Page 52 - MAJALAH 81
P. 52

Selagi  DIM  seperti  itu,  maka  kita  ti-  menunggu  RUU  tandingan  selesai   karena pembahasan BPJS yang terlalu
            dak mengerti maknanya pemerintah,”   dibuat pemerintah.  Dia  yakin  Sum-  lama”, ungkapnya.
            terangnya.                        ber Daya Pemerintah  banyak, seperti      Secara resmi DPR akan mengam-
                “Dan  ketika  pemerintah  berwa-  sumber  daya  manusia  dan  sumber   bil sikap. Apakah  menunggu atau   DPR
            cana  panjang  lebar  tentang  berbagai   daya  dana.  “Sebetulnya  kalau  me-  menyatakan bahwa pemerintah belum
            hal,  silahkan  saja  dituangkan  dalam   mang RUU tandingan itu ada,  sampai-  siap.  Hal ini tergantung pada peme-
            DIM.  Pada  dasarnya  DPR    sepakat   kan saja biar tidak terjadi konflik antar   rintah.   Bola  ada di pemerintah. Na-
            membahas.  Jika    pemerintah  tidak   lembaga negara,” kata Zuber lagi.  mun menunggu ada batas-batas yang
            setuju, tidak apa-apa, kita bahas untuk   Menurutnya  jika    pemerintah   perlu ditolerir. Dalam hal ini pemerin-
            mencari  titik  temunya.  Pemerintah   mau,  pemerintah    bisa  berkonsultasi   tah yang menolak membahas.
            mungkin  mau  mengusulkan  BUMN   atau  menjadikan    tim  pembuat SJSN   DPR    berharap  pemerintah  me-
            khusus, sedangkan kita hal yang ber-  dulu  menjadi  timnya  pemerintah.   ngambil  langkah    cepat.  Jika  peme-
            beda, tidak apa-apa, ajukan saja dulu.”   Tapi  jika  itu    tidak    dilakukan  seperti   rintahan    akan  meminta  fatwa  MA,
            tambahnya.                        menjadi unhistory, seolah-olah benda   segera dilakukan. Sehingga jika kepu-
                Pansus DPR menginginkan semua   asing.  “Sehingga    kalau  pemerintah   tusan MA turun, sudah ada kejelasan.
            usulan    pemerintah  diajukan  secara     tidak  siap,  itu  memang  benar.  Wa-  Pada prinsipnya DPR punya kesiapan
            tertulis  dalam bentuk DIM, yang mana   cana-wacana  dari  pemerintah  tidak   seratus  persen  untuk  mendengar-
            nantinya akan dibahas dalam pansus.     sampai pada kemampuan pada pem-  kan  apa  keinginan  pemerintah.  DPR
            “Namun  jika  keinginan  pemerintah   buatan  DIM.  Kita  membahas  sesuatu   menginginkan    pembahasan  RUU  ini
            tidak  tertuang  dalam  DIM,  apa  yang   yang  resmi  dan  tertulis,”  papar  ayah   selesai sebelum masa persidangan ini
            akan dibahas pansus,” terangnya.   dari enam orang anak ini.         berakhir.
                “Pembahasan  RUU  BPJS    akan    Dinformasikan Zuber bahwa DPR      Pada prinsipnya Pansus DPR siap
            lebih enak jika tidak tertutup dengan   ingin  pemerintah segera berkoordina-  membahas. Jika  nantinya  ada  perbe-
            masalah pengaturan. Disini tidak ada   si dalam waktu yang tidak terlalu lama,   daan yang ekstrim  antara pemerintah
            artinya  diskusi  BPJS  kalau  tidak  ada   karena DPR  terikat dengan tata tertib.   dan DPR, DPR siap membahas untuk
            pengaturan dalam RUU BPJS, lalu BPJS   “Kami    tidak  bisa  menahan  gejolak   mencari solusinya.  Tetapi jika peme-
            akan mengatur apa? Itu yang menjadi   masyarakat yang sudah sangat meng-  rintah  tidak siap, pemerintah diminta
            persoalan,” tambahnya.            inginkan BPJS. Demo buruh mengenai   untuk  membuat  surat kepada Pimpi-
                Zuber  menduga  pemerintah  be-  BPJS  sudah  sering  terjadi.  Padahal   nan DPR untuk menunda pembahasan.
            lum siap dan sengaja mengulur waktu.   ada isu penting tentang ketenagaker-  (SC) foto: sc/doc parle
            Hal  itu  dilakukan  pemerintah  sambil   jaan yang perlu dibahas. Tapi tertahan










































                                                                              | PARLEMENTARIA  |  Edisi 81 TH. XLII, 2011 |
     | PARLEMENTARIA |  Edisi 81 TH. XLII, 2011 || PARLEMENTARIA |  Edisi 81 TH. XLII, 2011 |
                                                                                                   TH. XLII, 201 |
                                                                                        ARIA |
                                                                              |
                                                                                             Edisi 81
                                                                                                             1
                                                                               ARLEMENT
                                                                              P
   47   48   49   50   51   52   53   54   55   56   57