Page 12 - MAJALAH 84
P. 12

LAPORAN  UTAMA





            mun proses demokrasi harus mampu
            menciptakan cross check yang harus
            diikuti  penegakan  hukum  yang  kuat
            bukan  bicara  minoritas  dan  mayori-
            tas kalau ada bicara demokrasi harus
            melihat kepada konstitusi karena kita
            ada MK.
                Otonomi  daerah  saat  ini  masih
            setengah dijalankan oleh pemerintah,
            dimana sebesar 67 persen dana dekon
            masih dipegang kementerian, 1 desa
            dikeroyok 18 kementerian.  Yang pa-
            ling mengerti tentang Indonesia ada-
            lah  kepala  desa  atau  Bupati  dimana
            seharusnya  dana  dekon  itu  diserah-
            kan  kepada  daerah  tingkat  II  apabil
            ada yang bilang korupsi akan pindah
            ke tingkat II, maka pemerintah harus
            segera  memberlakukan  pembuktian
            terbalik, Bupati yang kaya raya segera   dan pembuktian terbalik.    tidak percaya apapun tinggal tunggu
            ditangkap, di check punya rumah di-   Karena itu kita harus perbaiki UU   ditaktor  jika  tidak  kuat  maka  akan
            mana saja. Hal tersebut apabila terus   tentang Desa juga, masih banyak yang   muncul  diktator  kecil.  Pemilukada
            dibiarin maka di Indonesia akan ber-  ingin jadi Kades digaji pas-pasan. Jika   bisa dikatakan gagal jika memperkaya
            laku prinsip “kamu korupsi porsi kamu   tidak ini akan jadi vakum dan pecah   segelintir  golongan  karena  itu  perlu
            saya  korupsi  porsi  saya”.  Demokrasi   negara  ini.  Rakyat  sekarang  sudah   ada pembuktian terbalik.*(si, iw. as)
            rusak  karena  kita  tidak  menegakan
            hukum  tetapi  kita  memanipulasi  UU
            yang membahayakan kita.

                  Apakah  sulit  memberlakukan
            pembuktian  terbalik  sementara
            sebagian  besar  masyarakat  belum
            siap kearah situ ?
                Apa  susahnya  kita  menerap-
            kan  pembuktian  terbalik,  sementara
            dengan  diterapkannya  hukum  mati
            koruptor,  membuat  jaksa  dan  polisi
            tambah  kaya,mereka  akan  memeras
            para  tersangka  korupsi.  Contoh  re-
            kening  gendut  polisi,  semua  orang
            pasti  bilang  polisi  kaya-kaya,  namun
            sulit  membuktikannya,  sementara
            PNS semua banyak honornya seperti
            Sekda  saja  bisa  memperoleh  peng-
            hasilan sebesar Rp. 30 juta.
                Kalau  mau  jujur sekda apabila
            ingin  mendapat  honor  yah  silakan
            saja.  Karena  memang  bias  dikenai
            pajak  PPH,  kalau  memiliki  kekayaan
            yang  wajar  segera  ditangkap.  Solusi
            atas  demokrasi  harus  diikuti  pene-
            gakan  hukum,  UU  yang  mengikuti
            sebuah UU Otda yaitu tadi konflik ke-
            pentingan penguasa dan pengusaha,





                                                                                                                                                                                                                                         13
            12                                                                                                                                                                                          | PARLEMENTARIA  |  Edisi 84 TH. XLII, 2011 | 13
                                                                                                                                                                                                                  ARIA |
                                                                                                                                                                                                                             TH. XLII, 201 |
                                                                                                                                                                                                        |
            12 | PARLEMENTARIA |  Edisi 84 TH. XLII, 2011 || PARLEMENTARIA |  Edisi 84 TH. XLII, 2011 |
                                                                                                                                                                                                                                       1

                                                                                                                                                                                                                       Edisi 84
                                                                                                                                                                                                        P
                                                                                                                                                                                                         ARLEMENT
   7   8   9   10   11   12   13   14   15   16   17