Page 72 - MAJALAH 66
P. 72

LIPUTAN KHUSUS


            masyarakat dalam pembentukan UU, perlu  belum sepenuhnya bersumber pada  perubahan terhadap UU yang
            dilakukan   sosialisasi  dengan   Pancasila dan UUD 1945. Seperti masih  bertentangan dengan UU lainnya,
            mengoptimalkan peran media massa, baik  adanya produk hukum kolonial yang sampai  merupakan ratifikasi terhadap perjanjian
            cetak maupun elektronik.          saat ini masih berlaku. Terdapat kurang lebih  internasional serta yang berorientasi pada
               Menurut Pataniari, Prolegnas   200 produk hukum kolonial.       pengaturan perlindungan hak-hak asasi
            merupakan potret politik perundang-  Hukum nasional pada hakikatnya  manusia dengan memperhatikan prinsip-
            undangan yang menjadi bagian tidak  adalah ius constituendum yang hingga saat  prinsip kesetaraan dan keadilan jender.
            terpisahkan dari politik hukum nasional.  ini masih terus dikembangkan. Untuk itu,  Yang tak kalah pentingnya adalah
            Sebab itu secara ideal, Prolegnas harus  pengembangan Prolegnas harus didukung  mendukung  pemulihan  dan
            menjadi program yang terukur, rasional dan  oleh hal-hal lain yang melingkupinya.  pembangunan ekonomi kerakyatan yang
            sesuai dengan kebutuhan bangsa.     Beberapa hal yang perlu dipikirkan ke  berkeadilan dan yang secara langsung
                                              depan adalah penguatan koordinasi yang  menyentuh kepentingan rakyat untuk
            Beberapa Kendala                  efektif sehingga memperoleh hasil yang  memulihkan dan meningkatkan kondisi
               Selama ini berdasarkan pengalaman  akurat, didukung oleh pengembangan  kesejahteraan sosial rakyat.
            yang ada di Badan Legislasi DPR diketahui  sumber daya manusia dengan kemampuan  Kriteria prioritas tersebut ditambah
            masih ditemukan beberapa kendala yang  keahlian yang memadai.      dengan kriteria teknis yaitu, sudah disusun
            menjadi faktor penghambat realisasi  Hal lainnya, penguatan kriteria  naskah RUU secara lengkap bersama-sama
            program-program prioritas Prolegnas.
               Faktor penghambat itu antara lain,
            jumlah rencana legislasi yang terlalu banyak
            untuk diselesaikan selama 5 tahun. Jumlah
            rencana legislasi yang diusulkan atau
            diajukan untuk Prolegnas jangka menengah
            maupun tahunan sangat banyak. Prolegnas
            jangka menengah 2005-2009 yang
            ditetapkan adalah sebanyak 284 RUU.
               Selain itu, tidak ada jaminan bahwa
            selama 5 (lima) tahun tidak akan muncul
            rencana legislasi baru, baik yang diusulkan
            Pemerintah maupun DPR. Sebagai contoh,
            pada tahun 2005 ditetapkan 284 RUU,
                                               Peserta Workshop dan Focus Group Discussion
            tetapi selama satu tahun berikutnya di
            lingkungan Pemerintah saja telah muncul
            17 rencana legislasi baru. Usulan-usulan  substansi pada tahap sinkronisasi sebagai  dengan naskah akademiknya. Serta sudah
            rencana legislasi baru itu disebut RUU non-  bahan pertimbangan dalam penentuan  selesai proses harmonisasi, untuk RUU yang
            Prolegnas, karena muncul setelah ada  prioritas tahunan yang berorientasi pada  berasal dari Pemerintah sudah melalui
            penetapan Prolegnas 2005-2009.    pembangunan hukum nasional.      pembahasan antar departemen dan untuk
               Faktor berat dan ringannya materi  Selain itu, penambahan tahap evaluasi  DPR telah melalui proses harmonisasi di
            RUU juga menjadi penghambat tersendiri.  dan analisis Prolegnas dalam alur  Badan Legislasi DPR.
            Ukuran berat dan ringannya dapat dilihat  penyusunan yang komprehensif baik dari  Prolegnas sebagai instrumen
            dari jumlah pasal. Misalnya, KUHP  sudut teknis, substansi, kualitas, maupun  perencanaan pembentukan UU harus
            memuat lebih dari 700 pasal, atau materi  kuantitas terhadap implementasi Prolegnas  dilakukan secara konsisten baik oleh DPR
            yang pengaturannya sama sekali baru/asing,  dalam upaya mewujudkan Prolegnas yang  maupun Pemerintah. Harapan ke depan,
            misalnya, RUU tentang Informasi dan  akuntabel.                    adanya RUU yang diajukan di luar
            Transaksi Elektronik.               Pataniari menambahkan, ada dasar  Prolegnas, bahkan di luar RUU prioritas
               Dalam hal ini, Badan Legislasi selaku  pertimbangan penentuan skala prioritas  tahun anggaran tidak terjadi lagi.
            koordinator Prolegnas di DPR, terus  RUU untuk ditetapkan ke dalam Prolegnas.  Pengajuan RUU di luar Prolegnas akan
            mengembangkan format penyusunan     Dasar pertimbangan itu adalah  membuat Prolegnas kurang memiliki makna.
            Prolegnas yang terukur, integrasi, rasional  merupakan perintah dari UUD Negara  Karena tujuan dibentuknya Prolegnas
            dan terkoordinasi.                Republik Indonesia Tahun 1945, perintah  dimaksudkan agar pembentukan peraturan
               Prolegnas di masa depan harus benar-  dari Ketetapan MPR RI, yang terkait  perundang-undangan dapat dilakukan
            benar diimplementasikan sebagai bagian  dengan pelaksanaan UU lain, juga yang  secara terencana, terarah dan terpadu.
            dari sistem hukum nasional yang bersumber  mendorong percepatan reformasi.  Selain itu, pembentukan undang-
            pada Pancasila dan UUD 1945.        Selain itu, merupakan warisan  undang juga diharapkan memiliki arah yang
               Dalam pada itu, masih terdapat  Prolegnas 2000-2004 disesuaikan dengan  jelas yang ingin dicapai dalam kurun waktu
            peraturan perundang-undangan yang  kondisi saat ini, yang menyangkut revisi atau  tertentu. (tt)


            72      PARLEMENTARIA TH. XXXIX NO. 66
   67   68   69   70   71   72   73   74   75   76   77