Page 9 - MAJALAH 84
P. 9

al tersebut dapat terlihat dari
                  hasil  peringkat  pemerintah
            Hdaerah  yang  dirilis  oleh  Ke-
            menterian  Dalam  Negeri  pada  awal
            tahun  ini,  Didalam  laporannya,  Ke-
            menterian Dalam Negeri menyatakan
            belum  ada  satupun  daerah  otonomi
            yang  menduduki  peringkat  sangat
            tinggi  dalam  evaluasi  kinerja  pe-
            nyelenggaraan  pemerintahan  dae-
            rah. Dari 33 provinsi, hanya ada tiga
            provinsi  yang  menempati  peringkat
            tinggi,  yaitu  Jawa  Tengah,  Sumatera
            Utara,  dan  Sulawesi  Selatan.  Semen-
            tara terdapat tujuh provinsi menem-
            pati urutan rendah.
                Daerah yang tiga tahun berturut-
            turut berpredikat rendah, akan segera
            menjalani evaluasi kinerja penyeleng-
            garaan  otonomi  daerah.    Jika  dae-
            rah itu masih dinilai rendah, Menteri
            Dalam Negeri akan menyerahkan na-
            sib daerah itu kepada dewan pertim-
            bangan otonomi daerah. Dewan per-
            timbangan  bisa  memutuskan  daerah
            itu digabung atau dihapuskan.
                Kendala  yang  sering  dihadapi
            saat  ini,  yaitu  kesulitannya  pemerin-
            tah  daerah   mendekatkan pelayanan   perkotaan.  Bahkan,  di  sejumlah  dae-  bentukan  otonom  baru  sebaiknya
            publik  pada  masyarakat.  Akibatnya,   rah, pola penjaringan pejabat daerah   dikonsentrasikan kepada wilayah yang
            kesejahteraan  masyarakat  pun  sulit   masih  didasarkan  pada  kekerabatan   tidak terjangkau wilayah ibukota atau
            ditingkatkan.  Bahkan  hasil  rilis  Ke-  dengan  kepala  daerah.  Reformasi   provinsi itu banyak terjadi di wilayah
            menterian  Dalam  Negeri  membuk-  birokrasi  masih  belum  menyentuh   perbatasan dan rawan akan ancaman
            tikan, bahwa hampir separuh daerah   pemerintah  daerah,    dimana  saat   konflik dari luar,”paparna
            otonom  pemekaran  masih  memper-  ini,  kapasitas  sumber  daya  manusia   Persoalan  otonomi  daerah  juga
            hatinkan.                         di  daerah  menjadi  salah  satu  syarat   terkait  dengan  proses  pelaksanaan
                Kendala  lainnya  seringkali  me-  pembentukan daerah otonom.    Pemilukada  yang  belum    mampu
            ngenai  kapasitas  maupun  SDM  bi-   Sementara menurut Rahardi Za-  memberikan   kesejahteraan   bagi
            rokrasi yang masih kurang dan tidak   karia  dari  PDIP,  filosofinya  daerah   masyarakat  daerah  tersebut.  Pemilu-
            merata.  Bahkan  kebanyakan  daerah   otonom  harus  focus  kepada  pela-  kada sejatinya merupakan implemen-
            yang  memiliki  kapasitas  lebih  baik   yanan  public  atau  mensejahterakan   tasi amanat Undang-Undang Nomor
            berada di  daerah perkotaan. Terlihat   masyarakat. Kalau diteliti Indeks Pem-  32 Tahun 2004 tentang Otonomi daer-
            di sejumlah daerah, pola penjaringan   bangunan  Manusia  (IPM)  pertama   ah yang seharusnya dapat membawa
            pejabat daerah masih didasarkan pada   ukurannya daya beli, pendidikan, kese-  perubahan di tengah masyarakat.
            kekerabatan  dengan  kepala  daerah   hatan, tata ruang. “Itu bisa digunakan   “Konsep  pemilukada  langsung
            tersebut misalnya saja jabatan seperti   sebagai cros check, factor tadi apabila   yang  mengedepankan  suara  rakyat
            Kepala Dinas terkait seringkali meru-  tidak bisa diraih atau mencapai target   sudah  betul  dan  jangan  diputar  ba-
            pakan tim sukses dari Kepala daerah   daerah itu dikatakan gagal,”paparnya.  likkan,  dalam  teori  politik  rakyat  se-
            tersebut sebagai balas jasa dukungan   Pihak pemerintah dan DPR harus   harusnya  telah  mendapatkan  yang
            terhadap dirinya.                 melakukan  cros  check,  moratorium   terbaik, adil dan sejahtera. Namun ke-
                Saat  ini  kapasitas  birokrasi  di   memang tidak ada dalam UU,  artinya   nyataan tidak seperti itu,”kata Basuki
            daerah masih kurang dan tak merata.   daerah  bisa  saja  mengajukan  dae-  Tjahaja Purnama baru-baru ini.
            Kebanyakan  pejabat  yang  memiliki   rahnya  untuk  dimekarkan  sepanjang   Bahkan  kalau  kita  evaluasi,
            kompetensi  tinggi  berada  di  daerah   sesuai dengan UU. “Kritik saya pem-  terang  Basuki,  yang  dipilih  ternyata



                                                                              | PARLEMENTARIA  |  Edisi 84 TH. XLII, 2011 | 9
   4   5   6   7   8   9   10   11   12   13   14