Page 61 - MAJALAH 68
P. 61

LEGISLASI

         RUU TIPIKOR,



         Pilar Perjuangan Berantas Korupsi




         Tindak Pidana Korupsi yang terjadi di Indonesia                    membahas Rancangan Undang-Undang
         merupakan permasalahan yang sangat serius untuk segera             (RUU) tentang Pengadilan Tindak Pidana
         diselesaikan, karena korupsi sudah merebak disegala                Korupsi, pembahasan ini dilakukan terkait
                                                                            atas keputusan oleh Mahkamah Konstitusi
         bidang dan sektor kehidupan masyarakat secara meluas,
                                                                            mengenai keberadaan Pengadilan Tipikor
         sistematis, dan terorganisir.                                      yang dibentuk berdasarkan ketentuan Pasal
                                                                            53 UU No. 30 Tahun 2002 tentang Komisi
                   orupsi sudah merupakan  Bangsa Menentang Korupsi (Union Nations  Pemberantasan Korupsi, yang dinyatakan
                   pelanggaran  terhadap   Convention Againts Corruption, UNCAC  bertentangan bertentangan dengan UUD
                   hak-hak sosial dan hak-  2003).                          1945.
         Khak ekonomi masyarakat,             Sederet data dan fakta berikut   Dalam salah satu pertimbangannya,
         dimana korupsi telah menjadi penyebab  memperjelas dan mempertegas UU tersebut,  MK menyatakan bahwa pengadilan Tipikor
         timbulnya krisis ekonomi, merusak sistem  sejak Soemintro Djojohadikusumo  yang telah terbentuk tahun 2002 tersebut
         hukum dan menghambat jalannya     menyebutkan bahwa telah terjadi kebocoran  menimbulkan dualisme sistem peradilan
         pemerintahan yang bersih, berwibawa dan  dana pembangunan antara tahun 1989  dalam menangani perkara tindak pidana
         demokratis.                       hingga 1993 sebesar 30 persen, kebocoran  korupsi, yaitu pada Pengadilan Tipikor
            Dengan kata lain, korupsi sudah  tersebut terus berlangsung hingga kini.  penuntutannya dilakukan oleh KPK dan
         menggoyahkan sendi-sendi kehidupan   Berdasarkan data Badan Pemeriksa  pada Pengadilan Negeri penuntutannya
         berbangsa dan bernegara. Oleh karena itu,  Keuangan (BPK) telah melansir bahwa  dilakukan oleh kejaksaan.
         korupsi tidak lagi dapat digolongkan sebagai  kebocoran anggaran pada semester I Tahun  Dualisme ini dinilai MK bertentangan
         kejahatan biasa, tetapi sudah merupakan  Anggaran 2006 atas Pengelolaan Keuangan  dengan prinsip konstitusi yang menjamin
         kejahatan luar biasa (extra ordinary crime).  negara pada APBN, APBD, BUMN/  setiap orang mendapat perlakuan yang sama
            Kondisi demikian diakui dan dinyatakan  BUMD,BI dan Lembaga Penjamin  di hadapan hukum, juga telah menimbulkan
         dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun  Sementara (LPS) menunjukan tingkat  ketidakpastian hukum serta merugikan hak
         2004 tentang Perubahan atas Undang-  kebocoran uang negara sangat tinggi yakni  konstitusional tersangka.
         Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang  kebocoran uang negara sebanya 3,799 kasus  Putusan MK tersebut pada dasarnya
         Pemberantasan Tidak Pidana Korupsi.  dengan nilai Rp. 78,90 triliun ditambah  sejalan dengan UU No.4 Tahun 2004
            Merebaknya korupsi dan dampak yang  US$27,73 juta.              tentang Kekuasaan Kehakiman menentukan
         ditimbulkan tercermin pula dalam     Sementara, berdasarkan catatan dan  bahwa pengadilan khusus hanya dapat
         pembukaan Konvensi Perserikatan Bangsa-  analisa Indonesia Corruption Watch (ICW)  dibentuk dalam salah satu lingkungan
                                           tentang trend korupsi di Indonesia tahun  peradilan umum yang dibentuk dengan UU
                                           2004-2006, dari 153 kasus yang terungkap  sendiri.
                                           pada tahun 2004 dan 125 kasus tahun 2005,  Pengadilan Tipikor yang akan dibentuk
                                           serta 166 kasus di tahun 2006 terjadi  merupakan pengadilan khusus yang berada
                                           peningkatan kerugian negara yang cukup  dalam lingkungan peradilan umum dan
                                           besar yakni mencapai Rp. 14,4 triliun.  pengadilan satu-satunya yang memiliki
                                              Berdasarkan data tersebut diatas dan  kewenangan mengadili perkara Tipikor
                                           survei yang dilakukan berbagai kalangan  dimana penuntutannya dilakukan oleh
                                           menempatkan Indonesia ke dalam urutan  penuntut umum dan penuntut umum pada
                                           negara paling korup di dunia.    Komisi Pemberantasan Korupsi.
                                              Atas  dasar itulah maka kebutuhan  Berdasarkan uraian tersebut diatas, menurut
                                            pengadilan tindak pidana korupsi tidak bisa  anggota Pansus Pengadilan Tipikor dari
                                                   dilepaskan dari cerita panjang  Fraksi PDIP Wila Chandrawila di Jakarta
                                                     kegagalan berbagai upaya  mengatakan ada dua alternatif, pertama,
                                                      pemberantasan korupsi  dirinya menyetujui Pengadilan Tipikor masuk
                                                       yang telah dilakukan.  kedalam peradilan umum, namun
                                                                Saat ini    menurutnya, yang harus diperhatikan bahwa
                                                           DPR bersama      meskipun berada dalam peradilan umum,
         Anggota Pansus Pengadilan Tipikor dari
         Fraksi PDIP Wila Chandrawila                        Pemerintah     pengadilan Tipikor tetap merupakan
                                                               tengah       pengadilan khusus yang berada di peradilan

                                                                             PARLEMENTARIA TH. XXXIX NO. 68  61
   56   57   58   59   60   61   62   63   64   65   66