Page 30 - MAJALAH 68
P. 30

LAPORAN UTAMA




                                 kursi di Dewan Perwakilan Rakyat  suara bukan lagi dengan mencoblos. "Loh…… udah ganti ya,
                                    (DPR), fokus para politikus yang  saya malahan nggak tahu, emang sekarang harus gimana,"
                                     terpilih menjadi tercabang  katanya balik bertanya.
                                      antara menepati janjinya dan  Ia menambahkan, yang saya tahu partai-partai politik itu
                                      memperkaya diri dan     saat kampanye berapi-api, janjinya muluk-muluk, tapi
                                      keluarga.               kenyataannya nggak ada yang berpikir untuk kepentingan
                                          "Kalau bisa mereka itu  rakyat.
                                      juga membagi posisi pada   Apalagi, katanya, setiap saya lihat berita banyak sekali
                                     sanak kerabatnya," katanya  anggota dari berbagai partai politik yang terlibat korupsi, terus
                                     lugas.                   siapa lagi yang kita percaya.
                                          Mengomentari cara      "Saya sendiri juga udah nggak percaya," tegasnya. "Jadi,
                                    pengisian surat suara yang  saya sudah bilang sama orang rumah, saat hari Pemungutan
                                    diganti dari mencoblos menjadi  Suara tiba jangan ajak saya untuk pergi ke TPS, mendingan
                                      mencontreng juga sepertinya  juga saya tidur," jawabnya enteng tanpa tahu bahwa tidak
                                       tidak diperlukan. Masih  menggunakan hak suara adalah merugikan dirinya sendiri.
                                       banyak hal-hal yang dapat  Nunung, hanyalah gambaran satu dari beribu-ribu ibu
                                        dipikirkan dibandingkan  rumah tangga yang ada di tanah air. Kita tidak bisa
                                        memikirkan     cara   membayangkan, dia seorang ibu rumah tangga yang hidup di
                                        memberikan suara.     Jakarta saja tidak tahu masalah penyelenggaraan Pemilu,
                                          Apa       bedanya   apalagi yang tinggal di pelosok tanah air.
             mencoblos dengan mencontreng ? Yang pasti biaya untuk
             melakukan sosialisasi ini pastinya juga  tidak sedikit," tambahnya.
                " Dengan segala pikiran yang skeptis tersebut, saya masih  Hasan (Tukang Ojek):
             sangat bersemangat untuk menantikan Pemilu 2009. Selain ingin
             melihat para caleg mempromosikan diri lewat kampanye, Pemilu  Belum Tentukan Pilihan
             2009 ini juga menjadi Pemilu saya yang pertama," jelas dia.  "Saya tidak tahu kapan Pemilu itu dilaksanakan, pikiran
                Meski diakui seharusnya sudah dapat memilih ketika Pemilu  saya sehari-hari cuma bagaimana cara mencari uang untuk
             2004 lalu, dia  memutuskan untuk Golput kala itu. Tetapi kali ini,  menghidupi anak dan isteri saya setiap hari," demikian ucapan
             Riri ingin memakai hak suaranya, siapa tahu dengan satu  polos seorang tukang ojek yang biasa mangkal di perempatan
             tambahan suara  ini, Indonesia menjadi lebih baik daripada  Joglo, Jakarta Barat.
             sekarang.                                           Pernyataan Ketua Badan Pengawas Pemilu bahwa
                Itulah gambaran jawaban dari seorang mahasiswi yang rajin  anggota masyarakat dinilai kurang  peduli dengan hak-hak
             memperhatikan perpolitikan di Indonesia.         politik mereka, bahkan mereka banyak yang tidak tahu dengan
                                                              tahapan-tahapan Pemilu itu ternyata memang terbukti di
                                                              masyarakat kalangan bawah.
             Nunung (Ibu Rumah Tangga):                          Mereka seolah-olah tidak peduli dengan apa yang akan
                                                              dilakukan pemerintah, baginya mencari rejeki jauh lebih
             Bingung Dengan Banyaknya Partai                  penting ketimbang memikirkan urusan yang baginya tidak
                Nunung tergolong ibu rumah tangga yang kehidupannya  bermanfaat.
             mapan. Sehari-hari tugasnya hanyalah mengurus suami dan  Jadi, ketika ditanyakan kapan pelaksanaan Pemilu, tak
             dua orang anaknya yang berangkat remaja.         heran jika dia mengatakan tidak tahu sama sekali.
                Ketika ditanyakan apa yang dia tahu tentang Pemilu akan  Hasan juga mengatakan, berapa banyak partai politik
             datang, tanpa basa basi dia menjawab tidak tahu banyak.  peserta Pemilu dia pun mengakui tidak tahu. Partai politik
             Dengan jujur dia mengatakan yang sering dia lihat di TV  yang dia tahu menurutnya, hanyalah partai-partai lama yang
             hanyalah iklan Prabowo dengan Partai Gerindranya dan  sudah biasa mengikuti Pemilu selama bertahun-tahun.
             Hanura dengan tokohnya Wiranto.                     "Saya tidak tahu nantinya juga akan memilih apa," belum
                Pernyataan jujur seorang ibu rumah tangga ini bukan tanpa  terpikir dibenak saya yang semakin berat dibebani biaya
             alasan, terbukti berdasarkan hasil Lembaga Survey Indonesia  hidup.
             (LSI) dari iklan yang ditayangkan di TV, Gerindra menduduki  Bagi saya, kata Hasan, memilih apa pun rasanya sama
             peringkat pertama iklan yang paling terpateri dibenak masyarakat.  saja, tidak ada yang memihak pada rakyat kecil dan tidak ada
                Nunung juga tidak tahu berapa banyak partai politik  perbaikan hidup buat orang-orang susah seperti kita.
             peserta Pemilu. Yang saya tahu, katanya, banyak sekali partai-  Jadi, nantinya kita mau nyoblos atau tidak saya juga nggak
             partai baru bermunculan. Saking banyaknya partai-partai itu  tahu," ujarnya tanpa dia tahu bahwa cara memberikan suara
             saya malahan bingung," tuturnya.                 sekarang bukan dengan mencoblos lagi, tapi dengan cara
                Ketika ditanyakan lagi, apakah sudah tahu cara memberikan  mencontreng.



            30      PARLEMENTARIA TH. XXXIX NO. 68
   25   26   27   28   29   30   31   32   33   34   35