnya juga menimbulkan  bertanggung jawab pada pembahasan
         284 RUU yang diprogramkan belum   pertanyaan, apakah karena ketidak  substansi/materi RUU, sedangkan
         sepenuhnya tersedia draft dan naskah  konsistenan kita kepada perencanaan atau  perumusan yang terkait dengan teknis
         akademiknya, pengajuan RUU masih  perencanaannya yang masih belum  perundang-undangan diserahkan kepada
         terdapat RUU di luar prioritas tahunan  mencerminkan prioritas kebutuhan hukum.  tenaga perancang peraturan perundang-
         bahkan di luar Prolegnas, pembahasan  Badan Legislasi menurut Ferry, senantiasa  undangan.
         RUU sangat lambat dan tidak efisien serta  mengevaluasi agar perencanaan  Hal lain adalah, perlunya peningkatan
         dukungan supporting system masih kurang.  pembangunan hukum maupun proses  jumlah dan profesionalisme tim/tenaga ahli
         Sementara beban RUU yang tidak    pembentukan undang-undang lebih  termasuk tenaga perancang  peraturan
         terselesaikan pada tahun berjalan menjadi  aspiratif.              perundang-undangan, tenaga peneliti yang
         luncuran dan beban RUU prioritas pada  Melihat permasalahan-permasalahan  ada di Sekretariat Jenderal DPR guna
         tahun berikutnya.                 tersebut, juga semakin menyadarkan Baleg  mendukung anggota DPR dalam
            Badan Legislasi bersama Menteri  khususnya bahwa Prolegnas selayaknya  menyiapkan dan membahas suatu RUU.
         Hukum dan HAM senantiasa telah    harus dikaji dan dievaluasi ulang, agar dapat  RUU inisiatif anggota DPR yang telah
         mengadakan evaluasi untuk menyusun  dijadikan suatu sistem pembentukan  disetujui dalam rapat paripurna harus dalam
         Prolegnas secara realistik, dengan menetapkan  peraturan perundang-undangan sebagai  bentuk yang sudah dapat langsung
         kriteria umum yaitu perintah UUD 1945,  bagian dari pembangunan hukum nasional.  dikirimkan kepada Presiden. Pengusul dapat
         perintah Tap MPR atau perintah UU, dan                             terus ikut dalam pembahasan RUU
         kriteria secara teknis yaitu, bahwa RUU yang  Jumlah Legislasi Terlalu Banyak  bersama pemerintah sampai selesainya
         dimasukkan dalam daftar Prolegnas harus  Sementara Wakil Ketua Baleg Pataniari  RUU dibahas.
         sudah tersusun draft awal RUU yang  Siahaan (F-PDIP) mengatakan,      Untuk melibatkan partisipasi


                                                                             PARLEMENTARIA TH. XXXIX NO. 66  71
   66   67   68   69   70   71   72   73   74   75   76