Page 13 - MAJALAH 84
P. 13

Otda Seringkali Tidak Diikuti




            Kewenangan Anggaran







                                              yang sekarang dijalankan itu otonomi   tan PNS pasti menjadi beban daerah,
                                              setengah hati. Kenapa otonomi sete-  kecuali  yang  dilingkungan  kemente-
                                              ngah hati? Karena sesungguhnya pe-  rian agama, itu menjadi beban pusat.
                                              limpahan kewenangan kepada daerah   Kalau yang kementerian diknas (PNS
                                              yang sekarang dilakukan itu tidak di-  guru)  itu  semuanya  menjadi  beban
                                              ikuti oleh pelimpahan anggaran. Ang-  daerah dan itu ada di dalam DAU. Se-
                                              garan kita di dalam APBN itu terbagi   mentara komponen DAU-nya sendiri
                                              fifty-fifty untuk urusan pusat dan uru-  formulasinya tidak ubah untuk ditam-
                                              san daerah (belanja pusat dan belanja   bah  sehingga  mereka  mendapatkan
                                              daerah).                           posisi yang layak.
                                                  Sementara berdasarkan Undang-      Sekarang  ini  hanya  sekitar  100
                                              Undang  tentang  Otonomi  Daerah   kabupaten  saja  yang  mampu  men-
                                              yang  menjadi  kewenangan  pusat   yelenggarakan  pemerintahan  untuk
                                              sebenarnya tinggal  lima urusan  (luar   menjalankan  pembangunan  dengan
                                              negeri,  pertahanan  dan  keamanan,   layak  yaitu  kabupaten-kabupaten
            Rommyhurmuzy (F-PPP)              hokum  dan  HAM,  keuangan  dan    yang  merupakan  penghasil  Migas
                                                                                 dan Tambang, selain itu rata-rata ka-
                                              agama). Di luar lima persoalan itu se-
            Penyelenggaraan                   muanya sudah merupakan kewenan-    bupaten  berada  dalam  posisi  defisit
            Otonomi daerah                    gan  daerah,  tetapi  anggaran  yang   atau pas-pasan. kemudian 87% sam-
            ternyata tidak sepenuh-           sekarang  dibelanjakan    oleh  peme-  pai dengan 95% dari anggarannya itu
            nya dapat meningkat-              rintah  dari  APBN,  belanja  pusat  dan   habis  untuk  pembiayaan  rutin  pen-
                                              belanja  daerah  itu  relative  seimbang
                                                                                 yelenggaraan pemerintahan.
            kan kesejahteraan bagi            malahan  sedikit  lebih  besar  belanja   Anggaran  untuk  belanja  pem-
            masyarakat daerah,                pusat.                             bangunan itu hanya antara 5% sam-
            seringkali perhatian                  Memang  menjadi  konsen  kita   pai  13%.  Ini  sangat  menyedihkan
            terhadap masyarakat               khususnya  PPP,  bagaimana  melaku-  akhirnya  tidak  ada  pembangunan  di
            terabaikan dan                    kan penguatan otonomi daerah. Arti-  daerah.    Sementara    ketika  mereka
            terpinggirkan.                    nya bukan hanya sekadar pemberian   ingin melakukan tambahan anggaran,
                                              kewenangan tapi juga dalam pening-  mereka harus melakukan pendekatan
                eharusnya  peran  pemerintah   katan porsi anggaran, tentu setiap pe-  kepada  pemerintah  pusat  yang  saya
                pusat  hanya  terbatas  5  perso-  limpahan kewenangan kepada daerah   melihat baik kepada pemerintah pusat
            Salan diantaranya, permasalahan   harus  diikuti  politik  anggarannya.   maupun  kepada DPR  RI  basisnya  itu
            luar  negeri,  pertahanan  dan  keama-  Contoh, berapa kabupaten kondisinya   tidak ada formulasinya. Ini yang saya
            nan, hukum dan HAM, keuangan dan   sekarang ini defisit. Di Dapil saya mi-  kira  kedepan  kurangilah  interaksi-in-
            agama apabila diluar tersebut meru-  salnya Kebumen itu saat bupati per-  teraksi  dalam  rangka  lobby  yang  di-
            pakan kewenangan daerah.          tama kali menjabat yang baru ini yang   lakukan oleh kepala daerah agar me-
                Berikut  hasil  wawancara  dan   kebetulan  dari  PPP,  dia  mengatakan   reka itu tidak disibukan dengan lobby
            pendapat  Rommyhurmuzy  (F-PPP)   “defisit Rp 80 miliar.”            tetapi disibukan dengan upaya pem-
            mengenai  evaluasi  Pemilukada  dan   Karena  memang  ada  perintah   bangunan yang sesungguhnya.
            persoalannya.                     pusat  kepada  daerah  untuk  melaku-  Hal  itu  menjadi  point  paling
                                              kan  pengangkatan  Pamong,  kemu-  penting  daripada  otonomi  itu,  Ka-
            Bagaimana Bapak melihat evalu-    dian  dari  pusat  memerintahkan  gu-  lau  memang  kemudian  pemerintah
            asi otonomi daerah yang telah     ru-guru  honorer  dengan  klasifikasi   pusat  sendiri  memandang  sebagai
            dilaksanakan selama 8 tahun ini?  tertentu diangkat. Hal ini semua men-  wujud  Negara  kesatuan  kita  masih
                Kita  melihat  otonomi  daerah   jadi beban daerah. Setiap pengangka-  tetap harus memiliki kendali terhadap



  12                                                                          | PARLEMENTARIA  |  Edisi 84 TH. XLII, 2011 | 13
                                                                                                               13


                                                                                        ARIA |
                                                                                                   TH. XLII, 201 |
                                                                              |
  12 | PARLEMENTARIA |  Edisi 84 TH. XLII, 2011 || PARLEMENTARIA |  Edisi 84 TH. XLII, 2011 |
                                                                              P
                                                                                                             1
                                                                                             Edisi 84
                                                                               ARLEMENT
   8   9   10   11   12   13   14   15   16   17   18