Page 51 - MAJALAH 94
P. 51

KUNJUNGAN  LAPANGAN
               KUNJUNGAN  LAPANGAN




           dihadapi PT. Smelting terkait dengan   banyak untuk kepentingan masyarakat   biaya  rendah  dan  ramah  lingkungan
           dikeluarkannya  Peraturan  Menteri   dan bangsa.                    yang  menghasilkan  tembaga  blister
           ESDM  No.  7  tahun  2012  tentang                                  langsung dari konsentrat.
           Peningkatan Nilai Tambah Mineral.   Berharap Smelting Dibangun         Selain  tembaga,  produk  samping
             Dengan  disahkannya  UU  No.  4   di Papua                        dari  proses  peleburan  ini  adalah
           Tahun  2009  tentang  Pertambangan   Dalam kesempatan tersebut, Pan-  asam sulfat, perak tembaga, gypsum
           Mineral  dan  Batubara  dan  dike-  ja  Mineral  dan  Batubara  (Minerba)   dan  lumpur  Anoda.  Asam  sulfat
           luarkannya Permen No. 7 Tahun 2012,   Komisi  VII  DPR  RI  mengharapkan   ini  dikirimkan  melalui  pipa  saluran
           menurut Miki, terjadi tumpang tindih   Smelting  baru  dapat  dibangun  di   menuju  pabrik  pupuk  Petrokimia
           otoritas  antara  Kementerian  ESDM   Provinsi Papua.               yang berlokasi bersebelahan dengan
           dengan Kementerian Perindustrian.    Pembangunan    Smelting   baru   PT. Smelting.
             Sekarang  ini,  kata  Miki,  kontrol   ini  sesuai  dengan  amanat  Undang-  PT.  Smelting  bangga  dengan
           dari  industri  ini  berada  di  bawah   Undang  No.  4  Tahun  2009  tentang   recovery  rasio  sulfur  yang  termasuk
           Kementerian Perindustrian, sementara   Mineral  dan  Batubara  (Minerba).   tertinggi di dunia yang mencapai 99,8
           UU No. 4/2009 pertambangan berada   Dalam  UU  tersebut  mengatakan,   persen. Hal ini menjadikan PT Smelting
           dibawah Kementerian ESDM.         setiap  pertambangan  tidak  boleh   sangat ramah lingkungan. Sementara
             PT.  Smelting  selain  produksi   mengirim  row  materialnya  ke  luar   butiran  terak  tembaga  digunakan
           utamanya  tembaga  juga  mengem-  negeri.  Row  material  itu  seharusnya   untuk  industri  semen.  Begitu  juga
           bangkan  industri-industri  hilir  untuk   diproses di dalam negeri.  gypsum yang juga digunakan sebagai
           mengembangkan lebih lanjut industri   Sutan  mengatakan,PT.  Smelting   bahan baku industri semen.
           yang ada di Indonesia.            yang  berlokasi  di  Gresik  ini,  bahan   Lumpur anoda merupakan produk
             “Jika  kami  berada  dibawah  Ke-  bakunya  diambil  dari  PT.  Freeport   samping  dari  pabrik  pemurnian.
           menterian ESDM akan sulit membina   di  Papua  dan  Newmont  di  Nusa   Produk ini mengandung logam mulia
           industri-industri hilir,” katanya.  Tenggara Barat. Row Material ini kata   seperti  emas  dan  perak.  Produk
             Miki  menambahkan,  kapasitas   Sutan, yang diproses di dalam negeri   ini  dikirim  ke  pabrik  pengolahan
           produksi yang dihasilkan dari industri   baru  30  persennya  saja,  sementara   logam  mulia  untuk  menjalani  proses
           ini  adalah  sebesar  300.000  ton  per   70  persen  masih  di  ekspor  ke  luar   pemurnian selanjutnya.
           tahun.  Karena  proses  peleburannya   negeri.
           menggunakan  proses  kontinyu  mit-  Ditambahkannya, PT. Smelting se-  Tekankan Pembagian CSR
           subishi, maka prosesnya dengan biaya   bagian sahamnya dimiliki PT. Freeport.   yang Adil
           rendah dan ramah lingkungan.      Seharusnya,  katanya,  PT.  Freeport   Panja Minerba menekankan pem-
             Teknologi   ramah   lingkungan   juga membangun seperti Smelting di   bagian        manfaat        Program  Cor-
           yang  digunakan  PT  Smelting  mem-  Papua, daerah asal row material itu.   porate  Social  Responsibility  (CSR)
           buat perusahaan ini menerima peng-   Pembangunan  di  daerah  tempat   bagi  masyarakat  sekitar  tambang.
           hargaan bergengsi, penghargaan pro-  row  material  itu  berasal,  tentunya   Pasalnya, seringkali masyarakat sekitar
