Page 49 - MAJALAH 68
P. 49

PROFIL


              iwa politisi memang sudah       Darah pejuang dan aktivis yang   Walaupun  panggilan jiwa untuk
              mengalir dalam tubuh Nizar   kental mengalir dalam tubuhnya semakin  berkiprah sebagai seorang politisi
              Dahlan. Sejak kecil, cucu dari  diperkuat lagi dengan hadirnya seorang  sedemikian kuat dan silsilah keluarga pun
         J Musa Datuk Sardi, seorang tokoh  istri, Noorjannah Shomad,  yang juga dari  didominasi darah perjuangan, namun
         Muhammadiyah dan juga tokoh       kalangan aktivis perjuangan. Sang istri  sempat pula Nizar dilanda alergi
         Masyumi ini memang sudah sering   merupakan salah seorang cucu dari KH.  bersentuhan dengan dunia politik.
         diajak sang kakek untuk                                                          Kisahnya pada saat
         mengikuti rapat-rapat partai                                                  mahasiswa dan aktif di
         Masyumi.                                                                      organisasi Himpunan
            Sang kakek, Musa Datuk                                                     Mahasiswa     Islam
         Sardi, kala itu merupakan                                                     (HMI) cabang Bandung
         seorang pedagang besar di                                                     pada 1978, Nizar
         Bengkulu. Bahkan saat                                                         bersama rekan-rekannya
         proklamator RI Bung Karno                                                     sesama aktivis sempat
         diasingkan Belanda ke                                                         ditahan militer selama
         Bengkulu, Musa Datuk ikut                                                     hampir setahun di rumah
         berperan menjodohkan Bung                                                     tahanan Guntur, Jakarta.
         Karno dengan Fatmawati.                                                       Kala itu ia bersama
            Dari pihak ibu, Nizar juga                                                 rekan-rekannya menolak
         memiliki seorang kakek yang                                                   Presiden   Soeharto
         juga tokoh Persis, yakni KH. Ihsa                                             dicalonkan kembali
         Anshari. Persis adalah sebuah                                                 sebagai presiden dalam
         organisasi Islam yang memiliki                                                Sidang umum MPR
         jumlah massa cukup besar dan  Nizar Dahlan sewaktu ditahan di penjara Guntur. Tampak pula H. AM.  1978.
         disegani kala itu.        Fatwa (duduk). (foto: dok. pribadi)                    “Saya diadili di
            Dalam usia yang sangat                                                     pengadilan mahasiswa
         belia, yakni 4 tahun, Nizar kecil sudah  Nur Ali, seorang pahlawan nasional dari  dan divonis satu tahun potong masa
         sering mendengarkan kisah-kisah   Bekasi, yang dikemudian hari dikenal  tahanan.  Kita dituduh subversif dengan
         kepahlawanan tokoh-tokoh Masyumi  dengan nama Singa Betawi.        ancaman hukuman mati. Tapi pada
         yang diceritakan sang kakek. Karenanya  “Pernah baca puisi Antara  akhirnya kita dituduh menghina kepala
         pula mindset tentang Bulan Bintang  Karawang-Bekasi karya Chairil Anwar?  negara. Waktu itu dikenal dengan nama
         (simbol organisasi Masyumi)                                                   Tahanan Mahasiswa
         telah tertanam sedemikian                                                     Kampus Kuning,” cerita
         dalamnya di benak Nizar                                                       pria ramah ini..
         Dahlan.                                                                          Efek dari semua itu,
            “Pada waktu Pemilu pertama                                                 maka segala aktivitas
         tahun 1955, saat orang  sibuk-                                                mahasiswa. baik Dewan
         sibuknya dengan partai politik,                                               Mahasiswa dan Senat
         saya sudah membawa-bawa                                                       Mahasiswa dibekukan.
         bendera partai Masyumi,” ujar                                                 Lalu  muncullah nama
         Nizar mengenang massa                                                         Normalisasi Kehidupan
         kecilnya.                                                                     Kampus (NKK) di tahun
            Berbagai peristiwa dan                                                     1978.
         pengenalan secara dini dunia                                                     Selanjutnya saat usai
         politik itu terekam secara baik                                               menjalani      masa
         dalam pikiran seorang Nizar                                                   tahanannya      dan
         Dahlan. Karenanya sangat wajar                                                dibebaskan, Nizar malah
         pula apabila Nizar Dahlan                                                     tidak tertarik sama sekali
         merasa terpangggil terjun di  Nizar Dahlan sewaktu bekerja di pemboran minyak di Sumatera  terjun dalam politik
         arena politik, karena keluarga  Selatan. (foto: dok. pribadi)                 praktis. “Saat itu saya
         besarnya adalah para aktivis                                                  melihat   konstalasi
         Masyumi. “Saya ingin melanjutkan  Nah munculnya sajak itu karena diilhami  politiknya seperti itu di mana kekuasaan
         perjuangan orang-orang tua yang sangat  oleh perjuangan KH Nur Ali. Jadi komplit  Soeharto begitu dominan sementara
         saya kagumi, terutama K.H. Ihsa   sudah kalau dilihat dari sisi pejuangnya,”  partai hanya sebagai pelengkap suatu
         Anshari, tokoh Masyumi yang masih  kata pria kelahiran Bengkulu 24 Februari  negara agar bisa dikatakan demokratis.
         keluarga dekat saya,” Nizar menuturkan..  1953 itu.                Saya waktu itu kan   menentang pak


                                                                             PARLEMENTARIA TH. XXXIX NO. 68  49
   44   45   46   47   48   49   50   51   52   53   54