Page 53 - MAJALAH 68
P. 53

PROFIL


         caleg PBB. Penempatan di nomor urut  mahasiswi IAIN itu membesuk rekan-  bermodalkan sejumlah uang hasil
         “peci” di PBB tentunya didasarkan  rekannya aktivis mahasiswa IAIN yang  sumbangan pernikahan dari sanak
         pada sejumlah tolok ukur seperti  turut ditahan bersama Nizar di penjara  kerabat, pasangan baru itu mencoba
         aktivitas di parlemen, komitmen   Guntur.                          mencari rumah sederhana yang layak
         moralitas, etika, hingga aktivitas di partai,  Getar asmara semakin menggelora  untuk mereka tinggali. “Waktu nikah
         yang keseluruhannya mempunyai nilai.  tatkala Nizar akhirnya mengetahui  itu banyak juga yang nyumbang  dan
            Kecintaannya terhadap faham    bahwa Noorjannah itu juga seorang  dapat duit Rp60 ribu waktu itu. Saya
         Masyumi memang tidak diragukan.   aktivis pergerakkan dan ada kesamaan  ingat betul. Rp 30 ribu kita gunakan
         Bahkan ia tak bergeming ketika ditawari  dalam silsilah keluarga besar mereka,  untuk bayar panjer rumah dan sisanya
         untuk pindah partai. “Selain itu, agak  yakni berlatarkan Masyumi dan sama-  30 ribu lagi beli perabotan rumah
         berat juga saya meninggalkan PBB,  sama berjuang membentuk front anti  tangga, seperti gelas, piring,  kompor,”
         karena saya sebagai pendiri,” cetus  komunis. Karenanya setelah terbebas  ujar ayah dari Qorrie Aina Nizar (21)
         Nizar.                            dari masa hukumannya, hubungan yang  sambil tergelak lagi.
            Pengakuan atas kapasitas dan   terjalin di antara keduanya semakin erat  Kondisi awal berumah tangga
         kapabilitas itulah yang membuat   hingga akhirnya mereka bersepakat  sangat seadanya. Selembar kasur yang
         seorang Nizar Dahlan merasa cukup  melanjutkan ke jenjang perkawinan.  ada pun hanya dilapisi sarung lantaran
         berfungsi. Berangkat dari niat ingin  “Nah pas saya tahu kayak gitu (latar  tidak punya seprei untuk menutupinya.
         melanjutkan garis perjuangan yang  belakang keluarga yang sama), saya  Demikian sempitnya sepetak rumah
                                                                            yang didiami itu, maka ketika mau
                                                                            masuk rumah tamu-tamu yang masuk
                                                                            harus buka sandal atau sepatunya dan
                                                                            langsung duduk seperti di mushola.
                                                                            Walau keadaan rumah tangganya
                                                                            sederhana dan apa adanya, namun
                                                                            Nizar bersama sang istri merasa bahagia
                                                                            hidup bersama.
                                                                               Hidup pas-pasan itu tampaknya
                                                                            mulai ada tanda-tanda segera berakhir
                                                                            setelah sepekan usai menikah,
                                                                            kemudian Nizar ditunjuk sebagai
                                                                            pimpinan salah satu proyek di Badan
                                                                            Tenaga Atom Nasional (Batan), yakni
                                                                            proyek uranium di Sumatera Barat.
                                                                               “ Kebetulan yang ngetes saya di
                                                                            Batan itu juga seorang aktivis  dari ITB.
                                                                            Jadi ketika mewawancarai saya, dia
                                                                            mengenal saya dan saya langsung
         Nizar Dahlan bersama istri dan putri tercinta.
                                                                            dinyatakan diterima,” katanya dengan
                                                                            senyum simpul terhias dibibirnya.
         telah didesign Masyumi, sedikit demi  memperkenalkan diri (ke keluarga  Sebagai pimpro, tentunya kucuran
         sedikit perbaikan itu mulai dilakukan,  Noorjannah) waktu itu adalah hari  uang semakin deras mengalir ke kocek
         meskipun semua itu belum          Kamis, dan besoknya hari Jumat saya  Nizar. Ada uang lapangan, oprasional,
         menunjukkan hasil yang maksimal.  langsung disuruh menikah. Jadi   representasi, dan lain sebagainya.
         Salah satu tugas berat yang menanti di  memang tidak punya persiapan sama  Dengan modal yang bertambah sedikit
         depan mata adalah menyiapkan      sekali. Bisa dibayangkan itu,” ujarnya  demi sedikit itu, keluarga Nizar mulai
         sebanyak mungkin kader dan        seraya tergelak.                 membeli sejumlah perabotan rumah
         konstituen demi membangun kejayaan   “Jadi saya punya sejarah tersendiri  tangganya. Nizar sangat bersyukur dan
         Masyumi. Di masa lalu Masyumi     sama isteri saya, kenal di penjara dan  menikmati rezeki halal yang datang
         adalah partai besar yang mendominasi  ternyata keluarganya juga aktivis, punya  tanpa diduga-duga itu.
         hampir di semua daerah.           pesanteren di bekasi. Hari ini      Karier di Batan ternyata tidak
                                           berkenalan dan besoknya sudah    berlangsung lama karena beberapa
         Romantisme Berkeluarga            dinikahkan,” katanya.            waktu kemudian Nizar dipecat oleh
            Perkenalan Nizar dengan sang isteri  Seusai dinikahkan, sang istri yang  Sudharmono yang kala itu menjabat
         berawal saat ia masih dalam tahanan  masih menyandang status mahasiswi  sebagai Mensesneg. Kariernya yang
         penjara di Guntur. Awalnya,       dan tinggal di asrama putri IAIN itu  meroket pesat ternyata memicu iri dari
         Noorjannah Shomad yang juga seorang  harus keluar dari asramanya. Dengan  sejumlah orang yang juga bekerja di


                                                                             PARLEMENTARIA TH. XXXIX NO. 68  53
   48   49   50   51   52   53   54   55   56   57   58