Page 38 - MAJALAH 68
P. 38

PENGAWASAN

            Revisi UU Migas, Perkuat Putusan MK






            Salah satu pengusul revisi UU Nomor 22/2001 tentang Minyak dan Gas Bumi (Migas),
            Anna Mu’awanah menegaskan,  revisi tersebut dimaksudkan untuk memperkuat putusan
            MK. Setelah direvisi, UU ini nantinya akan memberikan dasar terhadap politik energi
            untuk menjaga tersedianya kecukupan energi dalam negeri berdasarkan penetapan
            Domestic Market Obligation (DMO) sesuai dengan kapasitas kebutuhan serta
            pengembangan sistem penyediaan energi dalam negeri.


                          enurut     Anna       Menurut Ana, setiap perjanjian  lewat persetujuan DPR dan disesuaikan
                          Mu’awanah, revisi   kontrak kerja tidak cukup hanya  dengan daya beli masyarakat. Karena itu,
                          terhadap UU Migas   disampaikan atau dilaporkan saja,  inisiator  memandang   perlu
            M perlu               dilakukan   melainkan harus mendapatkan      menambahkan ayat lagi untuk pasal 28
            karena keputusan MK telah         persetujuan DPR.                 untuk memenuhi kebutuhan Migas
            membatalkan pasal 12 ayat 3, pasal 22                              dalam negeri terlebih dahulu
            ayat 1 dan pasal 28 ayat 2 dan 3. “Pasal-  Persaingan usaha sehat     “Kami menambahkan ayat 1a yaitu
            pasal itu dinilai bertentangan dengan  Lalu pasal 28 ayat 2, yang mengatur  Bahan Bakar Minyak serta hasil olahan
            UUD 45, sehingga pasal-pasal dalam  tentang harga pasar. Pasal sebelumnya  tidak boleh diekspor sebelum kebutuhan
            UU Migas itu tidak lagi mempunyai  berbunyi Harga Bahan Bakar Minyak  dalam negeri terpenuhi,” katanya
            kekuatan hukum yang mengikat,”    dan harga Gas Bumi diserahkan pada  Untuk pasal 22 ayat 1, terkait
            terangnya.                        mekanisme persaingan usaha yang sehat  pengaturan DMO (Domestik Market
               Di sisi lain, kata dia, UU ini juga akan  dan wajar, diusulkan menjadi Harga  Obligation), Mahkamah Konstitusi
            memperkuat pengembangan downstream  Bahan Bakar Minyak dan Gas Bumi  mengusulkan paling sedikit 25 persen,
            industri (industri turunan berbasis minyak  ditetapkan Pemerintah setelah  namun         pengusul
            dan gas bumi) dengan menempatkan  mendapatkan persetujuan DPR.                  menambahkan
            kepentingan nasional sebagai satu-  Pasal 28 ayat 2 ini dinilai                    menjadi 30 persen.
            satunya kepentingan untuk mewujudkan  melanggar UUD 1945                            “Memperkuat
            kedaulatan energi Indonesia.      khususnya pasal 33.                                keputusan MK
               Karena itu lanjut Anna, revisi  “Melepas harga minyak                              saja,” tukasnya
            dimaksudkan agar memberikan legalitas  pada mekanisme pasar                            karena
            hukum atas kontrak-kontrak dibidang  berarti  melakukan                                pengaturan
            migas yang menurut keputusan      privatisasi  negara,”                                SDA sesuai
            pengadilan terbukti merugikan keuangan  pungkasnya  seraya                             dengan
            negara akibat perjanjian yang tidak adil  mengatakan ayat ini lebih                    UUD 1945
            ataupun akibat praktek kolusi dan korupsi  mengutamakan                                pasal  33,
            yang berpotensi merugikan keuangan  kepentingan investor atau                          harus
            negara.                           pemodal       daripada                              dikuasai oleh
               Selain empat pasal yang telah  kepentingan bangsa Indonesia                        negara untuk
            diputuskan MK, sewaktu inisiator    Para inisiator berpendapat,                        hajat hidup
            mengusulkan dan membuat simulasi ke  seharusnya harga minyak dalam                     orang
            Baleg, juga ditambahkan beberapa pasal  negeri  ditetapkan                               banyak.
            lain, antara lain Pasal 11, pasal 28  Pemerintah
               Usulan perubahan pada pasal 11,
            dimaksudkan untuk memperketat
            pengawasan oleh DPR. Sebelum direvisi
            pasal tersebut berbunyi setiap kontrak
            kerja sama yang sudah ditandatangani
            harus diberitahukan secara tertulis kepada
            DPR. “Kami usulkan menjadi setiap
            kontrak kerja sama yang akan
            ditandatangani wajib dikonsultasikan dan
            mendapat persetujuan dari DPR,”          Anna Mu’awanah
            katanya

            38      PARLEMENTARIA TH. XXXIX NO. 68
   33   34   35   36   37   38   39   40   41   42   43