           per peringkat hijau selama beberapa   akan lebih efektif dan dapat menyerap   kurang  mendapatkan  perhatian  dari
           tahun  terakhir.  Penghargaan  ini   banyak  tenaga  kerja  masyarakat  se-  Perusahaan yang melakukan kegiatan
           diberikan   pemerintah   Indonesia   kitar sehingga akan bermanfaat bagi   pertambangan.    “Jangan  sampai  pa-
           terhadap  pabrik  yang  andal,  bersih   bangsa dan negara.         brik  bagus,  masyarakat  kanan  kiri
           dan ramah lingkungan.                Pabrik-pabrik  yang  akan  dibuat   hanya  kebagian  debunya  saja,”  kata
             Penghargaan ini, katanya, memo-  akan  dapat  menyerap  row  material   Alimin  Abdullah  (F-PAN)  setelah
           tivasi  PT.  Smelting  untuk  terus   yang  diproses  di  dalam  negeri,  se-  melihat  jalan  sekitar  pabrik  yang
           menjadi “Pabrik peleburan yang terus   hingga  row  material  itu  tidak  perlu   belum diaspal.
           berkembang dan ramah lingkungan.  diekspor ke luar negeri.             Menurutnya,   pemerintah   dan
             Menanggapi  keluhan  Direksi  PT.   Dalam  Kunjungan  tersebut,  Pre-  Pengusaha  harus  mengukur  perim-
           Smelting tersebut, Sutan berjanji akan   siden  Direktur  PT.  Smelting  Makoto   bangan  antara  uang  yang  disetor
           mencari jalan tengah untuk mengatasi   Miki   mengatakan,   PT.   Smelting   ke  pemerintah  dan  kerusakan  ling-
           hambatan  tersebut.  Selain  Menteri   merupakan pabrik penghasil tembaga   kungan yang tak tak terelakkan “Tidak
           ESDM, Panja Minerba berencana akan   dengan proses kontinyu Mitsubishi.   gampang  mereklamasi  yang  sudah
           mengundang Menteri Peridustrian.     Kontinyu  Mitsubishi  adalah  pro-  rusak  seperti  itu.  Coba  dihitung  per
             Nantinya akan dibuat suatu reko-  ses  peleburan  dan  konversi  ber-  hektar  berapa  biaya  reklamasi  itu,”
           mendasi  agar  tidak  terjadi  tumpang   kesinambungan yang pertama untuk   ujarnya  saat  kunjungan  kerja  ke
           tindih, sehingga produksi PT Smelting   skala  komersil.  Proses  kontinyu  mit-  Bangka Belitung.
           tetap berjalan dengan baik, benefitnya   subishi diakui sebagai proses dengan   Pada pertemuan yang juga dihadiri





                                                                                                                                                                                                     | PARLEMENTARIA  |  Edisi 94 TH. XLII, 2012 |

                                                                                                                                                                                                     |   | PARLEMENTARIA  |  Edisi 94 TH. XLII, 2012 |
                                                                                                                                                                                                               ARIA |
                                                                                                                                                                                                                          TH. XLII, 2012 |
            | PARLEMENTARIA |  Edisi 94 TH. XLII, 2012 || PARLEMENTARIA |  Edisi 94 TH. XLII, 2012 | |
                                                                                                                                                                                                                    Edisi 94

                                                                                                                                                                                                      ARLEMENT
                                                                                                                                                                                                     P
            | PARLEMENTARIA |  Edisi 94 TH. XLII, 2012
   46   47   48   49   50   51   52   53   54   55   56