Page 50 - MAJALAH 81
P. 50

sung dapat disetujui dan satu DIM di-  “Persoalan yang paling mendasar   Sebetulnya  jika  BPJS  ini  jalan,
            setujui dengan perubahan redaksional.   adalah  maunya  pemerintah  apa  kita   BUMN-BUMN  yang  ada  saat  ini  se-
            Dari  194  DIM  yang  belum  disetujui,   tidak mengerti. Karena tidak ada sub-  bagai  penyelenggara  jaminan  sosial
            sebanyak 140 DIM (67,6%) menunggu   stansi yang diajukan pemerintah. Kita   (PT. Askes, PT. Asabri, PT. Jamsostek
            persetujuan DIM nomor 11.         menunggu kesediaan pemerintah un-  dan  PT. Taspen)    tidak  akan  ada  ma-
                Dalam DIM 11 tersebut,  pemerin-  tuk mengajukan substansi tersebut se-  salah.  BPJS  ini  akan  menangani
            tah menyatakan belum dapat meneri-  cara tertulis. Jika tidak apa yang akan   jaminan-jaminan  yang  pokok  dan
            ma  materi  pengaturan  pembentukan   kita bahas,” kata Zuber.       mendasar.  Jika ada orang yang meng-
            badan  hukum  untuk  menyelengga-     Pada  awalnya  DPR  memberi    inginkan  jaminan  lebih  dianjurkan
            rakan  program  jaminan  sosial  dalam   apresiasi  kepada  pemerintah,  karena   menggunakan asuransi komersial lain.
            RUU BPJS. Menurut pemerintah RUU   DPR  menganggap pemerintah serius     Dijelaskan  Zuber  bahwa  keingi-
            BPJS  hanya  membentuk  satu  badan   dengan    mengutus  delapan  menteri.   nan    DPR  mengenai  BPJS      tertuang
            hukum  BPJS  yang  mana  tidak  seja-  Menurut  Zuber  pembahasan  RUU   dalam  RUU  tersebut,  dan  keinginan
            lan dengan Pasal 1 (1) UU SJSN yang   BPJS  sangat  menarik,  karena  meru-  pemerintah  secara formal prosedural
            menyatakan  penyelenggara  program   pakan  satu-satunya pembahasan RUU   ada didalam DIM.
            jaminan  sosial  oleh  beberapa  badan   dimana  pemerintah  mengutus  lebih   “Seperti  telah  kita  ketahui  ber-
            penyelenggara jaminan sosial.     dari lima menteri.                 sama bahwa sampai pembahasan DIM
                Dalam   pembahasan DIM 11 terse-  “Namun    dalam  perjalanannya   11 memperdebatkan apakah UU BPJS
            but ada perbedaan yang mendasar an-  DPR  tidak melihat adanya keseriusan   itu  penetapan  atau  pengaturan”,  ka-
            tara Pansus DPR dan pemerintah. Per-  dari  pemerintah.  Lebih-lebih  perjala-  tanya.
            bedaan konsep yang mendasar antara   nan  pembahasan  dalam  Rapat  Kerja   Politisi  dari  Partai  Keadilan  Se-
            Pansus  DPR  dengan  Pemerintah  an-  Pansus tanggal 9 Februari 2011 kema-  jahtera  ini  menyatakan  bahwa  selagi
            tara lain mengenai apakah RUU BPJS   rin.  Saat  loby  pun  pemerintah  tidak   pembahasan  masih  tetap  di  DIM  11,
            bersifat  penetapan  saja  atau  bersifat   hadir.  Ini  semakin  meyakinkan  kami   pembahasan  tidak akan bisa bergerak
            penetapan dan pengaturan, bagaima-  bahwa  pemerintah  tidak  serius  dan   apa-apa.  Apalagi  dalam  rapat  kerja
            na badan hukum BPJS, apakah BUMN,   sengaja melambat-lambatkan pemba-  terakhir pemerintah  mengajukan usul
            BUMN  Khusus  atau  Badan  Hukum   hasan RUU ini”, kata Zuber.       untuk melakukan revisi  UU SJSN. Hal
            Publik, dan apakah akan dibentuk satu
            BPJS (BPJS tunggal) yang menjalankan
            seluruh  program  jaminan  sosial  atau
            dibentuk beberapa BPJS (BPJS multi).
                Dari beberapa kali rapat kerja dan
            rapat  konsultasi  (lobby)  belum  dapat
            diputuskan  mengenai    perbedaan
            konsep  antara  Pansus  DPR  dengan
            Pemerintah terutama  dalam hal sifat
            RUU BPJS.
                Bahkan dalam Rapat Kerja Pansus
            RUU BPJS dengan Pemerintah terakhir
            tanggal  9  Februari  2011  pemerintah
            menyatakan  ketidaksiapannya  mem-
            bahas  RUU BPJS dan akan meminta
            fatwa dari Mahkamah Agung menge-
            nai sifat RUU BPJS.
                Wakil  Ketua  Pansus  RUU  BPJS
            Zuber  Safawi  menyatakan    prihatin
            terjadinya deadlock pembahasan RUU
            BPJS dan tidak  menduga  hal tersebut
            terjadi.  “DPR sangat menyesalkan hal
            ini,  karena  sudah  menjadi  keharusan
            bahwa  DPR  memiliki  kesiapan  mem-
            bahas UU dengan pemerintah. Tetapi
            persoalannya  kita  tidak  mengerti  ke-
            mauan pemerintah,” terangnya.
                                                                                    Wakil Ketua Pansus RUU BPJS Zubair Safawi


                                                                              | PARLEMENTARIA  |  Edisi 81 TH. XLII, 2011 |  1
   45   46   47   48   49   50   51   52   53   54   55