Page 23 - MAJALAH 68
P. 23

LAPORAN UTAMA


         mempekerjakan PPS, PPK maupun     kependudukan yang salah ditafsirkan  diperdebatkan, bagaimana
         PPDP belum bisa mengerjakan karena  dan data pemilih. Boleh-boleh saja kalau  menurut pendapat anda?
         datanya tidak ada (belum turun).  mau dicampurkan, di beberapa negara  Bukan untuk menyombongkan diri,
            Jadi, dari satu segi KPU harus segera  juga ada yang menggunakan cara itu, tapi  tapi Cetro yang waktu itu pertama kali
         bekerja, namun di sisi lain tangannya  dengan catatan data kependudukannya  membuat simulasinya. Tahun 2003
         diikat karena uangnya belum ada. Dalam  bagus.                     menuju tahun 2004 kami sudah
         hal ini, DPR punya wewenang untuk    Saya khawatir, kenapa pemerintah  mengenalkan proses simulasi itu.  Waktu
         membuat anggarannya, dan kemudian  kita tidak bisa menyiapkan data yang  itu di DPR berdebat soal besarnya kertas
         mengontrol bahwa anggaran yang sudah  baik, padahal pelaksanaan Pilkada sudah  suara. Menghadapi Pemilu 2009, DPR
         disepakati itu dapat turun tepat waktu.  dilaksanakan dimana-mana. Program  kembali berdebat soal pemberian suara
            Jadi menurut saya, DPS ini     penataan ini sudah disiapkan lebih dari  dengan cara mencontreng. Cetro mau
         kelihatannya buruk, dan itu disebabkan  10 tahun. Berapa banyak dana sudah  memperlihatkan sebaiknya kita tidak
         karena modal dasarnya atau bahan  keluar untuk itu, berapa alat-alat  perlu berdebat, tapi mencari solusi yang
         dasarnya memang buruk dari        teknologi canggih yang sudah dibeli.  terbaik dengan cara menanyakan
         pemerintah. Kemudian pemerintah dan  Namun pertanyaan saya kenapa masih  langsung ke publik melalui simulasi. Tapi
         DPR tidak menurunkan dana tepat   begini lagi. Tentunya ini harus dicek sama  ingin saya katakan bahwa ini adalah
         waktu dan sebesar yang dibutuhkan,  Departemen Dalam Negeri (Depdagri)  metodenya, ini caranya
         sehingga kinerja KPU jadi begini. Jadi  dan Dirjen Adminduk (Administrasi  Pada waktu kami melakukan simulasi
         ada faktor atau andil dari pemerintah dan  Kependudukan).          di Pasar Mayestik, Kebayoran Baru,
         DPR yang menurut saya membuat                                      Jakarta Selatan maupun pasar campuran
         situasi seperti ini.              Menanggapi  keterwakilan 30      dan tradisional di daerah kota,  dan
                                           persen perempuan dalam setiap    hasilnya dari 149 orang yang biasanya
         Kalau data dari pemerintah  itu   partai...?                       ikut Pemilu dengan cara mencoblos,
         buruk, sebaiknya data yang kita      Saya lihat bukan hanya 30 persen  setelah diajarkan cara memberikan tanda
         ambil dari mana?                  pencalonan di tingkat nasional, bukan itu,  hanya ada satu orang yang salah,
            Sebaiknya kita gunakan seperti apa  itu tidak ada maknanya. Yang harus  sementara yang lain bisa memberikan
         yang diatur sebelumnya di undang-  dilihat itu perdapilnya, zipernya dibuat  tanda semua. Dari hasil tersebut berarti
         undang kita, gunakan data Pemilu  atau tidak. Kemudian di dalam ziper itu  tidak ada masalah.
         terakhir. Kita kan tahu bahwa Pemilu  berapa diletakkan di nomor satu, nomor  Tetapi diantara orang yang
         terakhir itu ada Pilkada-Pilkada di  dua, nomor tiga dan seterusnya. Itu yang  mengerjakan itu, 40 persen mengatakan
         daerah. Dan daerah yang belum     menunjukan keseriusan partai politik  sebaiknya memakai cara yang lama,
         melaksanakan    Pilkada   dapat   untuk betul-betul mencalonkan    dengan alasan karena mereka takut
         menggunakan data Pemilu tahun     perempuan. Tapi ternyata kesimpulan  salah. Jadi dari hasil simulasi ini ada
         sebelumnya. Data itu ada di tangan KPU  saya partai politik tidak ada yang serius.  ketakutan kesalahan. 40 persen dan
         sendiri. Jadi gunakanlah data itu dan                              hampir 60 persen mengatakan tidak
         biarkan mereka memutakhirkan data itu  Jadi menurut pandangan anda kuota  masalah diubah cara pemberian suara,
         sendiri, karena dia sudah menguasai data  30 persen yang diajukan partai  mereka mengatakan sama mudahnya.
         itu.                              hanya sekedar memenuhi              Jadi dari situ kami sudah bisa
            Jangan “ujug-ujug” didrop sama  persyaratan saja.               menyimpulkan sebetulnya jangan ragu
         pemerintah, yang bila dibuka di      Betul, memenuhi yang di tingkat  untuk mengubah cara pemberian suara.
         komputer data itu masih banyak    nasional dan itu sebetulnya mengelabui  Waktu KPU mengadakan simulasi
         menimbulkan pertanyaan, karena tidak  kita semua. Dari daftar partai yang  di Jawa Timur tentang cara pemberian
         jelas. Jadi gunakan data Pemilu terakhir,  memenuhi keterwakilan perempuan  tanda ini, dan saya kebetulan juga
         yang umumnya ada dua yaitu, Pilkada  yang ditempel oleh KPU hanya ada  diundang ke sana, saya lihat semua
         terakhir yang dilaksanakan di mereka,  empat partai itu yang tidak mencapai  berjalan lancar, semua bisa memberi
         atau kalau belum melaksanakan  Pemilu  30%, yang lain mencapai. Dan terus kita  tanda, hanya ada dua orang saja yang
         menggunakan data sebelumnya (Pemilu  dikesankan hebat, semua partai adalah,  memberi tanda dengan mencoblos, dan
         tahun 2004).                      begitu ‘kan kesannya. Tapi kalau kita  yang lain tidak ada. Padahal mereka itu
            Menurut saya, mereka lebih tahu  baca, dilihat lebih rinci mana yang  belum diberi sosialisasi, hanya pagi itu
         data itu, dan berikan mereka wewenang  sebetulnya dibutuhkan ternyata ziper  mereka diberikan penjelasan. Jadi
         untuk membereskan data itu di wilayah  saja semua, tidak ada yang di dapil-dapil  menurut saya tidak usah terlalu khawatir,
         mereka masing-masing, beri mereka  dimana dia ikut. Jadi secara penuh tidak  untuk Papua pun juga begitu. Ketakutan
         support dana dan seterusnya. Cara itu  ada satu partai pun.        nantinya akan banyak yang salah,
         jauh lebih baik, jadi jangan dicampur-                             menurut saya itu semua ngomong nggak
         adukan.                           Cara memberikan suara dengan     ada dasarnya.
            Sekarang ini dicampur-adukan data  memberikan tanda contreng masih  Sekali lagi KPU jangan ragu, teruskan


                                                                             PARLEMENTARIA TH. XXXIX NO. 68  23
   18   19   20   21   22   23   24   25   26   27   28