Page 33 - MAJALAH 68
P. 33

SUMBANG SARAN


         pilihnya akibat tidak terdaftar dalam  pemberian suara yaitu mencontreng.  Sekretariat Jenderal (vide: UU No 22
         daftar pemilih.                   Namun, cara baru ini dikhawatirkan  Tahun 2007 Pasal 67 Ayat (2) dan
            Dalam perspektif yang sama,    belum tersosialisasi dengan baik  UU No 10 Tahun 2008 Pasal 142
         penyelenggara Pemilu diharapkan   sehingga dikhawatirkan akan banyak  Ayat (4)). Sementara KPU hanya
         memberikan ruang yang cukup bagi  kendala dan kesalahan di lapangan  berwenang menetapkan bentuk,
         masyarakat untuk berpartisipasi   yang menyebabkan banyak suara    ukuran, dan spesifikasi teknis
         dalam mengevaluasi daftar calon   tidak sah. Penulis pribadi meminta  perlengkapan pemungutan suara
         anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi,  KPU mempertimbangkan model       (vide: UU No 10 Tahun 2008 Pasal
         dan DPRD Kabupaten/Kota. Oleh     mencoblos untuk digunakan kembali  142 Ayat (3)).
         karena itu, UU No 10 Tahun 2008   mengingat cara baru membutuhkan
         Pasal 71 Ayat (3) mewajibkan KPU  edukasi yang tidak sebentar, padahal  Penutup
         mengumumkan Daftar Calon          waktu Pemilu semakin dekat. Namun   Kesadaran pemilih (secara
         Sementara (DCS) di sekurang-      demikian, Penulis menyambut baik  otonom) untuk menggunakan hak
         kurangnya satu media massa cetak  keputusan KPU yang pada akhirnya  pilihnya menjadi parameter
         harian dan media massa elektronik  mengabsahkan cara pemberian suara  kesuksesan Pemilu 2009. Sayangnya
         nasional dan daerah.              selain mencontreng, yaitu dengan  berdasarkan sejumlah analisa, survei,
            Pengumuman ini penting bukan   menyilang, melingkari, atau      dan laporan media, potensi pemilih
         hanya sebagai sarana publik       mencoblos. Lebih dari itu, KPU harus  yang tidak menggunakan hak pilihnya
         mengevaluasi daftar calon         tetap memperhatikan dan mencarikan  (voting turnout), dengan berbagai
         bermasalah, lebih dari itu penting  solusi bagi kelompok difabel seperti  alasannya, cukup tinggi. Oleh karena
         sebagai sarana public, khususnya  tunanetera dan tunaaksara yang tetap  itu seluruh elemen (penyelenggara,
         pemilih, untuk mengenal calon wakil  berharap model mencoblos karena  pemerintah, lembaga swadaya
         mereka di lembaga legislatif.     lebih memudahkan bagi mereka.    masyarakat, ormas) dan khususnya
         Pengenalan ini penting dalam         Terkait format surat suara, prinsip  partai politik peserta Pemilu harus giat
         kerangka political constituency karena  yang harus dikedepankan KPU, selain  mensosialisasikan Pemilu mendatang.
         kepada para calon pemilih akan    aspek sekuritas, adalah kemudahan  Bagi calon anggota legislatif dan
         memberikan mandatnya untuk        bagi pemilih ketika membuka surat  parpol, musim kampanye harus secara
         memperjuangkan aspirasi dan       suara di bilik suara, mengingat  optimal dimanfaatkan sebagai sarana
         kepentingan mereka. UU No 10      lonjakan kontestan Pemilu 2009 dari  mensosialisasikan visi, misi, program
         Tahun 2008 jelas memberikan ruang  Pemilu sebelumnya yaitu sebanyak  kerja dan komitmennya dalam
         bagi publik untuk mengenal,       38 Parpol (plus 6 Parpol Lokal untuk  memperbaiki bangsa, sambil
         mengkaji, dan mengevaluasi calon  Aceh). KPU harus melakukan       mengeliminir pengedepanan faktor
         sebelum memutuskan pilihan di bilik  simulasi yang cermat dan menjamin  primordial dalam mendapatkan
         suara pada 9 April 2009 mendatang.  semua lambang Parpol dan daftar  dukungan. Dengan demikian, kita
         Relasional pemilih dan yang dipilih  calon terbaca dengan jelas.   berharap pendidikan politik rakyat
         sudah dimulai sejak pengumuman       Faktor kesiapan logistik Pemilu  semakin maju, masyarakat pemilih
         daftar calon. Selanjutnya diharapkan  berikut proses tendernya juga harus  menjadi semakin objektif dan rasional,
         pemilih sudah mulai melakukan     menjadi perhatian penyelenggara,  dan proses transisi demokrasi akan
         tracking rekam jejak calon, pada saat  mengingat poin inilah yang  semakin cepat kita tuntaskan.
         yang bersamaan calon anggota DPR,  mencuatkan kasus hukum KPU
         DPD, dan DPRD harus lebih aktif   periode 2004. KPU harus menjamin
         mengenalkan dirinya kepada        kuantitas dan kualitas logistik berikut
         masyarakat.                       ketepatan waktu pengadaannya
            Hal krusial lainnya yang       melalui proses tender yang profesional
         mendapatkan atensi publik adalah  dan memilih rakanan yang kompeten
         soal cara pemberian suara dan format  dan kredibel. Desakan publik agar
         surat suara. Terkait pemberian suara,  KPU tidak menyertakan calon
         UU No 10 Tahun 2008 Pasal 153     rekanan yang bermasalah pada
         menentukan pemberian suara dengan  Pemilu 2004 harus diakomodir oleh
         menandai satu kali. Adapun cara   KPU. Berbeda dari Pemilu 2004,
         menandai diserahkan kepada KPU    pada Pemilu mendatang anggota
         dengan memperhatikan prinsip      KPU tidak lagi menangani pengadaan
         memudahkan pemilih, akurasi dalam  perlengkapan pemungutan suara.
         penghitungan suara, dan efisien   Pengadaan perlengkapan
         dalam penyelenggaraan Pemilu. Pada  pemungutan suara berikut proses
         awalnya KPU mengusulkan satu cara  tendernya merupakan tugas


                                                                             PARLEMENTARIA TH. XXXIX NO. 68  33
   28   29   30   31   32   33   34   35   36   37   38