Page 44 - MAJALAH 94
P. 44

foto:doc.internet/Pilkada-Jakarta-640x368 sidomi dot com  telah terjadi secara mendalam. Salah   tentang  Pemilihan  Kepala  Daerah
                                                                               ini  diharapkan  mampu  mendorong
                                             satunya  adalah  maraknya  konflik
                                                                               lahirnya  pemimpin  daerah  yang
                                             yang  terjadi  pada  penyelenggaraan
                                                                               kredibel  dan  akuntabel  dalam  men-
                                             Pemilukada.
                                                                               ciptakan  pemerintahan  yang  baik
                                                “Saya kira harus bisa dilihat bebe-
                                             rapa  aspek  lain.  Contohnya  terjadi
                                                                               (good  governance)  dan  pemerintah
                                             keributan di mana-mana dan banyak
                                                                               yang  bersih  (clean  government).
                                             di  antara  di  tingkat  kabupaten/kota”
                                                                                                   daerah
                                                                               Banyaknya
                                                                                                           yang
                                                                                           kepala
                                                                               terlibat kasus korupsi selama periode
                                             ungkapnya.
                                                Menurutnya  Pemilukada  Bupati
                                                                               perut  UU  No  32/2004  jo  UU  No
                                             dan  Walikota  lebih  rawan  konflik
                                                                               12/2008, Seharusnya menjadi pijakan
                                             dikarenakan lebih banyak kepentingan
                                             dan dukungan fanatisme kedaerahan,   2004-2012  yang  notabene  lahir  dari
                                                                               utama  perancang  naskah  akademik
                                             golongan  ataupun  ketokohan  yang   dalam  men-design  formulasi  baru
                                             lebih kental adanya dibanding tingkat   pemilihan  kepala  daerah  yang  lebih
                                             Provinsi. “kesannya setiap saat negara   komprehensif, dan responsif terhadap
                                             kita  rebut  terus,  jadi  lebih  baik   kondisi  faktual  yang  terjadi  tengah
                                             cenderung pilihan langsung itu adalah   masyarakat. (ray)
                                             di  tingkat  presiden  dan  gubernur”
                                             ujarnya.
                                                Dia menilai, pelaksanaan Pemilihan
                                             Presiden  dan    Pemilukada  Gubernur
                                             di  33  Provinsi  dapat  memperkecil
                                             gejolak sosial-politik dan lebih lanjut
                                             diharapkan   dapat   meminimalisir
                                             terjadinya  konflik  di  Negara  ini  bila
                                             dibandingkan  dengan  pelaksanaan
                                             400an  lebih  pemilukada  kabupaten/
                                             kota. “Satu tahun itu 365 hari, begitu
           Bupati/ Walikota (dipilih langsung oleh   besarnya  kalau  kita  lihat  berbagai
           rakyat) dan Wakil Kepala Daerah tidak   pemilukada. Jadi Apakah negara kita
           dipilih dan diangkat bersama dengan   secara tidak langsung membuat aturan
           kepala  daerah  melainkan  diusulkan   yg menjadikan mereka, rakyatnya ini
           kepala  daerah  terpilih  kepada  DPRD   ribut. Rawan konflik,” tambahnya.
           untuk disahkan pemerintah pusat.     Namun  hal  itu,  masih  dapat
             “Alasan  pemerintah  pada  RUU   diperdebatkan   secara   sosiologis
           inisiatifnya  ini  yaitu  karena  dalam   naskah   akademik   RUU   tentang
           Gubernur  itu  cuma  fungsi  per-  Pemilihan  Kepala  Daerah  ini  belum
           panjangan  pemerintah  pusat  dan   mencerminkan  kebutuhan  riil  yang
           koordinasi   dalam   pemerintahan   akhir-akhir  ini  menjadi  tuntutan
           tingkat  provinsi.  Ini  berbeda  di   masyarakat luas yaitu, tingginya biaya
           tingkat kabupaten atau kota. Mereka   politik  (political  cost)  yang  harus
           fungsinya  desentralisasi  langsung.   ditanggung calon kepala daerah dalam
           Jadi  melakukan  pelayanan  kepada   proses pencalonan, sehingga memicu
           rakyat secara langsung. Sehingga dia   timbulnya  berbagai  penyimpangan
           harus  dipilih  oleh  rakyat.  Itu  alasan   selama  dan  setelah  pilkada  seperti
           pemerintah,”katanya.              praktik  politik  uang  (money  politic)
             Politisi  dari  Partai  Golkar  ini   dan  korupsi  serta  berbagai  konflik
           menegaskan,  seharusnya  bukan  hal   yang kerap terjadi.
           tersebut  saja  yang  menjadi  bahan   Evaluasi  demi  mencapai  formula
           pertimbangan   perubahan   sistem   yang menyentuh esensi permasalahan
           Pemilukada.  Pemerintah  dan  DPR   pemilihan   kepala   daerah   yang
           harus  melihat  berbagai  aspek  dan   sesungguhnya harus segera disarikan
           mengevaluasi  atas  keadaan  yang   oleh  Pemerintah  dan  DPR.  RUU         Anggota Komisi II DPR Markus Nari


                                                                              | PARLEMENTARIA  |  Edisi 94 TH. XLII, 2012 |
   39   40   41   42   43   44   45   46   47   48   49